Kepolisian Resor Garut bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Jawab Barat menurunkan tim medis untuk mengecek kondisi kesehatan pengendara dan membagi-bagikan vitamin dalam Operasi Zebra Lodaya 2024 untuk mencegah kecelakaan yang disebabkan gangguan kesehatan.
"Kita mengecek kesehatan para pengemudi, baik angkot maupun pengemudi lain," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Garut Iptu Aang Andi Suhandi di sela-sela kegiatan hari ketiga Operasi Zebra Lodaya 2024 di Simpang Lima, Garut, Rabu.
Ia menuturkan, Polres Garut menggelar Operasi Zebra Lodaya selama 14 hari sampai 27 Oktober 2024 yang dilaksanakan untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat agar tertib berlalu lintas dan mencegah terjadinya kecelakaan di jalan.
Upaya yang dilakukan kepolisian, kata dia, tidak hanya menyisir kelengkapan dan kondisi setiap kendaraan bermotor di jalanan, tapi juga memeriksa kondisi kesehatan pengemudinya oleh tim medis dari Dokkes Polres Garut dan Dinkes Garut yang disiapkan di lokasi operasi.
"Kami pun bagi-bagikan vitamin bagi 'driver' yang menjalankan aktivitas di siang ini," katanya.
Ia menyampaikan Operasi Zebra Lodaya lebih mengedepankan humanis dan mengedukasi masyarakat agar mematuhi peraturan lalu lintas untuk kenyamanan dan keselamatan bersama di jalan.
Ia berharap adanya operasi itu bisa menurunkan kasus kecelakaan lalu lintas dan mengurangi risiko kerugian materi maupun jiwa dari kejadian di jalan.
"Harapan kita menciptakan keamanan, ketertiban, keselamatan lalu lintas agar dapat terlaksana dengan baik," katanya.
Ia menambahkan, meski mengedepankan humanis, pihaknya juga akan melakukan tindakan tegas berupa penilangan apabila kondisi di jalan terdapat pengendara maupun kondisi kendaraan bisa membahayakan pengemudi maupun pengguna jalan lainnya.
"Kita akan melaksanakan tilang apabila ini langkah terakhir ada pelanggar menyebabkan fatalitas korban kecelakaan," katanya.
Selama operasi tersebut, kata Aang, tingkat pelanggaran lalu lintas kebanyakan tidak memakai helm sebagai pelindung kepala berstandar nasional, dan perlengkapan lainnya untuk keselamatan berkendara.
Ia berharap adanya operasi tersebut dapat memberikan kesadaran bagi masyarakat tentang pentingnya menjaga keselamatan diri sendiri, dan juga orang lain, serta tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.
"Kegiatan ini masyarakat semakin memahami pentingnya menjaga kesehatan, dan keselamatan saat berkendara, serta berkomitmen untuk tertib dalam berlalu lintas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Kita mengecek kesehatan para pengemudi, baik angkot maupun pengemudi lain," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Garut Iptu Aang Andi Suhandi di sela-sela kegiatan hari ketiga Operasi Zebra Lodaya 2024 di Simpang Lima, Garut, Rabu.
Ia menuturkan, Polres Garut menggelar Operasi Zebra Lodaya selama 14 hari sampai 27 Oktober 2024 yang dilaksanakan untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat agar tertib berlalu lintas dan mencegah terjadinya kecelakaan di jalan.
Upaya yang dilakukan kepolisian, kata dia, tidak hanya menyisir kelengkapan dan kondisi setiap kendaraan bermotor di jalanan, tapi juga memeriksa kondisi kesehatan pengemudinya oleh tim medis dari Dokkes Polres Garut dan Dinkes Garut yang disiapkan di lokasi operasi.
"Kami pun bagi-bagikan vitamin bagi 'driver' yang menjalankan aktivitas di siang ini," katanya.
Ia menyampaikan Operasi Zebra Lodaya lebih mengedepankan humanis dan mengedukasi masyarakat agar mematuhi peraturan lalu lintas untuk kenyamanan dan keselamatan bersama di jalan.
Ia berharap adanya operasi itu bisa menurunkan kasus kecelakaan lalu lintas dan mengurangi risiko kerugian materi maupun jiwa dari kejadian di jalan.
"Harapan kita menciptakan keamanan, ketertiban, keselamatan lalu lintas agar dapat terlaksana dengan baik," katanya.
Ia menambahkan, meski mengedepankan humanis, pihaknya juga akan melakukan tindakan tegas berupa penilangan apabila kondisi di jalan terdapat pengendara maupun kondisi kendaraan bisa membahayakan pengemudi maupun pengguna jalan lainnya.
"Kita akan melaksanakan tilang apabila ini langkah terakhir ada pelanggar menyebabkan fatalitas korban kecelakaan," katanya.
Selama operasi tersebut, kata Aang, tingkat pelanggaran lalu lintas kebanyakan tidak memakai helm sebagai pelindung kepala berstandar nasional, dan perlengkapan lainnya untuk keselamatan berkendara.
Ia berharap adanya operasi tersebut dapat memberikan kesadaran bagi masyarakat tentang pentingnya menjaga keselamatan diri sendiri, dan juga orang lain, serta tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.
"Kegiatan ini masyarakat semakin memahami pentingnya menjaga kesehatan, dan keselamatan saat berkendara, serta berkomitmen untuk tertib dalam berlalu lintas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024