Lain dulu, lain sekarang. Aliran Sungai Cimaragas di Kampung Dayeuh Handap, Kabupaten Garut, Jawa Barat, kini tidak lagi kumuh karena sampah maupun tersumbat akibat sedimentasi.
Air Sungai Cimaragas kini mengalir lancar, bersih, dan dimanfaatkan masyarakat untuk budi daya ikan.
Aliran air yang melintasi Kota Garut itu bersumber dari Sungai Cimaragas dengan hulunya di Gunung Cikuray, gunung terbesar di Kabupaten Garut yang selama ini juga menjadi hulu Sungai Cimanuk yang mengalir jauh sampai ke Indramayu wilayah utara Provinsi Jawa Barat.
Aliran Sungai Cimaragas melintasi pemukiman penduduk di Kampung Dayeuh Handap sepanjang satu kilometer, kemudian mengalir ke kelurahan lain dan berakhir ke Sungai Cimanuk, sungai terbesar di Garut.
Masyarakat setempat mengungkapkan bahwa aliran air Cimaragas belum pernah kering, meski saat musim kemarau.
Selama ini aluran Sungai Cimaragas untuk mengairi areal pertanian. Masyarakat kini berkeinginan tidak hanya untuk pertanian, tapi juga dimanfaatkan untuk budi daya ikan.
Pemanfaatan aliran air tersebut agar layak menjadi tempat budi daya ikan itu tidaklah mudah, tapi butuh komitmen dan kekompakan semua elemen masyarakat di sekitar aliran sungai. Mereka harus mau bekerja sama menjaga kebersihan air, minimal tidak membuang sampah ke irigasi.
Serikandi-Biru
Perjuangan masyarakat secara gotong royong itu akhirnya membuahkan hasil. Pemerintah Kabupaten Garut melirik kampung tersebut untuk dijadikan lokasi pencanangan program Sistem Usaha Perikanan Mandiri melalui Budidaya Ikan di Perairan Umum (Serikandi-Biru).
Aliran Sungai Cimaragas di Kampung Dayeuh Handap itu merupakan salah satu daerah yang dipilih sebagai tempat percontohan budi daya ikan di perairan umum. Kampung di kawasan perkotaan itu salah satu dari 10 lokasi perairan umum di Garut yang masuk dalam program Serikandi-Biru.
Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Kabupaten Garut yang menjadi pencetus program Serikandi-Biru secara resmi menjadikan Kampung Dayeuh Handap sebagai daerah percontohan budi daya ikan untuk ketahanan pangan masyarakat.
Peluncuran Serikandi-Biru itu disambut antusias. Dua ribuan ikan tawar jenis mas dan nila ditebar sebagai tahap awal untuk bisa tumbuh di perairan Sungai Cimaragas, pada Senin, 13 Mei 2024.
Diskannak Garut menjalankan program itu untuk memberdayakan masyarakat, terutama kaum perempuan yang tergabung dalam kelompok wanita tani (KWT). Perempuan di kawasan sekitar irigasi itu dibimbing dan dilatih untuk budi daya ikan skala kecil dengan memanfaatkan saluran irigasi, sungai, atau selokan sebagai perairan umum di sekitar lingkungan.
Tujuan dari program itu untuk memberdayakan masyarakat, terutama kaum perempuan, melalui usaha budi daya perikanan skala kecil dengan memanfaatkan saluran irigasi, sungai, atau selokan sebagai perairan umum di sekitar lingkungan.
Mereka yang tergabung dalam satu kelompok kegiatan budi daya itu berjumlah 20 orang yang dibagi setiap perannya agar kegiatan tersebut bisa berjalan sesuai harapan. Kelompok yang terlibat akan bertanggung jawab pada pengelolaan ikan tersebut.
"Di samping cara budi daya ikannya, kita juga melatih ibu-ibu cara pembenihannya. Kita berharap secara kemandirian, tidak lagi tergantung kepada pemerintah," kata Kepala Diskannak Garut, Beni Yoga Gunasantika.
Potensi Irigasi
Setelah program budi daya ikan di daerah itu berhasil, Diskannak Garut rencananya akan menerapkan pada aliran Sungai Cimaragas di kampung lainnya di Kota Garut, sehingga semakin banyak kelompok wanita untuk budi daya ikan.
Tahap pertama kawasan Dayeuh Handap menjadi sentral untuk bersama-sama antar- instansi dan masyarakat untuk terus menjaga kebersihan air sungai agar aliran air ke wilayah perkotaan berikutnya bisa tetap bersih dan layak dijadikan lokasi budi daya ikan.
Sungai yang mengalir sepanjang 12 km di kawasan perkotaan Garut dinilai cocok untuk program Serikandi-Biru. Apalagi ditunjang kondisi Garut yang memiliki iklim yang cocok untuk budi daya ikan.
Dalam program itu, Diskannak Garut menyiapkan tim untuk melakukan pendampingan dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat sekitar perairan umum tentang cara budi daya ikan. Kemudian, juga pengolahan sampah organik untuk pakan ikan, sehingga tidak ketergantungan pada pakan ikan pabrikan.
Selain itu, pemerintah daerah dalam menyukseskan program tersebut menyiapkan mitra yang siap menampung hasil produksi ikan dari budi daya di aliran sungai, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir kesulitan mencari pasar untuk menjualnya.
"Jadi kita lakukan pendampingan kepada masyarakat, bagaimana budi daya ikan, bagaimana membuat pakan, dan sampai menyiapkan mitra untuk menampung hasil dari budi daya ikan di sana," katanya.
Program Serikandi-Biru itu tidak hanya untuk mendorong masyarakat memanfaatkan nilai ekonomi perairan umum, tapi bisa memberikan kontribusi memenuhi kebutuhan nilai gizi protein hewani bagi masyarakat dalam rangka menjaga ketahanan pangan masyarakat.
Budi daya ikan tidak menghabiskan anggaran yang besar. Untuk kegiatan di Dayeuh Handap dialokasikan anggaran sebesar Rp16 juta untuk kebutuhan benih ikan, penyekatan dan administrasi lainnya.
Anggaran yang relatif kecil itu, diharapkan efeknya dirasakan langsung oleh masyarakat, yakni memiliki lingkungan aliran air yang bersih, dan juga bisa mendapatkan ikan dengan mudah dan murah yang dibudidayakan di daerah itu.
"Tentu harapan kita ini bisa memenuhi pemenuhan kebutuhan gizi hewani yang bersumber dari ikan ya, yang keduanya ini mengurangi angka stunting di Kabupaten Garut, yang ketiga tentu ini akan menumbuhkan kelompok usaha ekonomi produktif," katanya.
Terus berlanjut
Program pemanfaatan aliran sungai untuk budi daya ikan masyarakat dalam rangka menjaga ketahanan pangan dan pemenuhan gizi masyarakat itu mendapatkan perhatian dari Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin.
Barnas yang hadir langsung dalam peluncuruan program tersebut mengatakan bahwa kondisi air Sungai Cimaragas kini sudah bersih.
Upaya kerja keras masyarakat membersihkan sampah di sepanjang aliran Sungai Cimaragas harus didukung penuh oleh semua satuan kerja perangkat daerah. Kualitas air dan lingkungan di Dayeuh Handap diharapkan tetap asri, indah, dan budi daya ikannya terus berjalan.
Banyak manfaat dari aliran sungai yang bersih, yakni tidak hanya untuk kegiatan budi daya ikan, dan menjaga ketahanan pangan masyarakat, tapi akan berdampak luas pada sektor lainnya seperti kesehatan lingkungan dan juga menjadi destinasi wisata.
Bupati mengapresiasi program yang dijalankan oleh Diskannak Kabupaten Garut itu, karena tujuannya memiliki dampak yang luar biasa bagi ketahanan pangan keluarga, serta melahirkan sistem usaha perikanan mandiri bagi masyarakat melalui budi daya ikan di perairan umum.
Dukungan masyarakat
Semangat masyarakat mewujudkan irigasi bersih ternyata tidak terlepas dari adanya sosok tokoh masyarakat Dayeuh Handap sebagai salah satu inisiator yang menormalisasikan irigasi Sungai Cimaragas agar terbebas dari sampah, maupun sedimentasi.
Dia adalah Sani Zulkarnain, pria berusia 54 tahun itu sejak menjabat sebagai Ketua RW pada 2016 sudah mulai menggerakkan masyarakat untuk rutin membersihkan air sungai agar tidak kumuh, sehingga lingkungan bersih, indah, dan nyaman.
"Berkat gotong royong masyarakat membersihkan sampah, dan mengeruk sedimentasi, kini kondisinya sudah baik, dan sudah bisa ditebar ikan," kata Sani sambil menunjukkan keberadaan ikan yang kini bisa hidup di aliran irigasi itu.
Sani bersama warga lainnya memiliki tekad untuk mengembalikan irigasi menjadi ruang yang banyak memberikan manfaat, salah satunya bisa untuk budi daya ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomi, dan juga bisa untuk ketahanan pangan masyarakat setempat.
Aksi kepedulian Sani bersama masyarakat lainnya itu terus dilakukan selama bertahun-tahun, terutama yang cukup lama itu menjaga komitmen dan menyadarkan kebiasaan masyarakat untuk tidak membuang sampah ke aliran sungai.
Pada momentum peluncuran Serikandi-Biru itu bisa jadi puncak harapan Sani dengan masyarakat lainnya yang selama bertahun-tahun ini berjuang menjaga kebersihan air, dan kini masyarakat di sepanjang aliran irigasi terlihat tersenyum bahagia, dan mulai menyadari arti sumber daya alam yang dimiliki bisa memberikan banyak manfaat.
Upaya Sani tidak hanya cukup sampai di situ, pandangannya ke depan apabila ikan yang ditebar saat ini habis, ia bersedia menyumbang ikan untuk ditebar agar masyarakat tetap bisa menikmati pemandangan riuhnya ikan.
"Kalau misalkan nanti habis ikannya, kita tebar lagi, bila perlu ikan yang punya saya di balong (kolam) silakan pakai, kita cari dukungan agar budi daya ikan ini tetap berjalan, dan masyarakat bisa mudah dapat ikan untuk kebutuhan gizinya," kata Sani yang merupakan anggota Polri berpangkat Aiptu itu.
Pemanfaatan perairan umum itu berjalan karena adanya sinergi pemerintah dengan masyarakat, seperti yang dilakukan masyarakat Kampung Dayeuh Handap bisa menjadi contoh bagi daerah lain.
Dengan tekad yang kuat, dan dilakukan bersama, tentu membuahkan hasil. Sungai Cimaragas yang tadinya kumuh dan banyak sampah, kini bisa memberikan manfaat,. memanjakan pemandangan dan bisa untuk budi daya ikan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Memanfaatkan aliran sungai perkotaan di Garut untuk budi daya ikan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Air Sungai Cimaragas kini mengalir lancar, bersih, dan dimanfaatkan masyarakat untuk budi daya ikan.
Aliran air yang melintasi Kota Garut itu bersumber dari Sungai Cimaragas dengan hulunya di Gunung Cikuray, gunung terbesar di Kabupaten Garut yang selama ini juga menjadi hulu Sungai Cimanuk yang mengalir jauh sampai ke Indramayu wilayah utara Provinsi Jawa Barat.
Aliran Sungai Cimaragas melintasi pemukiman penduduk di Kampung Dayeuh Handap sepanjang satu kilometer, kemudian mengalir ke kelurahan lain dan berakhir ke Sungai Cimanuk, sungai terbesar di Garut.
Masyarakat setempat mengungkapkan bahwa aliran air Cimaragas belum pernah kering, meski saat musim kemarau.
Selama ini aluran Sungai Cimaragas untuk mengairi areal pertanian. Masyarakat kini berkeinginan tidak hanya untuk pertanian, tapi juga dimanfaatkan untuk budi daya ikan.
Pemanfaatan aliran air tersebut agar layak menjadi tempat budi daya ikan itu tidaklah mudah, tapi butuh komitmen dan kekompakan semua elemen masyarakat di sekitar aliran sungai. Mereka harus mau bekerja sama menjaga kebersihan air, minimal tidak membuang sampah ke irigasi.
Serikandi-Biru
Perjuangan masyarakat secara gotong royong itu akhirnya membuahkan hasil. Pemerintah Kabupaten Garut melirik kampung tersebut untuk dijadikan lokasi pencanangan program Sistem Usaha Perikanan Mandiri melalui Budidaya Ikan di Perairan Umum (Serikandi-Biru).
Aliran Sungai Cimaragas di Kampung Dayeuh Handap itu merupakan salah satu daerah yang dipilih sebagai tempat percontohan budi daya ikan di perairan umum. Kampung di kawasan perkotaan itu salah satu dari 10 lokasi perairan umum di Garut yang masuk dalam program Serikandi-Biru.
Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Kabupaten Garut yang menjadi pencetus program Serikandi-Biru secara resmi menjadikan Kampung Dayeuh Handap sebagai daerah percontohan budi daya ikan untuk ketahanan pangan masyarakat.
Peluncuran Serikandi-Biru itu disambut antusias. Dua ribuan ikan tawar jenis mas dan nila ditebar sebagai tahap awal untuk bisa tumbuh di perairan Sungai Cimaragas, pada Senin, 13 Mei 2024.
Diskannak Garut menjalankan program itu untuk memberdayakan masyarakat, terutama kaum perempuan yang tergabung dalam kelompok wanita tani (KWT). Perempuan di kawasan sekitar irigasi itu dibimbing dan dilatih untuk budi daya ikan skala kecil dengan memanfaatkan saluran irigasi, sungai, atau selokan sebagai perairan umum di sekitar lingkungan.
Tujuan dari program itu untuk memberdayakan masyarakat, terutama kaum perempuan, melalui usaha budi daya perikanan skala kecil dengan memanfaatkan saluran irigasi, sungai, atau selokan sebagai perairan umum di sekitar lingkungan.
Mereka yang tergabung dalam satu kelompok kegiatan budi daya itu berjumlah 20 orang yang dibagi setiap perannya agar kegiatan tersebut bisa berjalan sesuai harapan. Kelompok yang terlibat akan bertanggung jawab pada pengelolaan ikan tersebut.
"Di samping cara budi daya ikannya, kita juga melatih ibu-ibu cara pembenihannya. Kita berharap secara kemandirian, tidak lagi tergantung kepada pemerintah," kata Kepala Diskannak Garut, Beni Yoga Gunasantika.
Potensi Irigasi
Setelah program budi daya ikan di daerah itu berhasil, Diskannak Garut rencananya akan menerapkan pada aliran Sungai Cimaragas di kampung lainnya di Kota Garut, sehingga semakin banyak kelompok wanita untuk budi daya ikan.
Tahap pertama kawasan Dayeuh Handap menjadi sentral untuk bersama-sama antar- instansi dan masyarakat untuk terus menjaga kebersihan air sungai agar aliran air ke wilayah perkotaan berikutnya bisa tetap bersih dan layak dijadikan lokasi budi daya ikan.
Sungai yang mengalir sepanjang 12 km di kawasan perkotaan Garut dinilai cocok untuk program Serikandi-Biru. Apalagi ditunjang kondisi Garut yang memiliki iklim yang cocok untuk budi daya ikan.
Dalam program itu, Diskannak Garut menyiapkan tim untuk melakukan pendampingan dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat sekitar perairan umum tentang cara budi daya ikan. Kemudian, juga pengolahan sampah organik untuk pakan ikan, sehingga tidak ketergantungan pada pakan ikan pabrikan.
Selain itu, pemerintah daerah dalam menyukseskan program tersebut menyiapkan mitra yang siap menampung hasil produksi ikan dari budi daya di aliran sungai, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir kesulitan mencari pasar untuk menjualnya.
"Jadi kita lakukan pendampingan kepada masyarakat, bagaimana budi daya ikan, bagaimana membuat pakan, dan sampai menyiapkan mitra untuk menampung hasil dari budi daya ikan di sana," katanya.
Program Serikandi-Biru itu tidak hanya untuk mendorong masyarakat memanfaatkan nilai ekonomi perairan umum, tapi bisa memberikan kontribusi memenuhi kebutuhan nilai gizi protein hewani bagi masyarakat dalam rangka menjaga ketahanan pangan masyarakat.
Budi daya ikan tidak menghabiskan anggaran yang besar. Untuk kegiatan di Dayeuh Handap dialokasikan anggaran sebesar Rp16 juta untuk kebutuhan benih ikan, penyekatan dan administrasi lainnya.
Anggaran yang relatif kecil itu, diharapkan efeknya dirasakan langsung oleh masyarakat, yakni memiliki lingkungan aliran air yang bersih, dan juga bisa mendapatkan ikan dengan mudah dan murah yang dibudidayakan di daerah itu.
"Tentu harapan kita ini bisa memenuhi pemenuhan kebutuhan gizi hewani yang bersumber dari ikan ya, yang keduanya ini mengurangi angka stunting di Kabupaten Garut, yang ketiga tentu ini akan menumbuhkan kelompok usaha ekonomi produktif," katanya.
Terus berlanjut
Program pemanfaatan aliran sungai untuk budi daya ikan masyarakat dalam rangka menjaga ketahanan pangan dan pemenuhan gizi masyarakat itu mendapatkan perhatian dari Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin.
Barnas yang hadir langsung dalam peluncuruan program tersebut mengatakan bahwa kondisi air Sungai Cimaragas kini sudah bersih.
Upaya kerja keras masyarakat membersihkan sampah di sepanjang aliran Sungai Cimaragas harus didukung penuh oleh semua satuan kerja perangkat daerah. Kualitas air dan lingkungan di Dayeuh Handap diharapkan tetap asri, indah, dan budi daya ikannya terus berjalan.
Banyak manfaat dari aliran sungai yang bersih, yakni tidak hanya untuk kegiatan budi daya ikan, dan menjaga ketahanan pangan masyarakat, tapi akan berdampak luas pada sektor lainnya seperti kesehatan lingkungan dan juga menjadi destinasi wisata.
Bupati mengapresiasi program yang dijalankan oleh Diskannak Kabupaten Garut itu, karena tujuannya memiliki dampak yang luar biasa bagi ketahanan pangan keluarga, serta melahirkan sistem usaha perikanan mandiri bagi masyarakat melalui budi daya ikan di perairan umum.
Dukungan masyarakat
Semangat masyarakat mewujudkan irigasi bersih ternyata tidak terlepas dari adanya sosok tokoh masyarakat Dayeuh Handap sebagai salah satu inisiator yang menormalisasikan irigasi Sungai Cimaragas agar terbebas dari sampah, maupun sedimentasi.
Dia adalah Sani Zulkarnain, pria berusia 54 tahun itu sejak menjabat sebagai Ketua RW pada 2016 sudah mulai menggerakkan masyarakat untuk rutin membersihkan air sungai agar tidak kumuh, sehingga lingkungan bersih, indah, dan nyaman.
"Berkat gotong royong masyarakat membersihkan sampah, dan mengeruk sedimentasi, kini kondisinya sudah baik, dan sudah bisa ditebar ikan," kata Sani sambil menunjukkan keberadaan ikan yang kini bisa hidup di aliran irigasi itu.
Sani bersama warga lainnya memiliki tekad untuk mengembalikan irigasi menjadi ruang yang banyak memberikan manfaat, salah satunya bisa untuk budi daya ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomi, dan juga bisa untuk ketahanan pangan masyarakat setempat.
Aksi kepedulian Sani bersama masyarakat lainnya itu terus dilakukan selama bertahun-tahun, terutama yang cukup lama itu menjaga komitmen dan menyadarkan kebiasaan masyarakat untuk tidak membuang sampah ke aliran sungai.
Pada momentum peluncuran Serikandi-Biru itu bisa jadi puncak harapan Sani dengan masyarakat lainnya yang selama bertahun-tahun ini berjuang menjaga kebersihan air, dan kini masyarakat di sepanjang aliran irigasi terlihat tersenyum bahagia, dan mulai menyadari arti sumber daya alam yang dimiliki bisa memberikan banyak manfaat.
Upaya Sani tidak hanya cukup sampai di situ, pandangannya ke depan apabila ikan yang ditebar saat ini habis, ia bersedia menyumbang ikan untuk ditebar agar masyarakat tetap bisa menikmati pemandangan riuhnya ikan.
"Kalau misalkan nanti habis ikannya, kita tebar lagi, bila perlu ikan yang punya saya di balong (kolam) silakan pakai, kita cari dukungan agar budi daya ikan ini tetap berjalan, dan masyarakat bisa mudah dapat ikan untuk kebutuhan gizinya," kata Sani yang merupakan anggota Polri berpangkat Aiptu itu.
Pemanfaatan perairan umum itu berjalan karena adanya sinergi pemerintah dengan masyarakat, seperti yang dilakukan masyarakat Kampung Dayeuh Handap bisa menjadi contoh bagi daerah lain.
Dengan tekad yang kuat, dan dilakukan bersama, tentu membuahkan hasil. Sungai Cimaragas yang tadinya kumuh dan banyak sampah, kini bisa memberikan manfaat,. memanjakan pemandangan dan bisa untuk budi daya ikan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Memanfaatkan aliran sungai perkotaan di Garut untuk budi daya ikan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024