Pemerintah Kabupaten Kuningan memastikan segera mengevakuasi seekor macan tutul yang sempat berkeliaran di Desa Gunungmanik, Kuningan, Jawa Barat, supaya warga bisa beraktivitas dengan aman.

Penjabat (Pj) Bupati Kuningan Iip Hidajat di Kuningan, Jumat, mengatakan evakuasi macan tutul itu dilakukan menggunakan dua metode yakni memasang kandang jebakan serta menjebak satwa tersebut dengan obat bius.

Menurutnya, cara ini cukup aman untuk dipraktikkan agar macan tutul yang nantinya dievakuasi dapat dikembalikan lagi ke habitat asalnya.

“Kami memastikan pada Sabtu atau Minggu ini, macan tutul tersebut harus segera diamankan. Sehingga masyarakat tidak lagi merasa cemas,” katanya.

Iip menjelaskan sejumlah petugas gabungan dari unsur kepolisian, TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Cirebon dikerahkan untuk mengevakuasi satwa tersebut.

Tim gabungan ini, kata dia, sudah melakukan patroli dan menyisir beberapa lokasi yang menjadi titik kemunculan macan tutul di Desa Gunungmanik.

Selain itu, pihaknya juga tengah menyelidiki laporan terkait adanya kemunculan macan tutul lain di wilayah Selajambe, Kuningan.
“Kemunculan macan tutul sejak beberapa hari lalu membuat masyarakat cemas. Hal ini juga ternyata terjadi di Kecamatan Salajambe. Kita asesmen informasinya, kemudian menangkap hewan itu agar masyarakat merasa tenang,” ujarnya.

Iip mengatakan macan tutul itu belum terlihat menampakkan diri hingga Kamis (11/7) malam. Meski begitu, pihak desa setempat tetap melakukan ronda untuk mengusir satwa tersebut jika muncul kembali.

“Sampai saat ini tidak ada korban dan jangan sampai ada korban. Kami sedang bergerak untuk mengevakuasi satwa ini,” ucap dia.

Sebelumnya, masyarakat di Desa Gunungmanik, Kuningan, dibuat resah dengan kemunculan seekor macan tutul yang terlihat berkeliaran di kawasan tersebut pada Selasa (9/7) malam.

Untuk mencegah hewan tersebut memasuki permukiman, pihak desa setempat akan menyalakan petasan agar macan tutul tersebut merasa takut dan tidak berani mendekat ke lingkungan warga.

 

Pewarta: Fathnur Rohman

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024