Antarajabar.com - Kerajinan gerabah yang berada di desa Sitiwinagun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, masih terkendala regenerasi padahal pada masa jayanya desa tersebut menjadi salah satu sentra kerajinan gerabah.
"Kami masih kekurang regenerasi dan sekarang hanya ada 31 orang yang menekuni gerabah Sitiwinangun," kata Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon, Pangeran Raja Arief Natadiningrat, di Cirebon, Kamis.
Kerajinan gerabah yang berada di desa Sitiwinagun Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon pada masa kejayaannya memiliki perajin sampai 1.000 dan lambat laun kerajinan itu mulai ditinggalkan.
Pada masanya kerajinan gerabah tersebut juga mencapai nasional dan meskipun sekarang juga masih sama, namun sangat ada perbedaan yang mencolok.
Selain regenerasi, menurut Sultan juga butuh sentuhan model atau desain, agar bisa bersaing dengan pasar gerabah lain.
Untuk itu pihaknya telah melakukan kerjasma dan membina, agar mereka para perajin mau untuk meningkatkan kualitas dan desain produknya.
"Kami sedang membina dan untuk itu desain juga harus diperbaharui, tidak seperti dahulu," ujar Sultan.
Sementara itu salah satu pembina dan penggerak ibu Nino, mengatakan pihaknya telah memberikan pembinaan pada 20 pemuda untuk bisa menjaga warisan leluhur berupa kerajinan gerabah.
"Sudah ada pembinaan untuk 20 pemuda, agar bisa melestarikan warisan kerajinan gerabah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
"Kami masih kekurang regenerasi dan sekarang hanya ada 31 orang yang menekuni gerabah Sitiwinangun," kata Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon, Pangeran Raja Arief Natadiningrat, di Cirebon, Kamis.
Kerajinan gerabah yang berada di desa Sitiwinagun Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon pada masa kejayaannya memiliki perajin sampai 1.000 dan lambat laun kerajinan itu mulai ditinggalkan.
Pada masanya kerajinan gerabah tersebut juga mencapai nasional dan meskipun sekarang juga masih sama, namun sangat ada perbedaan yang mencolok.
Selain regenerasi, menurut Sultan juga butuh sentuhan model atau desain, agar bisa bersaing dengan pasar gerabah lain.
Untuk itu pihaknya telah melakukan kerjasma dan membina, agar mereka para perajin mau untuk meningkatkan kualitas dan desain produknya.
"Kami sedang membina dan untuk itu desain juga harus diperbaharui, tidak seperti dahulu," ujar Sultan.
Sementara itu salah satu pembina dan penggerak ibu Nino, mengatakan pihaknya telah memberikan pembinaan pada 20 pemuda untuk bisa menjaga warisan leluhur berupa kerajinan gerabah.
"Sudah ada pembinaan untuk 20 pemuda, agar bisa melestarikan warisan kerajinan gerabah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016