Penjabat Bupati Ciamis Engkus Sutisna menyatakan tradisi Upacara Adat Nyangku sebagai warisan budaya di Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat harus terus dilestarikan dan dikembangkan baik dari aspek pembangunan fisik maupun sumber daya manusianya. 

"Tradisi Nyangku ini merupakan kebanggaan yang patut kita lestarikan dan kembangkan dalam segala aspek pembangunan, baik fisik maupun sumber daya manusia," kata Engkus Sutisna saat kegiatan Upacara Adat Nyangku di lapangan Borosngora, Kecamatan Panjalu, Ciamis, Senin. 

Baca juga: Tradisi Nyangku memberikan penghidupan bagi masyarakat

Ia menyampaikan, kegiatan tersebut merupakan agenda rutin yang setiap tahunnya dilaksanakan melibatkan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Ciamis, budayawan, dan tokoh masyarakat.  

Kabupaten Ciamis yang dikenal juga dengan Tatar Galuh, kata dia, merupakan daerah di Jawa Barat yang memiliki keanekaragaman budaya baik dengan Warisan Budaya Benda (WBB) maupun Warisan Budaya Tak Benda (WBTB), salah satunya kegiatan Tradisi Nyangku.

"Kegiatan ini mencerminkan kearifan lokal serta kolaborasi antara tradisi dan inovasi yang ada di Kabupaten Ciamis," katanya.

Ia menjelaskan, upacara Adat Nyangku bukan sekadar ritual yang diselenggarakan masyarakat di Panjalu, melainkan sebagai wadah untuk mengekspresikan ide, gagasan, dan karya dalam bentuk kesenian tradisional dan kontemporer.

Ia berharap adanya Tradisi Nyangku itu bisa semakin disadari oleh generasi muda tentang pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya, sehingga keberadaannya tetap ada sepanjang masa sebagai identitas diri bangsa.

"Kita harus bersama-sama menjadikan tradisi ini sebagai bagian dari identitas kita, dan mendorong pemajuan budaya sesuai dengan amanat Undang-undang nomor 5 tahun 2017," katanya.

Kegiatan tersebut merupakan momentum penting bagi masyarakat setempat yang digelar mulai dengan arak-arakan membawa benda pusaka peninggalan Raja Panjalu Prabu Sanghyang Borosngora.

Seluruh benda peninggalan kerajaan yang disucikan itu dibersihkan menggunakan air dari sumber mata air di Alun-Alun Panjalu atau Borosngora yang disaksikan semua elemen masyarakat.

Pemangku Adat Panjalu Rd Agus Gunawan Cakradinata mengatakan, upacara Adat Nyangku telah berlangsung sejak Zaman Kerajaan Panjalu yang sampai saat ini terus dilakukan sebagai semangat pelestarian budaya, dan menjadi bagian kehidupan masyarakat Panjalu.

"Setiap tahun masyarakat setempat dengan antusias menggelar upacara ini sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan terhadap pusaka yang telah menjadi bagian dari sejarah kami," katanya.

Baca juga: Upacara Nyangku di Ciamis Kembali digelar

 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024