Antarajawabarat.com, 26/2 - Pemprov Jabar mendorong program pemberdayaan nelayan sekaligus peternak di sejumlah kantong nelayan di provinsi itu dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan nelayan pada musim paceklik.
"Saat ini banyak nelayan yang mengajukan untuk mendapatkan bantuan ternak domba, kambing atau unggas. Mereka kian terbiasa beternak sebagai bekal mereka pada musim paceklik," kata Assisten Bidang Ekonomi Jabar Haryadi di Bandung, Rabu.
Ia menyebutkan, para peternak itu dilatih dan diperkenalkan cara beternak yang baik sehingga mereka bisa menjual hasilnya pada saat musim paceklik.
Menurut Haryadi, hampir di setiap kawasan nelayan cocok untuk peternakan. Namun selama ini para nelayan cenderung lebih terfokus pada melaut, dan mereka kesulitan saat terjadi musim angin barat atau paceklik.
"Padahal dalam setahun itu melaut hanya sekitar tujuh sampai delapan bulan, ada masa paceklik saat baratan selama empat bulan. Nah dengan beternak mereka bisa menggantikan mata pencaharian mereka dari hasil laut menjadi hasil beternak mereka," kata Haryadi.
Selain itu para nelayan juga diperkenalkan dengan cara budidaya ikan darat, terutama lele yang lebih gampang mengurusnya. Selain itu budayakan bercocok tanam memanfaatkan lahan yang ada baik di kebun maupun di pekarangan sempit dengan menggunakan media pot atau polybag.
"Pemanfaatan lahan kosong bisa dilakukan, termasuk menanam sayuran di pot atau polybag. Komoditas itu bisa mengurangi biaya belanja keluarga nelayan," katanya.
Lebih lanjut, Assisten Perekonomian Jabar itu menyebutkan, pemerintah baik pusat, provinsi maupun kabupaten/kota mengalokasikan anggaran untuk pemberdayaan nelayan, khususnya untuk memberikan penghasilan tambahan pada musim paceklik.
"Alokasinya ada, namun angka pastinya saya kurang tahu. Jumlahnya cukup signifikan untuk pengembangan budidaya bagi para nelayan itu," katanya.
Sementara itu Ketua Kerukunan Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jabar Rali Sukria menyebutkan upaya-upaya itu ada bagi para nelayan, namun ia berharap program yang diluncurkan bagi para nelayan itu sinergi antara bantuan pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
"Bantuan itu ada namun terkadang programnya tidak sinergi antara dari pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Bahkan bantuan itu ada yang sebenarnya tidak tepat atau bukan yang dibutuhkan oleh keluarga nelayan," kata Ketua KTNA Jabar itu menambahkan.
syarif
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015
"Saat ini banyak nelayan yang mengajukan untuk mendapatkan bantuan ternak domba, kambing atau unggas. Mereka kian terbiasa beternak sebagai bekal mereka pada musim paceklik," kata Assisten Bidang Ekonomi Jabar Haryadi di Bandung, Rabu.
Ia menyebutkan, para peternak itu dilatih dan diperkenalkan cara beternak yang baik sehingga mereka bisa menjual hasilnya pada saat musim paceklik.
Menurut Haryadi, hampir di setiap kawasan nelayan cocok untuk peternakan. Namun selama ini para nelayan cenderung lebih terfokus pada melaut, dan mereka kesulitan saat terjadi musim angin barat atau paceklik.
"Padahal dalam setahun itu melaut hanya sekitar tujuh sampai delapan bulan, ada masa paceklik saat baratan selama empat bulan. Nah dengan beternak mereka bisa menggantikan mata pencaharian mereka dari hasil laut menjadi hasil beternak mereka," kata Haryadi.
Selain itu para nelayan juga diperkenalkan dengan cara budidaya ikan darat, terutama lele yang lebih gampang mengurusnya. Selain itu budayakan bercocok tanam memanfaatkan lahan yang ada baik di kebun maupun di pekarangan sempit dengan menggunakan media pot atau polybag.
"Pemanfaatan lahan kosong bisa dilakukan, termasuk menanam sayuran di pot atau polybag. Komoditas itu bisa mengurangi biaya belanja keluarga nelayan," katanya.
Lebih lanjut, Assisten Perekonomian Jabar itu menyebutkan, pemerintah baik pusat, provinsi maupun kabupaten/kota mengalokasikan anggaran untuk pemberdayaan nelayan, khususnya untuk memberikan penghasilan tambahan pada musim paceklik.
"Alokasinya ada, namun angka pastinya saya kurang tahu. Jumlahnya cukup signifikan untuk pengembangan budidaya bagi para nelayan itu," katanya.
Sementara itu Ketua Kerukunan Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jabar Rali Sukria menyebutkan upaya-upaya itu ada bagi para nelayan, namun ia berharap program yang diluncurkan bagi para nelayan itu sinergi antara bantuan pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
"Bantuan itu ada namun terkadang programnya tidak sinergi antara dari pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Bahkan bantuan itu ada yang sebenarnya tidak tepat atau bukan yang dibutuhkan oleh keluarga nelayan," kata Ketua KTNA Jabar itu menambahkan.
syarif
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015