Antarajabar.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut menyatakan, maraknya alih fungsi lahan produktif menjadi kawasan industri dan perumahan di Garut menjadi penyebab masalah krisis air bersih pada musim kemarau.

"Kondisi krisis air bersih di Garut terus meluas akibat musim kemarau dan beralihfungsinya daerah resapan air," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Garut Jafar Maksum kepada wartawan, Jumat.

Ia menuturkan, terdapat lahan produktif yang kini berubah fungsi menjadi kawasan industri dan perumahan sehingga berpengaruh pada ketersediaan air tanah.

Menurut dia, beralihfungsinya lahan produktif itu memberikan dampak buruk pada tanah yang tidak mampu lagi menyimpan cadangan air.

"Hal ini mengakibatkan fungsi cadangan air tanah sudah sangat menipis akibat tidak berfungsinya resapan air," katanya.

Ia menambahkan, krisis air bersih di Garut terus meluas dari sebelumnya hanya melanda lima kecamatan menjadi delapan kecamatan.

Daerah yang dilanda krisis air bersih itu, kata dia, wilayah Garut utara yakni Kecamatan Malangbong, Limbangan, Selaawi, Cibiuk, Kersamanah, Leuwigoong, kemudian meluas ke Wanaraja dan Karangpawitan.

BPBD, lanjut dia, menanggulangi daerah krisis air itu dilakukan bersama PDAM untuk mendistribusikan air bersih bagi warga yang kesulitan air.

"BPBD melakukan kerjasama dengan PDAM untuk menyuplai beberapa daerah, cara ini telah membantu warga akan kebutuhan air," katanya.

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015