Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Garut bersama Lembaga Masyarakat Anti Fitnah mengedukasi pelajar untuk bijak bermedia sosial dan mengakses informasi agar tidak menjadi korban hoaks, terutama menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

"Penekanan (materi) peserta itu lebih pada upaya kita untuk memberikan pemahaman agar tidak terpengaruh berita-berita hoaks yang berhubungan dengan pilkada," kata Kepala Diskominfo Kabupaten Garut, Margiyanto, pada kegiatan Program Tular Nalar kepada kalangan pelajar di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Rabu.

Ia menuturkan, kegiatan tersebut diselenggarakan bersama Lembaga Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) bekerja sama dengan Jaringan Radio Komunitas (JRK) Jawa Barat dengan materi tentang literasi digital bertajuk Sekolah Kebangsaan bagi siswa SMA/SMK sederajat di Kecamatan Leles.

Kalangan pelajar sebagai pemilih pemula itu, kata dia, penting untuk mendapatkan banyak wawasan di era digital saat ini, salah satunya bijak dalam bermedia sosial dan cerdas untuk menangkal segala macam informasi hoaks yang dapat mengganggu jalannya demokrasi di Garut.

"Memberikan edukasi terkait kemungkinan-kemungkinan munculnya informasi-informasi hoaks yang berhubungan dengan penyelenggaraan pilkada itu sendiri," katanya.

Ia menyampaikan, kegiatan yang berkolaborasi dengan Radio Komunitas Suara Lelez Jomantara Garut itu merupakan acara positif, apalagi saat ini bertepatan dengan agenda pemilihan bupati-wakil bupati, dan pemilihan gubernur-wakil gubernur.

Ia berharap pesta demokrasi di Garut bisa berjalan lancar, di mana para pelajar sebagai pemilih pemula yang mendapatkan hak pilih dapat memberikan hak suaranya secara bijak untuk menentukan pemimpin ke depan.
"Sebagian peserta merupakan pemilih pemula yang perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya pilkada dan bagaimana menggunakan hak pilihnya dengan bijak," katanya.

Manajer Program Tular Nalar, Santi Indra Astuti, menambahkan bahwa program tersebut telah berjalan sejak tahun 2020 dan sudah menjangkau lebih dari 550 ribu orang di seluruh Indonesia.

Ia menyampaikan, sasarannya tidak hanya pelajar, tapi banyak kalangan masyarakat, seperti tenaga pendidik, mahasiswa, siswa sekolah, lansia, kelompok disabilitas, masyarakat adat, dan kelompok masyarakat lainnya.

"Apa yang akan didapatkan dari Tular Nalar itu merupakan sebuah pembelajaran, yang kami harapkan bukan hanya sekedar menjadi ilmu saja untuk masing-masing, tapi juga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini kita berhadapan dengan derasnya arus pemikiran maupun arus informasi yang menantang di masa pemilu," katanya.

 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024