Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran secara resmi melepas ekspor kentang hasil produksi petani Kabupaten Garut, Jawa Barat, ke Singapura sebanyak 5 ribu ton dengan nilai uang Rp340 miliar.
"Momentum ekspor ini harus kita ekspose, kita publikasikan agar petani tambah bersemangat," kata Mentan saat pelepasan ekspor produk pertanian di lapangan Ciateul, Kabupaten Garut, Kamis.
Ia mengatakan, tidak hanya kentang, tetapi jenis lainnya seperti manggis sebanyak 19 ton atau senilai Rp392 juta dan barecore atau plywood sebanyak 591,3 meter per kubik atau senilai Rp1,4 miliar diekspor ke Tiongkok.
Ia berharap, petani Indonesia terus bersemangat untuk menarik investor dan mengenalkan produk pertanian ke pasar dunia.
"Investor tertarik dan produk pertanian kita lebih dikenal di pasar dunia," katanya.
Ia mengapresiasi para pelaku usaha di bidang agribisnis yang telah mendukung dan memberi nilai tambah bagi petani sehingga bisa melakukan ekspor dan memberikan keuntungan.
Amran menyampaikan, pihaknya menjamin seluruh komoditas yang dipasarkan telah melewati pemeriksaan Badan Karantina Pertanian (Barantan) dengan baik, selain itu, Barantan juga terus mendongkrak ekspor dengan memberikan bimbingan teknis pelaku agribisnis agar siap memasuki pasar ekspor.
"Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan jumlah ekspor komoditas pertanian berbasis wilayah sekaligus menambah jumlah eksportir di sektor pertanian dari kalangan muda," katanya.
Kepala Barantan Ali Jamil yang ikut hadir mendampingi kunjungan kerja Mentan menambahkan, berdasarkan data dari sistem otomasi Barantan 2018 tercatat eksportasi komoditas kentang melalui sertifikasi di Karantina Bandung sebesar seribu ton dengan nilai ekonomi Rp20 miliar.
Sedangkan ekspor manggis, kata dia, dalam kurun waktu triwulan pertama 2019 tercatat telah ekspor 1.261,2 ton dengan nilai Rp17,6 miliar tujuan Cina dan ekspor barecore total 926 kontainer dengan nilai Rp129,6 miliar dengan tujuan Cina dan Timur Tengah.
Jamil juga menyampaikan selama periode Januari-Maret 2019, ekspor sayuran tercatat sebanyak 293 ton, dengan frekuensi pengiriman sebanyak 372 kali, dan ekspor manggis sebanyak 833 ton dari total 1.586 ton atau sebesar 52,5 persen dari total ekspor manggis asal sertifikasi Karantina Bandung.
"Ekspor sayuran dan buah lainnya telah menyumbang devisa sekitar US $3 juta, dan melati sekitar US $1,5 juta selama kurun waktu 2018-2019," katanya.
Sementara itu, Bupati Garut Rudy Gunawan mengapresiasi kinerja ekspor pangan yang dicapai selama Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Menurut dia, ekspor merupakan bukti dari dampak inovasi pertanian yang dilakukan Kementerian Pertanian, untuk itu pendampingan bagi para petani di Garut untuk memasuki pasar ekspor dapat terus ditingkatkan.
"Kami berharap perhatian besar pemerintah dalam bentuk alat mesin pertanian, benih, domba, ayam, dan lain-lain itu dapat menjadikan pemicu semangat bagi petani di wilayah Garut," katanya.
Baca juga: Ekspor manggis Sukabumi senilai Rp2,76 miliar ke Tiongkok
Baca juga: Mentan: satu juta ekor ayam untuk santri seluruh indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Momentum ekspor ini harus kita ekspose, kita publikasikan agar petani tambah bersemangat," kata Mentan saat pelepasan ekspor produk pertanian di lapangan Ciateul, Kabupaten Garut, Kamis.
Ia mengatakan, tidak hanya kentang, tetapi jenis lainnya seperti manggis sebanyak 19 ton atau senilai Rp392 juta dan barecore atau plywood sebanyak 591,3 meter per kubik atau senilai Rp1,4 miliar diekspor ke Tiongkok.
Ia berharap, petani Indonesia terus bersemangat untuk menarik investor dan mengenalkan produk pertanian ke pasar dunia.
"Investor tertarik dan produk pertanian kita lebih dikenal di pasar dunia," katanya.
Ia mengapresiasi para pelaku usaha di bidang agribisnis yang telah mendukung dan memberi nilai tambah bagi petani sehingga bisa melakukan ekspor dan memberikan keuntungan.
Amran menyampaikan, pihaknya menjamin seluruh komoditas yang dipasarkan telah melewati pemeriksaan Badan Karantina Pertanian (Barantan) dengan baik, selain itu, Barantan juga terus mendongkrak ekspor dengan memberikan bimbingan teknis pelaku agribisnis agar siap memasuki pasar ekspor.
"Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan jumlah ekspor komoditas pertanian berbasis wilayah sekaligus menambah jumlah eksportir di sektor pertanian dari kalangan muda," katanya.
Kepala Barantan Ali Jamil yang ikut hadir mendampingi kunjungan kerja Mentan menambahkan, berdasarkan data dari sistem otomasi Barantan 2018 tercatat eksportasi komoditas kentang melalui sertifikasi di Karantina Bandung sebesar seribu ton dengan nilai ekonomi Rp20 miliar.
Sedangkan ekspor manggis, kata dia, dalam kurun waktu triwulan pertama 2019 tercatat telah ekspor 1.261,2 ton dengan nilai Rp17,6 miliar tujuan Cina dan ekspor barecore total 926 kontainer dengan nilai Rp129,6 miliar dengan tujuan Cina dan Timur Tengah.
Jamil juga menyampaikan selama periode Januari-Maret 2019, ekspor sayuran tercatat sebanyak 293 ton, dengan frekuensi pengiriman sebanyak 372 kali, dan ekspor manggis sebanyak 833 ton dari total 1.586 ton atau sebesar 52,5 persen dari total ekspor manggis asal sertifikasi Karantina Bandung.
"Ekspor sayuran dan buah lainnya telah menyumbang devisa sekitar US $3 juta, dan melati sekitar US $1,5 juta selama kurun waktu 2018-2019," katanya.
Sementara itu, Bupati Garut Rudy Gunawan mengapresiasi kinerja ekspor pangan yang dicapai selama Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Menurut dia, ekspor merupakan bukti dari dampak inovasi pertanian yang dilakukan Kementerian Pertanian, untuk itu pendampingan bagi para petani di Garut untuk memasuki pasar ekspor dapat terus ditingkatkan.
"Kami berharap perhatian besar pemerintah dalam bentuk alat mesin pertanian, benih, domba, ayam, dan lain-lain itu dapat menjadikan pemicu semangat bagi petani di wilayah Garut," katanya.
Baca juga: Ekspor manggis Sukabumi senilai Rp2,76 miliar ke Tiongkok
Baca juga: Mentan: satu juta ekor ayam untuk santri seluruh indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019