Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, terus mendorong pengembangan komoditas kentang untuk memenuhi kebutuhan pasar tingkat provinsi maupun nasional melalui program Upland 2024 yang pada akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan petani.
"Mudah-mudahan dengan penanaman ini, kita menjadi sentra kentang yang unggul, yang bisa memenuhi tidak hanya Kabupaten Garut, Jawa Barat, bahkan Indonesia," kata Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin saat melaksanakan upacara tanam kentang perdana Upland Project Tahun 2024 di Kampung Selecta, Desa Sukawargi, Kecamatan Cisurupan, Garut, Selasa.
Baca juga: Pemupukan berimbang hasilkan kentang super di Garut
Ia menuturkan, lahan di Kabupaten Garut memiliki potensi luar biasa untuk ditanami berbagai jenis komoditas pangan, salah satunya kentang yang memiliki prospek bagus dan menguntungkan bagi petani.
Kentang, kata dia, menjadi salah satu komoditas penjaga ketahanan pangan, sehingga harus terus dikembangkan di Garut, seperti saat ini dilakukan penanaman di Kecamatan Cisurupan dan Cikajang.
"Mudah-mudahan komoditas kentang yang juga komoditas ketahanan pangan ini bisa semakin berkembang di tempat ini, dan kita lihat sekarang ada penanaman perdana di beberapa wilayah yaitu empat desa di dua Kecamatan Cisurupan dan Cikajang," katanya.
Ia mengatakan, komoditas kentang yang selama ini ditanam di Garut akan terus dikembangkan, dan menjadi sentra produksi kentang unggul yang tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan lokal, tapi menjadi penyuplai kentang di tingkat nasional.
Ia berharap berkembangnya penanaman komoditas kentang di Garut itu bisa mendongkrak petani untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak, dan sejahtera karena meningkatnya pendapatan dari hasil panen kentang.
"Nanti bisa mengembangkan di tempat lain yang memang cocok untuk komoditas kentang, dan kami berharap bahwa dengan nanti majunya perkentangan di sini, maju juga peradaban di tempat ini," kata Barnas.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Haeruman menambahkan, kentang merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Garut yang produksinya di 2023 hampir 220 ribu ton dengan luas tanam mencapai 7.627 hektare, sehingga mampu menjadi daerah terbanyak sekitar 79,67 persen produksi kentang di tingkat Provinsi Jawa Barat.
Program Upland dalam peningkatan produksi kentang di di Kecamatan Cisurupan dan Cikajang itu, kata dia, diharapkan bisa memberikan dampak semakin meningkatnya produktivitas kentang di Garut.
Sebelum ada program Upland itu, kata dia, produksi kentang mencapai 18 ton per hektare, kemudian ada program tersebut hasilnya menjadi 25 ton per hektare, sehingga ke depan ditargetkan bisa mencapai 35 ton per hektare dengan mendorong petani untuk tetap disiplin dan menjalankan metode-metode yang sudah diajarkan.
"Setelah ada Upland karena ini dilatih, dibimbing, diberikan ilmu pengetahuan dan sebagainya, sarananya di-'support' dengan lengkap, itu ada kenaikan sampai sekarang 25 ton, harapan saya target saya itu bisa mencapai 35 ton, itu bisa dilakukan tapi petaninya harus disiplin," katanya.
Baca juga: Kentang dari Garut diekspor ke Singapura
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Mudah-mudahan dengan penanaman ini, kita menjadi sentra kentang yang unggul, yang bisa memenuhi tidak hanya Kabupaten Garut, Jawa Barat, bahkan Indonesia," kata Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin saat melaksanakan upacara tanam kentang perdana Upland Project Tahun 2024 di Kampung Selecta, Desa Sukawargi, Kecamatan Cisurupan, Garut, Selasa.
Baca juga: Pemupukan berimbang hasilkan kentang super di Garut
Ia menuturkan, lahan di Kabupaten Garut memiliki potensi luar biasa untuk ditanami berbagai jenis komoditas pangan, salah satunya kentang yang memiliki prospek bagus dan menguntungkan bagi petani.
Kentang, kata dia, menjadi salah satu komoditas penjaga ketahanan pangan, sehingga harus terus dikembangkan di Garut, seperti saat ini dilakukan penanaman di Kecamatan Cisurupan dan Cikajang.
"Mudah-mudahan komoditas kentang yang juga komoditas ketahanan pangan ini bisa semakin berkembang di tempat ini, dan kita lihat sekarang ada penanaman perdana di beberapa wilayah yaitu empat desa di dua Kecamatan Cisurupan dan Cikajang," katanya.
Ia mengatakan, komoditas kentang yang selama ini ditanam di Garut akan terus dikembangkan, dan menjadi sentra produksi kentang unggul yang tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan lokal, tapi menjadi penyuplai kentang di tingkat nasional.
Ia berharap berkembangnya penanaman komoditas kentang di Garut itu bisa mendongkrak petani untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak, dan sejahtera karena meningkatnya pendapatan dari hasil panen kentang.
"Nanti bisa mengembangkan di tempat lain yang memang cocok untuk komoditas kentang, dan kami berharap bahwa dengan nanti majunya perkentangan di sini, maju juga peradaban di tempat ini," kata Barnas.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Haeruman menambahkan, kentang merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Garut yang produksinya di 2023 hampir 220 ribu ton dengan luas tanam mencapai 7.627 hektare, sehingga mampu menjadi daerah terbanyak sekitar 79,67 persen produksi kentang di tingkat Provinsi Jawa Barat.
Program Upland dalam peningkatan produksi kentang di di Kecamatan Cisurupan dan Cikajang itu, kata dia, diharapkan bisa memberikan dampak semakin meningkatnya produktivitas kentang di Garut.
Sebelum ada program Upland itu, kata dia, produksi kentang mencapai 18 ton per hektare, kemudian ada program tersebut hasilnya menjadi 25 ton per hektare, sehingga ke depan ditargetkan bisa mencapai 35 ton per hektare dengan mendorong petani untuk tetap disiplin dan menjalankan metode-metode yang sudah diajarkan.
"Setelah ada Upland karena ini dilatih, dibimbing, diberikan ilmu pengetahuan dan sebagainya, sarananya di-'support' dengan lengkap, itu ada kenaikan sampai sekarang 25 ton, harapan saya target saya itu bisa mencapai 35 ton, itu bisa dilakukan tapi petaninya harus disiplin," katanya.
Baca juga: Kentang dari Garut diekspor ke Singapura
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024