Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat meluncurkan program Sistem Usaha Perikanan Mandiri melalui Budidaya Ikan di Perairan Umum (Serikandi-Biru) untuk memberdayakan perempuan melakukan aktivitas budidaya ikan dengan memanfaatkan aliran air irigasi di sekitar lingkungan rumah.
"Budidaya ikan ini bisa dikembangkan di tempat ini melalui saluran-saluran air yang tadinya tidak bermanfaat, dibersihkan, lalu diperbaiki irigasinya, menjadi sesuatu yang bermanfaat, satu manfaat kebersihan, dua bisa menjadi manfaat usaha," kata Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin Penjabat (Pj) Bupati Garut, Barnas Adjidin saat peluncuran Program Serikandi-Biru di Kampung Dayeuhandap, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Senin.
Ia menuturkan Pemkab Garut mengembangkan program itu untuk memberdayakan masyarakat, terutama kaum perempuan agar memiliki kegiatan usaha melalui budidaya perikanan skala kecil dengan memanfaatkan saluran irigasi, sungai, atau selokan sebagai perairan umum di lingkungan rumahnya.
Program Serikandi-Biru itu, kata dia, diinisiasi Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Kabupaten Garut, serta mendapat dukungan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait di lingkungan Pemkab Garut untuk bersama-sama turun membantu memanfaatkan potensi lingkungan masyarakat.
Menurut dia program Serikandi-Biru itu tidak hanya menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat, tapi menjadi inovasi untuk menjaga ketahanan pangan keluarga, sekaligus lingkungan sekitar aliran sungai lebih nyaman dan indah.
"Peluncuran ini dapat terus berlanjut, apa yang bisa dilakukan, tidak hanya perikanan, tapi usaha-usaha lainnya untuk mendukung ketahanan keluarganya, gizinya, nanti menghasilkan manusia yang berkualitas," katanya.
Kepala Diskannak Kabupaten Garut Beni Yoga Gunasantika menyatakan, program Serikandi-Biru merupakan upaya pemberdayaan masyarakat, khususnya di lokasi-lokasi dengan angka stunting dan kemiskinan ekstrem yang tinggi di Garut.
Menurut dia program tentang ketahanan pangan itu dapat menjadi cara masyarakat untuk bisa membudidaya ikan dengan memanfaatkan lahan perairan sekitar, kemudian hasil dari ikan bisa membantu memenuhi kebutuhan protein keluarga.
"Tujuannya itu tadi untuk memenuhi kebutuhan protein hewani melalui budidaya ikan, termasuk untuk 'supporting' kita dari dinas atau sektor perikanan ini untuk penanganan stunting di Kabupaten Garut," kata Beni.
Ia menyebutkan ada 10 lokasi untuk pengembangan program Serikandi-Biru yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Garut yakni Kecamatan Garut Kota, Leles, Kadungora, Bayongbong, Banyuresmi, dan Pameungpeuk.
Nama program Serikandi-Biru itu, kata dia, karena kegiatannya melibatkan kalangan ibu-ibu dari kelompok tani, terutama kelompok pengelola budidaya ikan dengan kondisi iklim di Garut cocok untuk pengembangan ikan mas dan nila merah.
Ia menyampaikan pemerintah akan melakukan pendampingan dan memberikan pengetahuan tentang cara pengolahan sampah organik rumah tangga untuk menjadi pakan ikan, sehingga tidak ketergantungan pada pakan ikan pabrikan.
Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga membantu menyiapkan mitra yang akan menampung hasil produksi ikan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir kesulitan mencari pasar untuk menjualnya.
"Ini pasarnya sudah jelas, sudah ada, jadi ini tidak menjadi kesulitan pada saat kelompok menghasilkan produksi ikan-ikan jenis yang tadi disampaikan, pasarnya mitranya sudah ada untuk pembelian produksi ikan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Budidaya ikan ini bisa dikembangkan di tempat ini melalui saluran-saluran air yang tadinya tidak bermanfaat, dibersihkan, lalu diperbaiki irigasinya, menjadi sesuatu yang bermanfaat, satu manfaat kebersihan, dua bisa menjadi manfaat usaha," kata Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin Penjabat (Pj) Bupati Garut, Barnas Adjidin saat peluncuran Program Serikandi-Biru di Kampung Dayeuhandap, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Senin.
Ia menuturkan Pemkab Garut mengembangkan program itu untuk memberdayakan masyarakat, terutama kaum perempuan agar memiliki kegiatan usaha melalui budidaya perikanan skala kecil dengan memanfaatkan saluran irigasi, sungai, atau selokan sebagai perairan umum di lingkungan rumahnya.
Program Serikandi-Biru itu, kata dia, diinisiasi Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Kabupaten Garut, serta mendapat dukungan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait di lingkungan Pemkab Garut untuk bersama-sama turun membantu memanfaatkan potensi lingkungan masyarakat.
Menurut dia program Serikandi-Biru itu tidak hanya menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat, tapi menjadi inovasi untuk menjaga ketahanan pangan keluarga, sekaligus lingkungan sekitar aliran sungai lebih nyaman dan indah.
"Peluncuran ini dapat terus berlanjut, apa yang bisa dilakukan, tidak hanya perikanan, tapi usaha-usaha lainnya untuk mendukung ketahanan keluarganya, gizinya, nanti menghasilkan manusia yang berkualitas," katanya.
Kepala Diskannak Kabupaten Garut Beni Yoga Gunasantika menyatakan, program Serikandi-Biru merupakan upaya pemberdayaan masyarakat, khususnya di lokasi-lokasi dengan angka stunting dan kemiskinan ekstrem yang tinggi di Garut.
Menurut dia program tentang ketahanan pangan itu dapat menjadi cara masyarakat untuk bisa membudidaya ikan dengan memanfaatkan lahan perairan sekitar, kemudian hasil dari ikan bisa membantu memenuhi kebutuhan protein keluarga.
"Tujuannya itu tadi untuk memenuhi kebutuhan protein hewani melalui budidaya ikan, termasuk untuk 'supporting' kita dari dinas atau sektor perikanan ini untuk penanganan stunting di Kabupaten Garut," kata Beni.
Ia menyebutkan ada 10 lokasi untuk pengembangan program Serikandi-Biru yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Garut yakni Kecamatan Garut Kota, Leles, Kadungora, Bayongbong, Banyuresmi, dan Pameungpeuk.
Nama program Serikandi-Biru itu, kata dia, karena kegiatannya melibatkan kalangan ibu-ibu dari kelompok tani, terutama kelompok pengelola budidaya ikan dengan kondisi iklim di Garut cocok untuk pengembangan ikan mas dan nila merah.
Ia menyampaikan pemerintah akan melakukan pendampingan dan memberikan pengetahuan tentang cara pengolahan sampah organik rumah tangga untuk menjadi pakan ikan, sehingga tidak ketergantungan pada pakan ikan pabrikan.
Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga membantu menyiapkan mitra yang akan menampung hasil produksi ikan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir kesulitan mencari pasar untuk menjualnya.
"Ini pasarnya sudah jelas, sudah ada, jadi ini tidak menjadi kesulitan pada saat kelompok menghasilkan produksi ikan-ikan jenis yang tadi disampaikan, pasarnya mitranya sudah ada untuk pembelian produksi ikan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024