Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut, Jawa Barat mengingatkan wisatawan tidak berenang di kawasan pantai terlarang yang sudah diberi tanda bahaya karena khawatir terjadi kecelakaan laut seperti terseret ombak.
"Balawista kami bila musim liburan senantiasa memperingatkan para pengunjung agar tidak berenang ke daerah terlarang," kata Kepala Disparbud Kabupaten Garut, Luna Aviantrini di Garut, Minggu.
Ia menuturkan Kabupaten Garut memiliki garis pantai yang cukup panjang sekitar 80 km dari mulai perbatasan Kabupaten Cianjur dengan Kabupaten Tasikmalaya yang tentunya harus diwaspadai terkait risikonya.
Namun jumlah Balawista di Garut, kata dia, cukup terbatas, meski begitu pihaknya tetap berupaya mengantisipasi terjadinya kecelakaan laut dengan memasang rambu bahaya, dan terus memperingatkan wisatawan agar mematuhi peraturan dan tidak berenang di daerah terlarang.
Ia mengatakan, pantai di Garut itu terdapat sejumlah destinasi wisata pantai menarik yang dikelola oleh Disparbud Garut maupun oleh pihak lain di luar dinas, namun keberadaan pantai tersebut rata-rata tidak aman untuk kegiatan berenang.
"Iya, rata-rata pantai di wilayah Kabupaten Garut tidak aman untuk berenang," katanya.
Ia menyampaikan seperti kejadian terbaru dua wisatawan asal Bandung terseret ombak saat berenang di kawasan Pantai Karang Papak, Kecamatan Cikelet, salah satu pantai yang cukup berbahaya untuk berenang.
Sebelum kejadian kecelakaan laut itu, kata dia, dua wisatawan itu sudah diperingatkan untuk tidak berenang, namun akhirnya terseret ombak yang sampai saat ini Balawista dan tim SAR gabungan lainnya masih melakukan pencarian.
"Ini juga pencarian dibantu Balawista," katanya.
Kepala Satuan Polisi Air dan Udara (Satpolairud) Polres Garut AKP Anang Sonjaya menyatakan, pihaknya selama ini terus melakukan patroli untuk mengingatkan wisatawan agar tidak berenang di tempat terlarang, dan selalu hati-hati saat beraktivitas di pantai, meski sudah melakukan berbagai upaya, kecelakaan laut masih saja terjadi di Garut.
Ia menjelaskan, kondisi pantai di Garut memiliki kawasan yang cukup berbahaya untuk kegiatan berenang, apalagi mereka seperti wisatawan yang tidak mengetahui potensi ancaman bahaya saat berada di pantai seringkali tertarik ingin berenang.
"Ya, terlihat oleh pengunjung seperti enak untuk berenang padahal di bawah terhampar batu karang membentuk lorong, dan arus air ke tengah sangat cepat," katanya.
Sebelumnya dua remaja asal Kabupaten Bandung terseret ombak saat berenang di Pantai Karang Papak, Kamis (11/7) siang, satu korban berhasil ditemukan dua hari setelah dilaporkan hilang, Sabtu (13/7) pagi, dan satu korban lagi masih dalam pencarian tim SAR gabungan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Balawista kami bila musim liburan senantiasa memperingatkan para pengunjung agar tidak berenang ke daerah terlarang," kata Kepala Disparbud Kabupaten Garut, Luna Aviantrini di Garut, Minggu.
Ia menuturkan Kabupaten Garut memiliki garis pantai yang cukup panjang sekitar 80 km dari mulai perbatasan Kabupaten Cianjur dengan Kabupaten Tasikmalaya yang tentunya harus diwaspadai terkait risikonya.
Namun jumlah Balawista di Garut, kata dia, cukup terbatas, meski begitu pihaknya tetap berupaya mengantisipasi terjadinya kecelakaan laut dengan memasang rambu bahaya, dan terus memperingatkan wisatawan agar mematuhi peraturan dan tidak berenang di daerah terlarang.
Ia mengatakan, pantai di Garut itu terdapat sejumlah destinasi wisata pantai menarik yang dikelola oleh Disparbud Garut maupun oleh pihak lain di luar dinas, namun keberadaan pantai tersebut rata-rata tidak aman untuk kegiatan berenang.
"Iya, rata-rata pantai di wilayah Kabupaten Garut tidak aman untuk berenang," katanya.
Ia menyampaikan seperti kejadian terbaru dua wisatawan asal Bandung terseret ombak saat berenang di kawasan Pantai Karang Papak, Kecamatan Cikelet, salah satu pantai yang cukup berbahaya untuk berenang.
Sebelum kejadian kecelakaan laut itu, kata dia, dua wisatawan itu sudah diperingatkan untuk tidak berenang, namun akhirnya terseret ombak yang sampai saat ini Balawista dan tim SAR gabungan lainnya masih melakukan pencarian.
"Ini juga pencarian dibantu Balawista," katanya.
Kepala Satuan Polisi Air dan Udara (Satpolairud) Polres Garut AKP Anang Sonjaya menyatakan, pihaknya selama ini terus melakukan patroli untuk mengingatkan wisatawan agar tidak berenang di tempat terlarang, dan selalu hati-hati saat beraktivitas di pantai, meski sudah melakukan berbagai upaya, kecelakaan laut masih saja terjadi di Garut.
Ia menjelaskan, kondisi pantai di Garut memiliki kawasan yang cukup berbahaya untuk kegiatan berenang, apalagi mereka seperti wisatawan yang tidak mengetahui potensi ancaman bahaya saat berada di pantai seringkali tertarik ingin berenang.
"Ya, terlihat oleh pengunjung seperti enak untuk berenang padahal di bawah terhampar batu karang membentuk lorong, dan arus air ke tengah sangat cepat," katanya.
Sebelumnya dua remaja asal Kabupaten Bandung terseret ombak saat berenang di Pantai Karang Papak, Kamis (11/7) siang, satu korban berhasil ditemukan dua hari setelah dilaporkan hilang, Sabtu (13/7) pagi, dan satu korban lagi masih dalam pencarian tim SAR gabungan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024