Antarajawabarat.com, 25/5 - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat menyatakan diperlukan kerja sama dari semua pihak dalam menangani lokalisasi Saritem Bandung yang masih beroperasi walaupun telah resmi ditutup Pemkot Bandung beberapa tahun lalu.

"Idealnya, karena itu penyimpangan moralitas, saya ingin Pemkot Bandung dan pihak-pihak yang lainnya bekerjasama untuk mencari solusinya untuk ini (Saritem)," kata P2TP2A Provinsi Jawa Barat Netty Heryawan di Bandung, Minggu.

Ia menuturkan, selama ini ada semacam "lingkaran setan" di lokalisasi Saritem Bandung yang sulit untuk diputus karena mulai dari mucikari, PSK, pengguna jasa PSK hingga oknum aparat yang saling terlibat atau berkontribusi satu sama lain.

"Ini seperti teori supply demand untuk prostitusi ini. Jadi artinya kalau kita melakukan razia terhadap PSK dan mucikari, tentu kita harus melakukan edukasi kepada masyarakat, khususnya para pengguna PSK di sana," kata dia.

Oleh karena itu, Pemkot Bandung, Pemprov Jawa Barat dan aparat kepolisian harus mencari solusi untuk memecahkan teori supply demand dalam "lingkaran setan" prostitusi Saritem Bandung ini.

Polisi melakukan razia besar-besaran di kawasan prostitusi Saritem, Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung, Rabu (20/5) malam.

Dari razia tersebut sebanyak 169 PSK Saritem dan 28 mucikari digiring ke Mapolrestabes Bandung di Jalan Merdeka.

Kasubag Humas Polrestabes Bandung Komisaris Polisi Renny Marthaliana mengatakan, setelah dilakukan penggerebekan tersebut, bekas kawasan lokalisasi yang terkenal di Kota Bandung itu sudah bersih dari pelaku prostitusi.

"Jadi untuk para PSK sudah kami amankan berikut para mucikarinya. Sekarang, Saritem sudah ditutup," kata Renny, beberapa waktu lalu. ***2***

Ajat S

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015