Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengatakan pihaknya akan segera melakukan upaya pelibatan masyarakat untuk menekan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jabar.
Pemprov melalui Dinas Kesehatan Jabar bersama pemerintah kabupaten/kota akan segera melakukan gerakan masyarakat (Germas), untuk pembersihan lingkungan mencegah bertambahnya kasus dengan harapan serangkaian upaya yang dilakukan dapat menekan kasus DBD di Jabar pada 2025.
Baca juga: Kemenkes sebut penambahan titik Wolbachia di Jabar tunggu hasil Ujungberung
"Mungkin minggu ini akan ada gerakan bersih-bersih itu. Jadi kita berharap dari gerakan ini, mudah-mudahan tahun depan bisa menurunkan angka DBD," ucap Bey selepas Rapim di Gedung Sate Bandung, Senin.
Dalam rapim tersebut, kata Bey, terungkap bahwa kasus DBD di Jabar memiliki angka signifikan yakni menembus 50 ribu kasus.
Bey menuturkan bahwa secara total, pada tahun 2024, angka kasus DBD jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 silam.
"DBD tinggi dibanding tahun lalu, tapi November sudah menurun. Secara total jauh lebih tinggi dibanding tahun lalu. 55 ribu (kasus) berapa gitu," ujar Bey.
Diinformasikan oleh berbagai sumber, sejak Januari-November 2024 kasus DBD paling tinggi terjadi di Kota Bandung, yakni sebanyak 7.146 kasus.
Sementara, korban meninggal akibat DBD di Jawa Barat, mencapai 304 orang.
Baca juga: Kota Bandung bentuk tim penanggulangan DBD melalui metode Wolbachia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Pemprov melalui Dinas Kesehatan Jabar bersama pemerintah kabupaten/kota akan segera melakukan gerakan masyarakat (Germas), untuk pembersihan lingkungan mencegah bertambahnya kasus dengan harapan serangkaian upaya yang dilakukan dapat menekan kasus DBD di Jabar pada 2025.
Baca juga: Kemenkes sebut penambahan titik Wolbachia di Jabar tunggu hasil Ujungberung
"Mungkin minggu ini akan ada gerakan bersih-bersih itu. Jadi kita berharap dari gerakan ini, mudah-mudahan tahun depan bisa menurunkan angka DBD," ucap Bey selepas Rapim di Gedung Sate Bandung, Senin.
Dalam rapim tersebut, kata Bey, terungkap bahwa kasus DBD di Jabar memiliki angka signifikan yakni menembus 50 ribu kasus.
Bey menuturkan bahwa secara total, pada tahun 2024, angka kasus DBD jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 silam.
"DBD tinggi dibanding tahun lalu, tapi November sudah menurun. Secara total jauh lebih tinggi dibanding tahun lalu. 55 ribu (kasus) berapa gitu," ujar Bey.
Diinformasikan oleh berbagai sumber, sejak Januari-November 2024 kasus DBD paling tinggi terjadi di Kota Bandung, yakni sebanyak 7.146 kasus.
Sementara, korban meninggal akibat DBD di Jawa Barat, mencapai 304 orang.
Baca juga: Kota Bandung bentuk tim penanggulangan DBD melalui metode Wolbachia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024