Pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menutup dua lokasi tempat pembuangan sampah (TPS) liar di aliran Sungai Jamblang untuk mengurangi risiko pencemaran lingkungan.
“Sebelum ditutup (permanen), kita lakukan pembersihan dan pengangkutan sampah menggunakan alat berat,” kata Penjabat Bupati Cirebon Wahyu Mijaya di Cirebon, Senin.
Wahyu menjelaskan bahwa penutupan ini dilakukan sebagai respons cepat atas laporan masyarakat setempat, terkait dengan adanya sampah yang menumpuk di aliran sungai itu.
Dari hasil tinjauannya, ia menyebutkan tumpukan tersebut didominasi sampah plastik yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga.
Selain penutupan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung untuk menempatkan kontainer sampah di dekat sungai.
Dengan adanya kontainer ini, kata dia, masyarakat diminta untuk tidak lagi membuang sampah sembarangan khususnya di aliran Sungai Jamblang.
“Kita perlu komunikasi dengan BBWS karena wilayah sungai ini masuk otoritas mereka. Kalau kontainer sudah ada, akan diperiksa secara rutin setiap satu hingga dua minggu, dan jika penuh, sampah akan diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH),” ujarnya.
Sementara itu Kepala DLH Kabupaten Cirebon Iwan Ridwan Hardiawan mengatakan pihaknya sudah membentuk tim khusus untuk membersihkan dan memetakan lokasi TPS liar di wilayahnya.
“Tim ini rutin membersihkan sembilan TPS liar dan memetakan potensi lokasi TPS baru,” tuturnya.
Dia menyampaikan tim ini juga sering mengedukasi masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, karena perilaku membuang sampah sembarangan masih umum terjadi.
Ia mengatakan potensi sampah rumah tangga di Kabupaten Cirebon, diperkirakan mencapai 1.200 ton per hari. Oleh karenanya diperlukan kesadaran masyarakat dan kerja sama semua pihak untuk mengatasi masalah sampah.
“Kami mengimbau desa dan kelurahan menyediakan lahan untuk TPS sementara sebelum sampah diangkut ke pembuangan akhir di Gunung Santri. Saat ini, 174 desa telah bekerjasama dalam penanganan sampah,” ucap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
“Sebelum ditutup (permanen), kita lakukan pembersihan dan pengangkutan sampah menggunakan alat berat,” kata Penjabat Bupati Cirebon Wahyu Mijaya di Cirebon, Senin.
Wahyu menjelaskan bahwa penutupan ini dilakukan sebagai respons cepat atas laporan masyarakat setempat, terkait dengan adanya sampah yang menumpuk di aliran sungai itu.
Dari hasil tinjauannya, ia menyebutkan tumpukan tersebut didominasi sampah plastik yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga.
Selain penutupan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung untuk menempatkan kontainer sampah di dekat sungai.
Dengan adanya kontainer ini, kata dia, masyarakat diminta untuk tidak lagi membuang sampah sembarangan khususnya di aliran Sungai Jamblang.
“Kita perlu komunikasi dengan BBWS karena wilayah sungai ini masuk otoritas mereka. Kalau kontainer sudah ada, akan diperiksa secara rutin setiap satu hingga dua minggu, dan jika penuh, sampah akan diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH),” ujarnya.
Sementara itu Kepala DLH Kabupaten Cirebon Iwan Ridwan Hardiawan mengatakan pihaknya sudah membentuk tim khusus untuk membersihkan dan memetakan lokasi TPS liar di wilayahnya.
“Tim ini rutin membersihkan sembilan TPS liar dan memetakan potensi lokasi TPS baru,” tuturnya.
Dia menyampaikan tim ini juga sering mengedukasi masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, karena perilaku membuang sampah sembarangan masih umum terjadi.
Ia mengatakan potensi sampah rumah tangga di Kabupaten Cirebon, diperkirakan mencapai 1.200 ton per hari. Oleh karenanya diperlukan kesadaran masyarakat dan kerja sama semua pihak untuk mengatasi masalah sampah.
“Kami mengimbau desa dan kelurahan menyediakan lahan untuk TPS sementara sebelum sampah diangkut ke pembuangan akhir di Gunung Santri. Saat ini, 174 desa telah bekerjasama dalam penanganan sampah,” ucap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024