Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat menargetkan penurunan angka stunting di daerah itu hingga mencapai 14 persen pada tahun ini.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor Hery Antasari di Kota Bogor, Senin, menyebutkan pada Agustus 2023 angka kasus stunting di Kota Bogor menunjukkan tren penurunan dari 2.300 kasus menjadi 1.400 kasus. Turunnya angka tersebut, disebut Hery merupakan upaya yang luar biasa hasil kolaborasi dan kontribusi semua elemen di Kota Bogor.
“Saya optimistis angka tersebut akan terus turun secara signifikan seiring dengan menurunnya prevalensi stunting di Kota Bogor yang ditargetkan mencapai 14 persen di tahun ini,” ujarnya.
Ia menegaskan, dalam menurunkan angka stunting perlu upaya baik skala nasional maupun daerah. Pertumbuhan dan perkembangan anak yang terhambat ini disebabkan beberapa faktor, seperti pola asuh, kurangnya asupan makanan bergizi dan kurangnya pemberian ASI eksklusif.
Apalagi, lanjut Hery, stunting perlu segera ditangani karena dapat menghambat perkembangan fisik, mental dan kognitif anak.
“Kita tahu stunting menjadi salah satu permasalahan kesehatan anak yang banyak terjadi di dunia, tak terkecuali di Indonesia dan khususnya di Kota Bogor,” ujarnya.
Sebagai contoh upaya menurunkan angka stunting di Kota Bogor, Kecamatan Bogor Barat menggelar Pembagian Ayam dan Telur Teman Penting di Kelurahan Curug pada Sabtu (18/5/2024).
Hery pun sangat berterima kasih atas upaya ini, dan mengapresiasi partisipasi Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) yang telah melaksanakan kegiatan secara berkesinambungan melalui kegiatan Festival Ayam dan Telur (FAT).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024