Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Garut, Jawa Barat, membangun jalan usaha tani di sejumlah desa untuk memudahkan akses petani melakukan kegiatan pertanian, sehingga bisa mendongkrak usaha tani lebih maju dan menguntungkan.
"Jalan usaha tani ini dibangun untuk meningkatkan aksesibilitas dengan petani lain atau dengan desa lain, sebagian jalan sudah selesai, yang lainnya ditargetkan akhir tahun ini selesai," kata Kepala Dispertan Kabupaten Garut, Haeruman di Garut, Jumat.
Baca juga: Garut distribusikan bantuan 325 ton benih padi untuk petani
Ia menyebutkan pembangunan jalan usaha tani itu tersebar di tujuh titik dengan sumber anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2024, dan dua titik anggarannya bersumber dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT).
Ia menyebutkan jalan usaha tani yang bersumber dari DBHCHT itu berlokasi di Kecamatan Balubur Limbangan yakni di Desa Pangeureunan sepanjang 550 meter dengan anggaran sebesar Rp510 juta, dan Simpen Kaler sepanjang 2,5 km dengan besaran anggaran Rp2,1 miliar.
"Pembangunan jalan di dua lokasi itu sesuai perencanaan tahun 2023, untuk Pangeureunan sudah beres, dan Simpen Kaler tinggal 100 meter lagi, November sudah beres," katanya.
Ia menyebutkan sumber anggaran lainnya dari DAK terdapat lima titik jalan yakni dua titik sepanjang 350 meter dengan anggaran masing-masing Rp190 juta, dan tiga titik lainnya masing-masing panjang 540 meter dengan anggaran Rp285 juta.
Lima lokasi jalan usaha tani itu, kata dia, tersebar satu titik di Desa Simpen Kaler dan satu titik di Desa Pangeureunan yang menyambungkan dengan program pembangunan jalan usaha tani sebelumnya, selanjutnya tiga titik di Desa Sukajaya, Kecaman Malangbong, Desa Surabaya, Kecamatan Balubur Limbangan, dan Desa Jatisari, Kecamatan Cisompet.
"Untuk dana dari DAK itu tersebar titiknya, ada juga pembangunan jalan usaha tani yang menyambungkan dengan jalan sebelumnya di Limbangan," katanya.
Ia menyampaikan pembangunan jalan usaha tani tahun 2024 itu untuk membantu petani melakukan kegiatan usaha tani seperti memudahkan proses pengangkutan menggunakan kendaraan bermotor.
Menurut dia adanya jalan tersebut maka akan memangkas beban biaya angkut hasil tani yang lebih murah dan cepat, sehingga petani bisa lebih untung.
"Minimal bisa mengurangi beban 'cost' produksi, misalkan yang tadinya dipikul dan ada biayanya, sekarang dengan adanya jalan bisa mengurangi biaya produksi, dan memudahkan pengangkutan," katanya.
Ia mengungkapkan program pembangunan jalan usaha tani itu membutuhkan anggaran yang cukup besar, sementara baru bisa diselesaikan beberapa titik, dan rencananya tahun depan akan terus dilakukan berdasarkan usulan kelompok petani.
Daerah yang membutuhkan jalan usaha tani, kata dia, di antaranya yang masuk usulan ke Dispertan Garut yakni dari Kecamatan Cisewu, Talegong, Peundeuy, Singajaya, Banjarwangi, dan beberapa daerah lainnya.
"Jadi belum semuanya, masih banyak wilayah-wilayah yang coba mengusulkan kepada kami, dan belum tertangani untuk pembangunan jalan usaha tani," katanya.
Baca juga: Dinas Pertanian Garut kembangkan inovasi penggilingan padi portabel
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Jalan usaha tani ini dibangun untuk meningkatkan aksesibilitas dengan petani lain atau dengan desa lain, sebagian jalan sudah selesai, yang lainnya ditargetkan akhir tahun ini selesai," kata Kepala Dispertan Kabupaten Garut, Haeruman di Garut, Jumat.
Baca juga: Garut distribusikan bantuan 325 ton benih padi untuk petani
Ia menyebutkan pembangunan jalan usaha tani itu tersebar di tujuh titik dengan sumber anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2024, dan dua titik anggarannya bersumber dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT).
Ia menyebutkan jalan usaha tani yang bersumber dari DBHCHT itu berlokasi di Kecamatan Balubur Limbangan yakni di Desa Pangeureunan sepanjang 550 meter dengan anggaran sebesar Rp510 juta, dan Simpen Kaler sepanjang 2,5 km dengan besaran anggaran Rp2,1 miliar.
"Pembangunan jalan di dua lokasi itu sesuai perencanaan tahun 2023, untuk Pangeureunan sudah beres, dan Simpen Kaler tinggal 100 meter lagi, November sudah beres," katanya.
Ia menyebutkan sumber anggaran lainnya dari DAK terdapat lima titik jalan yakni dua titik sepanjang 350 meter dengan anggaran masing-masing Rp190 juta, dan tiga titik lainnya masing-masing panjang 540 meter dengan anggaran Rp285 juta.
Lima lokasi jalan usaha tani itu, kata dia, tersebar satu titik di Desa Simpen Kaler dan satu titik di Desa Pangeureunan yang menyambungkan dengan program pembangunan jalan usaha tani sebelumnya, selanjutnya tiga titik di Desa Sukajaya, Kecaman Malangbong, Desa Surabaya, Kecamatan Balubur Limbangan, dan Desa Jatisari, Kecamatan Cisompet.
"Untuk dana dari DAK itu tersebar titiknya, ada juga pembangunan jalan usaha tani yang menyambungkan dengan jalan sebelumnya di Limbangan," katanya.
Ia menyampaikan pembangunan jalan usaha tani tahun 2024 itu untuk membantu petani melakukan kegiatan usaha tani seperti memudahkan proses pengangkutan menggunakan kendaraan bermotor.
Menurut dia adanya jalan tersebut maka akan memangkas beban biaya angkut hasil tani yang lebih murah dan cepat, sehingga petani bisa lebih untung.
"Minimal bisa mengurangi beban 'cost' produksi, misalkan yang tadinya dipikul dan ada biayanya, sekarang dengan adanya jalan bisa mengurangi biaya produksi, dan memudahkan pengangkutan," katanya.
Ia mengungkapkan program pembangunan jalan usaha tani itu membutuhkan anggaran yang cukup besar, sementara baru bisa diselesaikan beberapa titik, dan rencananya tahun depan akan terus dilakukan berdasarkan usulan kelompok petani.
Daerah yang membutuhkan jalan usaha tani, kata dia, di antaranya yang masuk usulan ke Dispertan Garut yakni dari Kecamatan Cisewu, Talegong, Peundeuy, Singajaya, Banjarwangi, dan beberapa daerah lainnya.
"Jadi belum semuanya, masih banyak wilayah-wilayah yang coba mengusulkan kepada kami, dan belum tertangani untuk pembangunan jalan usaha tani," katanya.
Baca juga: Dinas Pertanian Garut kembangkan inovasi penggilingan padi portabel
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024