Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Garut, Jawa Barat, menjalin kerja sama untuk berkolaborasi dengan pengusaha Muslim dalam kegiatan penyuluhan pencegahan perceraian di masyarakat yang selama ini banyak disebabkan karena faktor ekonomi.
"Ini kolaborasi dengan pengusaha Muslim, mereka adalah praktisi yang paham agama, mudah-mudahan ilmu yang mereka punya bisa berguna untuk membantu kami mencegah perceraian," kata Kepala Pengadilan Agama Garut, Ayip kepada wartawan di Garut, Rabu.
Ia menuturkan, PA Garut mencatat selama lima bulan terakhir di tahun 2024 terdapat total perceraian sebanyak 2.241 kasus, angka yang dinilai cukup tinggi dengan rata-rata penyebabnya karena faktor ekonomi.
Ia menyebutkan, angka persentase dari jumlah perceraian yang disebabkan faktor ekonomi itu sebesar 80 persen, seperti karena tidak menafkahi, kemudian persoalan judi, dan utang.
"Sekitar 80 persen dilatarbelakangi oleh masalah ekonomi, seperti tidak memenuhi nafkah," katanya.
Ia mengatakan, faktor lainnya yang menyebabkan perceraian yaitu kasus kekerasan rumah tangga, dan adanya orang ketiga.
Kasus perceraian yang disebabkan karena ekonomi itu, kata dia, menjadi perhatian pihaknya dengan menggandeng komunitas pengusaha Muslim Lariba Islamic Indonesia untuk berperan memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam mencegah perceraian.
Perwakilan dari Lariba Islamic Indonesia Ustaz Ari Ismail menyampaikan, kolaborasi yang dilakukan dengan kegiatan konseling kepada masyarakat yang mendaftar ke PA Garut untuk proses perceraian.
"Ini adalah bentuk kepedulian dari kami, pengusaha Muslim untuk bisa berkontribusi mencegah terjadinya perceraian," katanya.
Ia mengatakan, masyarakat yang mengajukan permohonan cerai dengan alasan persoalan ekonomi akan terlebih dahulu mendapatkan penyuluhan dan pencerahan dari komunitas pengusaha Muslim.
Kehadiran komunitas pengusaha Muslim itu, kata dia, akan memberikan solusi kepada masyarakat tentang konsep ekonomi syariah untuk menyelamatkan ekonomi keluarga.
"Masyarakat akan kami berikan pemahaman terkait bagaimana ekonomi syariah untuk bisa menyelamatkan ekonomi keluarga yang menjadi masalah perceraian," katanya.
Ia menambahkan, program kerja sama untuk mengatasi perceraian akibat faktor ekonomi merupakan pertama kali dilakukan di Garut, dan menjadi percontohan untuk bisa diterapkan di daerah lain.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Ini kolaborasi dengan pengusaha Muslim, mereka adalah praktisi yang paham agama, mudah-mudahan ilmu yang mereka punya bisa berguna untuk membantu kami mencegah perceraian," kata Kepala Pengadilan Agama Garut, Ayip kepada wartawan di Garut, Rabu.
Ia menuturkan, PA Garut mencatat selama lima bulan terakhir di tahun 2024 terdapat total perceraian sebanyak 2.241 kasus, angka yang dinilai cukup tinggi dengan rata-rata penyebabnya karena faktor ekonomi.
Ia menyebutkan, angka persentase dari jumlah perceraian yang disebabkan faktor ekonomi itu sebesar 80 persen, seperti karena tidak menafkahi, kemudian persoalan judi, dan utang.
"Sekitar 80 persen dilatarbelakangi oleh masalah ekonomi, seperti tidak memenuhi nafkah," katanya.
Ia mengatakan, faktor lainnya yang menyebabkan perceraian yaitu kasus kekerasan rumah tangga, dan adanya orang ketiga.
Kasus perceraian yang disebabkan karena ekonomi itu, kata dia, menjadi perhatian pihaknya dengan menggandeng komunitas pengusaha Muslim Lariba Islamic Indonesia untuk berperan memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam mencegah perceraian.
Perwakilan dari Lariba Islamic Indonesia Ustaz Ari Ismail menyampaikan, kolaborasi yang dilakukan dengan kegiatan konseling kepada masyarakat yang mendaftar ke PA Garut untuk proses perceraian.
"Ini adalah bentuk kepedulian dari kami, pengusaha Muslim untuk bisa berkontribusi mencegah terjadinya perceraian," katanya.
Ia mengatakan, masyarakat yang mengajukan permohonan cerai dengan alasan persoalan ekonomi akan terlebih dahulu mendapatkan penyuluhan dan pencerahan dari komunitas pengusaha Muslim.
Kehadiran komunitas pengusaha Muslim itu, kata dia, akan memberikan solusi kepada masyarakat tentang konsep ekonomi syariah untuk menyelamatkan ekonomi keluarga.
"Masyarakat akan kami berikan pemahaman terkait bagaimana ekonomi syariah untuk bisa menyelamatkan ekonomi keluarga yang menjadi masalah perceraian," katanya.
Ia menambahkan, program kerja sama untuk mengatasi perceraian akibat faktor ekonomi merupakan pertama kali dilakukan di Garut, dan menjadi percontohan untuk bisa diterapkan di daerah lain.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024