Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat memberdayakan peran ustadz dan ustazah milenial untuk melakukan dakwah yang mengedukasi masyarakat tentang mengatasi masalah stunting atau gagal tumbuh anak, sehingga memiliki kesadaran tentang pencegahan yang akhirnya bisa menurunkan kasus stunting.

"Kita meminta para tokoh agama, khususnya tokoh agama milenial dalam kerangka membantu kami menyampaikan, menginformasikan, sekaligus memberi solusi atas posisi-posisi yang kami hadapi hari ini, sebut saja masalah stunting," kata Sekretaris Daerah Pemkab Garut Nurdin Yana di Garut, Rabu.

Ia menuturkan kalangan tokoh agama dari kaum muda atau milenial itu merupakan tokoh yang memiliki pengaruh bagi masyarakat untuk menginformasi tentang persoalan stunting, selain yang utama tentang keagamaan.

Menurut dia keterlibatan mereka bisa membantu pemerintah daerah dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam mengatasi kasus stunting di seluruh pelosok Garut.

"Mereka itu sudah mempunyai pengaruh yang cukup signifikan, nah inilah yang akan kita poles," katanya.

Ia menyampaikan untuk memaksimalkan peran mereka dalam ceramah maka terlebih dahulu diberi pelatihan dengan tema Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) dalam Upaya Percepatan Pencegahan Stunting di Kabupaten Garut bekerja sama dengan Yayasan Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta.

Pelatihan komunikasi yang berlangsung 14 sampai 16 Mei 2024 itu, kata dia, akan memberikan banyak manfaat dan pengetahuan yang lebih luas bagi peserta tentang stunting sehingga pesannya dapat sampai ke masyarakat.

"Harapannya dengan adanya pelatihan seperti ini pertama tentu edukasi kita ke masyarakat masif, yang kedua ada perubahan perilaku dari masyarakat, poinnya kan di situ, dan 'ending' dari itu semua adalah mudah-mudahan di Kabupaten Garut itu 'zero new stunting', jadi tidak ada stunting baru," katanya.
Perwakilan Yayasan Cipta, Wihdaturrahmah menambahkan, peran tokoh agama yang merupakan kalangan ustaz dan ustazah milenial di Garut itu memiliki peran penting, sehingga harus diberi pelatihan untuk meningkatkan kapasitasnya tentang stunting.

Ia menyebutkan pelatihan yang diberikan terkait pengetahuan tentang stunting melingkupi definisi stunting, strategi komunikasi perubahan perilaku, peran tokoh agama, dan rencana tindak lanjutnya.

"Outputnya, peserta akan menulis naskah ceramah yang akan didokumentasikan dalam bentuk buku saku. Buku saku ini bisa digunakan oleh tokoh agama lain dan oleh OPD dalam edukasi ke masyarakat," katanya.

 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024