Direktur Eksekutif Indonesia Untuk Kemanusiaan (IKA) Sita Supomo mengatakan bahwa Nisa Wargadipura dan Pesantren Ekologi Ath-Thaariq di Garut merupakan gambaran keberhasilan perempuan dalam berkontribusi pada persoalan krisis iklim.
"Pencapaian Nissa Wargadipura membuktikan bahwa perempuan adalah sosok yang memiliki kontribusi penting dalam mengatasi dampak perubahan iklim yang sedang melanda dunia," kata Sita Supomo di Jakarta, Jumat.
Menurut Sita Supomo, praktik pertanian berkelanjutan yang diajarkan oleh Nissa Wargadipura telah membantu meningkatkan ketahanan pangan sekaligus melestarikan lingkungan.
"Pendekatan partisipatif yang diterapkan oleh Nissa Wargadipura berhasil menjadikan inisiatif yang awalnya diterapkan dalam keluarga, meluas menjadi sarana pemberdayaan komunitas lokal," katanya.
Nissa Wargadipura merupakan aktivis lingkungan sekaligus pendiri Pesantren Ekologi Ath-Thaariq.
Nissa menerima penghargaan bergengsi Food Hero's FAO 2024 yang diberikan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Penghargaan ini diberikan kepada 26 individu dari seluruh dunia yang dinilai memberikan kontribusi luar biasa dalam memastikan akses terhadap pangan yang beragam, bergizi, terjangkau, dan aman bagi masyarakat.
Nissa Wargadipura mendapatkan penghargaan tersebut berkat dedikasi-nya dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pertanian keluarga dan agroekologi.
Sejak mendirikan Pesantren Ekologi Ath-Thaariq pada 2008, Nissa telah mengintegrasikan ilmu pertanian berkelanjutan dengan nilai-nilai keagamaan.
"Green Islam adalah satu gerakan bervisi rahmatan lil alamin, yang tentu saja ini berhubungan dengan kesetaraan gender dalam perspektif Islam, ketuhanan, perspektif Alquran, berbasis sosial," kata Nisa Wargadipura.
Pesantren yang berada di Garut, Jawa Barat ini menjadi pusat pendidikan yang membekali para santri dengan keterampilan dalam praktik pertanian ramah lingkungan dan pengetahuan mengenai ketahanan pangan sebagai upaya menghadapi tantangan krisis iklim.
IKA memberikan hibah kepada Nissa pada sekitar tahun 2011. Saat itu Pesantren Ath-Thaariq sedang dalam fase awal pengembangan pendekatan pertanian ekologi berbasis pesantren.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Penerima penghargaan FAO bukti kontribusi perempuan atasi krisis iklim
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Pencapaian Nissa Wargadipura membuktikan bahwa perempuan adalah sosok yang memiliki kontribusi penting dalam mengatasi dampak perubahan iklim yang sedang melanda dunia," kata Sita Supomo di Jakarta, Jumat.
Menurut Sita Supomo, praktik pertanian berkelanjutan yang diajarkan oleh Nissa Wargadipura telah membantu meningkatkan ketahanan pangan sekaligus melestarikan lingkungan.
"Pendekatan partisipatif yang diterapkan oleh Nissa Wargadipura berhasil menjadikan inisiatif yang awalnya diterapkan dalam keluarga, meluas menjadi sarana pemberdayaan komunitas lokal," katanya.
Nissa Wargadipura merupakan aktivis lingkungan sekaligus pendiri Pesantren Ekologi Ath-Thaariq.
Nissa menerima penghargaan bergengsi Food Hero's FAO 2024 yang diberikan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Penghargaan ini diberikan kepada 26 individu dari seluruh dunia yang dinilai memberikan kontribusi luar biasa dalam memastikan akses terhadap pangan yang beragam, bergizi, terjangkau, dan aman bagi masyarakat.
Nissa Wargadipura mendapatkan penghargaan tersebut berkat dedikasi-nya dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pertanian keluarga dan agroekologi.
Sejak mendirikan Pesantren Ekologi Ath-Thaariq pada 2008, Nissa telah mengintegrasikan ilmu pertanian berkelanjutan dengan nilai-nilai keagamaan.
"Green Islam adalah satu gerakan bervisi rahmatan lil alamin, yang tentu saja ini berhubungan dengan kesetaraan gender dalam perspektif Islam, ketuhanan, perspektif Alquran, berbasis sosial," kata Nisa Wargadipura.
Pesantren yang berada di Garut, Jawa Barat ini menjadi pusat pendidikan yang membekali para santri dengan keterampilan dalam praktik pertanian ramah lingkungan dan pengetahuan mengenai ketahanan pangan sebagai upaya menghadapi tantangan krisis iklim.
IKA memberikan hibah kepada Nissa pada sekitar tahun 2011. Saat itu Pesantren Ath-Thaariq sedang dalam fase awal pengembangan pendekatan pertanian ekologi berbasis pesantren.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Penerima penghargaan FAO bukti kontribusi perempuan atasi krisis iklim
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024