Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat, menerapkan status darurat bencana alam selama satu pekan ke depan, seiring bencana yang terjadi di 11 kecamatan seperti banjir, longsor, dan pergerakan tanah, dalam satu hari dampak curah hujan deras.
Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur Rabu, mengatakan dengan banyaknya bencana yang terjadi dalam kurun waktu satu hari akibat curah hujan yang tinggi, terutama di wilayah selatan Cianjur, dinilai sudah masuk dalam status darurat bencana.
Baca juga: Masyarakat hindari sementara perjalanan ke wilayah selatan Cianjur
"Kalau dari penilaian tentu sudah masuk dalam darurat bencana seperti banjir, longsor, dan pergerakan tanah, yang terjadi dalam satu hari di belasan kecamatan. Untuk surat dan penetapan resminya sudah dibuat BPBD," katanya.
Curah hujan dengan intensitas tinggi di Cianjur diprediksi akan terjadi hingga beberapa hari ke depan. Karena itu pihaknya meminta masyarakat di seluruh wilayah meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan serta segera mengungsi ketika melihat tanda alam akan terjadi bencana.
Bahkan pihaknya sudah meminta aparat desa dan kecamatan di Cianjur menyiapkan lokasi pengungsian sebagai upaya antisipasi bencana alam meluas serta melakukan penanganan cepat ketika terjadi bencana, termasuk melakukan evakuasi warga.
"Kami minta utamakan keselamatan jiwa, segera mengungsikan atau mengevakuasi warga ketika curah hujan tinggi, bantuan logistik untuk warga selama mengungsi sudah di kirim ke sejumlah kecamatan terdampak," katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Cianjur Asep Kusmana Wijaya mengatakan akibat curah hujan tinggi yang terjadi sejak Selasa (3/12) hingga Rabu (4/12) menyebabkan 11 kecamatan di wilayah selatan Cianjur dikepung bencana alam seperti banjir, longsor, dan pergerakan tanah, yang terjadi di 27 titik.
"Laporan sementara yang masuk hingga Rabu pukul 15.00 WIB tercatat ada 4 titik bencana longsor, 6 titik bencana banjir, dan 17 titik bencana pergerakan tanah terjadi di Cianjur terutama di wilayah selatan," katanya.
Sebagian besar laporan pergerakan tanah yang menyebabkan puluhan rumah rusak, jalan terputus, hingga retakan di kawasan pemukiman warga, dari 27 titik bencana paling banyak terjadi Kecamatan Tanggeung dengan 8 titik bencana, disusul Kecamatan Agrabinta dengan 5 titik.
"Di Tanggeung terjadi pergerakan tanah dan tanah amblas yang menyebabkan jalan provinsi yang merupakan jalur utama Cianjur menuju selatan terputus, sehingga tidak dapat dilalui sementara, proses evakuasi sedang berjalan," katanya.
Saat ini petugas masih melakukan pendataan lanjutan dan evakuasi korban terdampak bencana di 11 kecamatan terdampak, sambil menyalurkan bantuan logistik untuk warga terutama yang mengungsi.
Baca juga: 110 KK terdampak banjir Agrabinta Cianjur dievakuasi ke aula desa
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Cianjur tetapkan status darurat bencana alam
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur Rabu, mengatakan dengan banyaknya bencana yang terjadi dalam kurun waktu satu hari akibat curah hujan yang tinggi, terutama di wilayah selatan Cianjur, dinilai sudah masuk dalam status darurat bencana.
Baca juga: Masyarakat hindari sementara perjalanan ke wilayah selatan Cianjur
"Kalau dari penilaian tentu sudah masuk dalam darurat bencana seperti banjir, longsor, dan pergerakan tanah, yang terjadi dalam satu hari di belasan kecamatan. Untuk surat dan penetapan resminya sudah dibuat BPBD," katanya.
Curah hujan dengan intensitas tinggi di Cianjur diprediksi akan terjadi hingga beberapa hari ke depan. Karena itu pihaknya meminta masyarakat di seluruh wilayah meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan serta segera mengungsi ketika melihat tanda alam akan terjadi bencana.
Bahkan pihaknya sudah meminta aparat desa dan kecamatan di Cianjur menyiapkan lokasi pengungsian sebagai upaya antisipasi bencana alam meluas serta melakukan penanganan cepat ketika terjadi bencana, termasuk melakukan evakuasi warga.
"Kami minta utamakan keselamatan jiwa, segera mengungsikan atau mengevakuasi warga ketika curah hujan tinggi, bantuan logistik untuk warga selama mengungsi sudah di kirim ke sejumlah kecamatan terdampak," katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Cianjur Asep Kusmana Wijaya mengatakan akibat curah hujan tinggi yang terjadi sejak Selasa (3/12) hingga Rabu (4/12) menyebabkan 11 kecamatan di wilayah selatan Cianjur dikepung bencana alam seperti banjir, longsor, dan pergerakan tanah, yang terjadi di 27 titik.
"Laporan sementara yang masuk hingga Rabu pukul 15.00 WIB tercatat ada 4 titik bencana longsor, 6 titik bencana banjir, dan 17 titik bencana pergerakan tanah terjadi di Cianjur terutama di wilayah selatan," katanya.
Sebagian besar laporan pergerakan tanah yang menyebabkan puluhan rumah rusak, jalan terputus, hingga retakan di kawasan pemukiman warga, dari 27 titik bencana paling banyak terjadi Kecamatan Tanggeung dengan 8 titik bencana, disusul Kecamatan Agrabinta dengan 5 titik.
"Di Tanggeung terjadi pergerakan tanah dan tanah amblas yang menyebabkan jalan provinsi yang merupakan jalur utama Cianjur menuju selatan terputus, sehingga tidak dapat dilalui sementara, proses evakuasi sedang berjalan," katanya.
Saat ini petugas masih melakukan pendataan lanjutan dan evakuasi korban terdampak bencana di 11 kecamatan terdampak, sambil menyalurkan bantuan logistik untuk warga terutama yang mengungsi.
Baca juga: 110 KK terdampak banjir Agrabinta Cianjur dievakuasi ke aula desa
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Cianjur tetapkan status darurat bencana alam
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024