Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat mengaku tengah mengidentifikasi potensi-potensi calon pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Al-Ihsan Kabupaten Bandung.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman mengungkapkan bahwa proses identifikasi ini, akan mengutamakan aparatur sipil negara (ASN) yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan, dengan akan memilih tiga kandidat terbaik.
"Kami sedang mengidentifikasi calon-calon yang berpotensi untuk diposisikan sebagai pimpinan RSUD Al-Ihsan. Nantinya, tiga kandidat terbaik akan kami laporkan kepada Pak Gubernur untuk dipilih sebagai direktur definitif," katanya dalam keterangan di Bandung, Sabtu.
Sebagai pimpinan sementara, RSUD Al-Ihsan akan dipimpin Ferry Achmad sebagai pelaksana tugas (plt) yang menggantikan kepemimpinan Dewi Basmala.
Dia mengemukakan pentingnya kesinambungan kepemimpinan dan kesiapan organisasi menghadapi perubahan, termasuk dalam transisi pimpinan RSUD Al-Ihsan bisa berjalan dengan baik.
Ia menjelaskan berbagai upaya telah dilakukan, termasuk berkoordinasi dengan Kemendagri dan Kementerian PAN-RB, untuk memperpanjang masa kepemimpinan Dewi Basmala sebagai pelaksana tugas, namun aturan yang mengharuskan posisi tersebut diisi oleh ASN tetap diikuti.
"Kami sudah berikhtiar, namun sebagai organisasi pemerintahan, kita harus mematuhi kebijakan dan aturan yang ada," ucapnya.
Meski demikian, ia menekankan pentingnya pembelajaran kepemimpinan dalam organisasi, di mana seorang pemimpin yang baik harus mampu melahirkan pemimpin-pemimpin baru.
Ia juga mengungkapkan bahwa dalam posisinya sebagai Sekda Jabar, salah satu ukuran keberhasilan adalah saat mampu menyiapkan suksesor yang siap menggantikannya.
Menurutnya, ini adalah indikator kepemimpinan yang efektif.
"Leaders create leaders. Pemimpin yang hebat bukan hanya memimpin dengan baik, tapi juga mempersiapkan penggantinya," kata dia.
Kepada seluruh jajaran RSUD Al-Ihsan, ia mengingatkan untuk terus berfokus pada tiga faktor utama yang menentukan keberhasilan transformasi budaya kerja, yakni kepemimpinan, sistem, dan nilai.
"Menurut penelitian, leadership (kepemimpinan) berkontribusi sebesar 40 persen dalam keberhasilan sebuah organisasi. Artinya, RSUD Al-Ihsan akan hebat jika mampu mengembangkan ketiga aspek ini dengan baik," ucapnya.
Herman berharap, dengan adanya upaya berkelanjutan dalam transformasi budaya kerja di RSUD Al-Ihsan, rumah sakit ini dapat lebih maju dan memberikan pelayanan yang semakin optimal bagi masyarakat.
"Continuous improvement adalah kunci. Kita tidak boleh berpuas diri. Mari bersama-sama memastikan bahwa RSUD Al-Ihsan menjadi rumah sakit yang lebih baik ke depannya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman mengungkapkan bahwa proses identifikasi ini, akan mengutamakan aparatur sipil negara (ASN) yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan, dengan akan memilih tiga kandidat terbaik.
"Kami sedang mengidentifikasi calon-calon yang berpotensi untuk diposisikan sebagai pimpinan RSUD Al-Ihsan. Nantinya, tiga kandidat terbaik akan kami laporkan kepada Pak Gubernur untuk dipilih sebagai direktur definitif," katanya dalam keterangan di Bandung, Sabtu.
Sebagai pimpinan sementara, RSUD Al-Ihsan akan dipimpin Ferry Achmad sebagai pelaksana tugas (plt) yang menggantikan kepemimpinan Dewi Basmala.
Dia mengemukakan pentingnya kesinambungan kepemimpinan dan kesiapan organisasi menghadapi perubahan, termasuk dalam transisi pimpinan RSUD Al-Ihsan bisa berjalan dengan baik.
Ia menjelaskan berbagai upaya telah dilakukan, termasuk berkoordinasi dengan Kemendagri dan Kementerian PAN-RB, untuk memperpanjang masa kepemimpinan Dewi Basmala sebagai pelaksana tugas, namun aturan yang mengharuskan posisi tersebut diisi oleh ASN tetap diikuti.
"Kami sudah berikhtiar, namun sebagai organisasi pemerintahan, kita harus mematuhi kebijakan dan aturan yang ada," ucapnya.
Meski demikian, ia menekankan pentingnya pembelajaran kepemimpinan dalam organisasi, di mana seorang pemimpin yang baik harus mampu melahirkan pemimpin-pemimpin baru.
Ia juga mengungkapkan bahwa dalam posisinya sebagai Sekda Jabar, salah satu ukuran keberhasilan adalah saat mampu menyiapkan suksesor yang siap menggantikannya.
Menurutnya, ini adalah indikator kepemimpinan yang efektif.
"Leaders create leaders. Pemimpin yang hebat bukan hanya memimpin dengan baik, tapi juga mempersiapkan penggantinya," kata dia.
Kepada seluruh jajaran RSUD Al-Ihsan, ia mengingatkan untuk terus berfokus pada tiga faktor utama yang menentukan keberhasilan transformasi budaya kerja, yakni kepemimpinan, sistem, dan nilai.
"Menurut penelitian, leadership (kepemimpinan) berkontribusi sebesar 40 persen dalam keberhasilan sebuah organisasi. Artinya, RSUD Al-Ihsan akan hebat jika mampu mengembangkan ketiga aspek ini dengan baik," ucapnya.
Herman berharap, dengan adanya upaya berkelanjutan dalam transformasi budaya kerja di RSUD Al-Ihsan, rumah sakit ini dapat lebih maju dan memberikan pelayanan yang semakin optimal bagi masyarakat.
"Continuous improvement adalah kunci. Kita tidak boleh berpuas diri. Mari bersama-sama memastikan bahwa RSUD Al-Ihsan menjadi rumah sakit yang lebih baik ke depannya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024