Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan penambahan titik untuk program nyamuk Wolbachia guna memutus penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Barat, menunggu hasil yang didapatkan di Kelurahan Ujungberung sebagai salah satu lokasi uji coba.
Pasalnya, kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi, Program Wolbachia berfungsi mencegah penularan DBD dan saat ini tengah dilakukan uji coba di lima kota yakni Bontang, Kupang, Semarang, Jakarta Barat, dan Bandung.
Baca juga: Kemenkes: Pengembangan nyamuk ber-wolbachia diterapkan di enam kota, termasuk Bandung
"Bandung itu baru satu kelurahan, memang kami kemarin diskusi dengan Pj Wali Kota Bandung, kita lihat dulu yang satu itu seperti apa, kemudian kalau memang bagus kita kembangkan," kata Imran di Gedung Sate Bandung, Senin.
Selain itu, lanjutnya, kesiapan produksi telur Wolbachia, mengingat saat ini baru ada tiga lokasi produksi dengan baru dua lokasi yang dinyatakan siap.
"Yang siap itu di Salatiga dan Yogyakarta, yang satu lagi itu Bali ini masih persiapan. Karena dengan nambah kecamatan itu kebutuhan telurnya tentu akan nambah lagi," ucapnya.
Kasus DBD di Jabar, kata Imran, menjadi perhatian oleh Kemenkes. Karena itu pihaknya menyalurkan bantuan penyaluran logistik dalam penanganan DBD Jabar seperti alat NS1 untuk mendeteksi virus DBD, larvasida, sampai insektisida.
"Logistik itu kita siapkan cukup banyak untuk Jabar, karena risikonya Jabar ermasuk yang tinggi karena penduduknya banyak, padat, jadi harus kita mitigasi," ucapnya.
Berdasarkan data dari Pemprov Jabar, per tanggal 25 Maret 2024 ada 11.729 kasus DBD dengan kasus meninggal sebanyak 105 orang.
Untuk wilayah yang paling banyak terjangkit kasus DBD di Subang, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Bogor Kota.
Sebagai langkah untuk menekan penyebaran DBD, Pemprov Jabar mendorong untuk dimasifkan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan gerakan 3M plus.
3M Plus itu antara lain menguras tempat penampungan air, kemudian menutupnya, dan mengolah kembali barang bekas yang dapat membuat adanya genangan air, seperti ban bekas, kaleng, harus dilakukan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti pembawa DBD.
Selanjutnya, kata dia, memelihara ikan atau hewan pemakan jentik di tempat penampungan air dan menanam tanaman yang tidak disukai nyamuk.
Baca juga: Kota Bandung bentuk tim penanggulangan DBD melalui metode Wolbachia
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkes: Penambahan titik Wolbachia di Jabar tunggu hasil Ujungberung
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Pasalnya, kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi, Program Wolbachia berfungsi mencegah penularan DBD dan saat ini tengah dilakukan uji coba di lima kota yakni Bontang, Kupang, Semarang, Jakarta Barat, dan Bandung.
Baca juga: Kemenkes: Pengembangan nyamuk ber-wolbachia diterapkan di enam kota, termasuk Bandung
"Bandung itu baru satu kelurahan, memang kami kemarin diskusi dengan Pj Wali Kota Bandung, kita lihat dulu yang satu itu seperti apa, kemudian kalau memang bagus kita kembangkan," kata Imran di Gedung Sate Bandung, Senin.
Selain itu, lanjutnya, kesiapan produksi telur Wolbachia, mengingat saat ini baru ada tiga lokasi produksi dengan baru dua lokasi yang dinyatakan siap.
"Yang siap itu di Salatiga dan Yogyakarta, yang satu lagi itu Bali ini masih persiapan. Karena dengan nambah kecamatan itu kebutuhan telurnya tentu akan nambah lagi," ucapnya.
Kasus DBD di Jabar, kata Imran, menjadi perhatian oleh Kemenkes. Karena itu pihaknya menyalurkan bantuan penyaluran logistik dalam penanganan DBD Jabar seperti alat NS1 untuk mendeteksi virus DBD, larvasida, sampai insektisida.
"Logistik itu kita siapkan cukup banyak untuk Jabar, karena risikonya Jabar ermasuk yang tinggi karena penduduknya banyak, padat, jadi harus kita mitigasi," ucapnya.
Berdasarkan data dari Pemprov Jabar, per tanggal 25 Maret 2024 ada 11.729 kasus DBD dengan kasus meninggal sebanyak 105 orang.
Untuk wilayah yang paling banyak terjangkit kasus DBD di Subang, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Bogor Kota.
Sebagai langkah untuk menekan penyebaran DBD, Pemprov Jabar mendorong untuk dimasifkan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan gerakan 3M plus.
3M Plus itu antara lain menguras tempat penampungan air, kemudian menutupnya, dan mengolah kembali barang bekas yang dapat membuat adanya genangan air, seperti ban bekas, kaleng, harus dilakukan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti pembawa DBD.
Selanjutnya, kata dia, memelihara ikan atau hewan pemakan jentik di tempat penampungan air dan menanam tanaman yang tidak disukai nyamuk.
Baca juga: Kota Bandung bentuk tim penanggulangan DBD melalui metode Wolbachia
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkes: Penambahan titik Wolbachia di Jabar tunggu hasil Ujungberung
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024