Para orang tua siswa, dinilai merupakan salah satu kunci sukses bagi buah hati mereka yang menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan beradaptasi di lingkungan baru yang akan dijalaninya, khususnya ketika sang buah hati akan menjalani pendidikan dasar.
Pendidik sekaligus Kepala Sekolah Dasar Hikmah Teladan (SDHT), Devina Anggraeni, dalam keterangan suara, Sabtu, menjelaskan MPLS yang bertujuan mengenalkan berbagai kegiatan hingga fasilitas sekolah, dengan yang terpenting merupakan ajang bersosialisasi bagi para siswa baru merupakan satu fase yang penting untuk dilalui, dan keterlibatan orang tua sangat penting di dalamnya.
"Dalam MPLS ini ananda bisa mulai beradaptasi mengenal sivitas, kegiatan, kebiasaan di sekolah. Di kalender kami jadwalkan satu pekan, tapi proses adaptasi tidak bisa dibatasi, karena setiap anak berbeda masa adaptasinya, karenanya ayah bunda diharap bisa membersamai untuk mendukung proses adaptasinya," kata Devina dalam MPLS di SDHT.
Lebih lanjut, Devina meminta orang tua tidak patah semangat untuk mendampingi buah hatinya dalam beradaptasi. Pasalnya, dia juga sempat menemukan kasus siswa di salah satu SD Inklusi di Cimahi tersebut, sampai kelas tiga sekolah dasar, masih harus terus beradaptasi.
"Jadi jangan membatasi hanya satu pekan sesuai kalender. Karena sepekan ini hanya sampai pukul 10 pagi nanti ketika masuk sampai pukul 14.00 WIB. Kuncinya, harus bergembira dalam masa pengenalan itu, sehingga nanti pada proses selanjutnya akan lebih mudah," tutur dia.
Dalam MPLS di SDHT sendiri, diisi oleh berbagai kegiatan seperti perkenalan antar siswa, perkenalan dengan guru-guru, berbagai permainan yang merangsang sensorik, motorik, dan psikologis dari peserta didik baru.
Berbagai kegiatan tersebut, menurut psikolog sekolah, Ninuk Echiawati, merupakan waktu yang berharga juga bagi para pengajar untuk kembali mengobservasi para peserta didik baru pada kelompok-kelompok kecil.
Hingga pada akhir pekan, dapat terlihat berbagai sisi, termasuk salah satunya hasil psikologi di awal yang berguna untuk memberikan penanganan tetap pada peserta didik.
"Dengan ditawari petualangan baru, lewat ragam kegiatan yang mendorong anak berani, terus mencoba, tidak mudah menyerah, sampai menerima kegagalan tanpa menyerah. Kita akan melihat anak-anak melakukan proses mencari, bagaimana tingkahlaku yang serasi antara diri dan lingkungannya dengan penuh ekspresi sukacita. Dalam tumbuh kembang anak usia sekolah dasar, itu yang terpenting," ucap Ninuk.
Diketahui, pada tahun ajaran 2024-2025, SDHT sendiri mendapatkan 127 siswa baru yang dibagi pada lima kelas.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Pendidik sekaligus Kepala Sekolah Dasar Hikmah Teladan (SDHT), Devina Anggraeni, dalam keterangan suara, Sabtu, menjelaskan MPLS yang bertujuan mengenalkan berbagai kegiatan hingga fasilitas sekolah, dengan yang terpenting merupakan ajang bersosialisasi bagi para siswa baru merupakan satu fase yang penting untuk dilalui, dan keterlibatan orang tua sangat penting di dalamnya.
"Dalam MPLS ini ananda bisa mulai beradaptasi mengenal sivitas, kegiatan, kebiasaan di sekolah. Di kalender kami jadwalkan satu pekan, tapi proses adaptasi tidak bisa dibatasi, karena setiap anak berbeda masa adaptasinya, karenanya ayah bunda diharap bisa membersamai untuk mendukung proses adaptasinya," kata Devina dalam MPLS di SDHT.
Lebih lanjut, Devina meminta orang tua tidak patah semangat untuk mendampingi buah hatinya dalam beradaptasi. Pasalnya, dia juga sempat menemukan kasus siswa di salah satu SD Inklusi di Cimahi tersebut, sampai kelas tiga sekolah dasar, masih harus terus beradaptasi.
"Jadi jangan membatasi hanya satu pekan sesuai kalender. Karena sepekan ini hanya sampai pukul 10 pagi nanti ketika masuk sampai pukul 14.00 WIB. Kuncinya, harus bergembira dalam masa pengenalan itu, sehingga nanti pada proses selanjutnya akan lebih mudah," tutur dia.
Dalam MPLS di SDHT sendiri, diisi oleh berbagai kegiatan seperti perkenalan antar siswa, perkenalan dengan guru-guru, berbagai permainan yang merangsang sensorik, motorik, dan psikologis dari peserta didik baru.
Berbagai kegiatan tersebut, menurut psikolog sekolah, Ninuk Echiawati, merupakan waktu yang berharga juga bagi para pengajar untuk kembali mengobservasi para peserta didik baru pada kelompok-kelompok kecil.
Hingga pada akhir pekan, dapat terlihat berbagai sisi, termasuk salah satunya hasil psikologi di awal yang berguna untuk memberikan penanganan tetap pada peserta didik.
"Dengan ditawari petualangan baru, lewat ragam kegiatan yang mendorong anak berani, terus mencoba, tidak mudah menyerah, sampai menerima kegagalan tanpa menyerah. Kita akan melihat anak-anak melakukan proses mencari, bagaimana tingkahlaku yang serasi antara diri dan lingkungannya dengan penuh ekspresi sukacita. Dalam tumbuh kembang anak usia sekolah dasar, itu yang terpenting," ucap Ninuk.
Diketahui, pada tahun ajaran 2024-2025, SDHT sendiri mendapatkan 127 siswa baru yang dibagi pada lima kelas.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024