Antarajabar.com - Wali Kota Cirebon, Jawa Barat, menginginkan titik temu atasi permasalahan debu yang disebabkan   bongkar muat batu bara di Pelabuhan Cirebon, agar tidak mengorbankan salah satu pihak.

"Sekarang ini kami adakan pertemuan untuk membahas dan mencari titik temu tentang permasalahan pencemaran debu batu bara dan pertemuan bukan bertujuan pro aktivitas bongkar muat batu bara dibuka atau ditutup," kata Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis di Cirebon, Senin.

Ia menuturkan, pertemuan yang digagas pemerintah Kota dan pihak terkait, merupakan salah satu upaya memecahkan masalah yang sudah berlarut.

Pertemuan tersebut membahas dan mencari kemaslahatan untuk masyarakat Cirebon khususnya dan juga masyarakat yang bergantung hidup dengan adanya aktivitas bongkar muat batu bara.

"Kami adakan pertemuan untuk mencari solusi terbaik, agar masyarakat Cirebon terjaga kesehatannya dengan tidak menghirup debu batu bara dan juga memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat yang bergantung pada batu bara," tuturnya.

Menurut dia, permasalahan batu bara di Cirebon memang harus memikirkan kepentingan semua, dimana sebagian masyarakat ingin hidup sehat dengan tidak ada aktivitas bongkar muat batu bara.

Ada juga masyarakat yang bergantung pada batu bara, dimana industri yang ada di Jabar khususnya Bandung 70 persen menggunakan batu bara yang diangkut dari Pelabuhan Cirebon dan untuk itu, pihaknya sedang mencari solusi terbaik.

"Banyak kepentingan yang ada atas aktivitas bongkar muat batu bara, ada yang setuju ditutp juga ada yang tidak setuju, itu sudah biasa dan sekarang ini mencari kemaslahatan bersama," ujarnya.

Penutupan sementara yang aktivitas bongkar muat batu bara yang dilakukan pihak Syakhbandar (KSOP) merupakan langkah mencari titik temu semua pihak yang ada untuk duduk dan musyawarah. 



 

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016