Antarajawabarat.com, 2/1 - Pemkot Cimahi dan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung bekerja sama dalam mengembangkan sentra hasil olahan susu sapi di kawasan Cipageran Kota Cimahi.
"Penyuluhan mulai dari strategi perencanaan pengembangan susu, pengembangan kualitas manajemen peternak susu, hingga pelatihan keterampilan pengolahan susu," kata Wakil Dekan II Fakultas Peternakan (Fapet) Unpad Dr Unang Yunasaf, Jumat.
Para mahasiswa setiap hari memberikan penyuluhan mengenai bagaimana mengolah susu menjadi yoghurt yang siap pasar, mulai dari hulu hingga proses pemasarannya.
Pembinaan yang dilakukan terkait pada pengembangan sentra hasil olahan susu sapi yang menjadi komoditas masyarakat di Kelurahan Cipageran.
Ia menyebutkan selama tiga bulan FTIP dan Fapet giat melakukan penyuluhan kepada masyarakat atas permintaan dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Cimahi. Hal ini didasarkan atas upaya Pemerintah Kota Cimahi untuk mengembangkan Kelurahan Cipageran sebagai sentra hasil olahan susu sapi.
Penyuluhan yang dilakukan oleh tim yang terdiri dari dosen dan tenaga laboran Fapet ini memberikan pelatihan pengolahan susu menjadi sentra komoditas yang siap dipasarkan, seperti susu yoghurt, kerupuk susu, serta produk olahan dari susu lainnya. Pelatihan ini pun dibantu oleh tim dari FTIP Unpad.
Upaya berbuah hasil, bersama dengan stakeholder lainnya secara resmi Kelurahan Cipageran menjadi sentra hasil olahan susu sapi. Peresmian ini dilakukukan Asisten Administrasi Bidang Pembangunan Kota Cimahi, Tata Wikanta, Selasa (30/12).
Sementara dosen Fakultas Teknologi dan Ilmu Pertanian Dr Dwi Purnomo menjelaskan, timnya menyasar pada pengolahan susu menjadi yoghurt. Ia pun merangkul para mahasiswa teknopreneur yang tergabung dalam Forum "The Local Enablers".
Diakuinya, produksi susu di Cipageran memiliki kualitas yang baik, namun masyarakat belum memiliki kemampuan pengolahan dan manajerial yang baik sehingga produksi tersebut belum berkembang dengan baik.
Antusias masyarakat yang terdiri dari ibu rumah tangga tinggi. Keinginan mereka untuk meningkatkan kesejahteraan melalui produksi susu sapi sangat tinggi, lebih dari 50 perempuan itu mengikuti penyuluhan setiap harinya.
Dari hasil pembinaan tersebut, para ibu pun berhasil menciptakan produk yoghurt asli Cipageran berlabel "Beda".
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015
"Penyuluhan mulai dari strategi perencanaan pengembangan susu, pengembangan kualitas manajemen peternak susu, hingga pelatihan keterampilan pengolahan susu," kata Wakil Dekan II Fakultas Peternakan (Fapet) Unpad Dr Unang Yunasaf, Jumat.
Para mahasiswa setiap hari memberikan penyuluhan mengenai bagaimana mengolah susu menjadi yoghurt yang siap pasar, mulai dari hulu hingga proses pemasarannya.
Pembinaan yang dilakukan terkait pada pengembangan sentra hasil olahan susu sapi yang menjadi komoditas masyarakat di Kelurahan Cipageran.
Ia menyebutkan selama tiga bulan FTIP dan Fapet giat melakukan penyuluhan kepada masyarakat atas permintaan dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Cimahi. Hal ini didasarkan atas upaya Pemerintah Kota Cimahi untuk mengembangkan Kelurahan Cipageran sebagai sentra hasil olahan susu sapi.
Penyuluhan yang dilakukan oleh tim yang terdiri dari dosen dan tenaga laboran Fapet ini memberikan pelatihan pengolahan susu menjadi sentra komoditas yang siap dipasarkan, seperti susu yoghurt, kerupuk susu, serta produk olahan dari susu lainnya. Pelatihan ini pun dibantu oleh tim dari FTIP Unpad.
Upaya berbuah hasil, bersama dengan stakeholder lainnya secara resmi Kelurahan Cipageran menjadi sentra hasil olahan susu sapi. Peresmian ini dilakukukan Asisten Administrasi Bidang Pembangunan Kota Cimahi, Tata Wikanta, Selasa (30/12).
Sementara dosen Fakultas Teknologi dan Ilmu Pertanian Dr Dwi Purnomo menjelaskan, timnya menyasar pada pengolahan susu menjadi yoghurt. Ia pun merangkul para mahasiswa teknopreneur yang tergabung dalam Forum "The Local Enablers".
Diakuinya, produksi susu di Cipageran memiliki kualitas yang baik, namun masyarakat belum memiliki kemampuan pengolahan dan manajerial yang baik sehingga produksi tersebut belum berkembang dengan baik.
Antusias masyarakat yang terdiri dari ibu rumah tangga tinggi. Keinginan mereka untuk meningkatkan kesejahteraan melalui produksi susu sapi sangat tinggi, lebih dari 50 perempuan itu mengikuti penyuluhan setiap harinya.
Dari hasil pembinaan tersebut, para ibu pun berhasil menciptakan produk yoghurt asli Cipageran berlabel "Beda".
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015