Sukabumi (Antaranews Jabar) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melepas ekspor manggis sebanyak 92 ton dengan nilai Rp2,76 miliar asal Sukabumi, Jawa Barat, ke Tiongkok. 

"Ekspor kami luar biasa peningkatannya lebih dari 300 persen karena kami membuat akses langsung dari Indonesia ke China. Dulu harus transit dulu di Malaysia dan Singapura," kata Menteri Amran pada pelepasan ekspor manggis di Sukabumi, Jawa Barat, Kamis.

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, volume ekspor manggis pada 2018 sebesar 38.830 ton, naik 324 persen dibandingkan 2017 yang hanya 9.167 ton. Nilai ekspor manggis sepanjang 2018 mencapai Rp474 miliar naik 778 persen dibandingkan 2017 Rp54 miliar.

Menteri Amran memaparkan Indonesia merupakan negara eksportir manggis, dengan peringkat ke-5 dunia sebagai negara produsen manggis, setelah India, Tiongkok, Kenya, dan Thailand. 

Sekitar 25 persen produksi manggis diekspor ke beberapa negara seperti ke Tiongkok, Hongkong, Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, Arab Saudi, Kuwait, Oman, Qatar, Amerika, Australia, Prancis, dan Belanda. 

Perusahaan eksportir manggis, PT Manggis Elok Utama menyatakan manggis yang diekspor merupakan hasil kemitraan dengan delapan kelompok tani di Sukabumi. 

"Untuk satu musim panen bisa ekspor sampai 100 kontainer, per kontainer sekitar 20 ton," kata Ichsan, perwakilan dari PT Manggis Elok Utama.

Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil mengatakan dalam tahun 2018, Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok memberikan layanan sertifikasi untuk ekspor buah manggis sebanyak 16.271 ton atau senilai Rp448,127 miliar. 

Dari jumlah tersebut,ekspor manggis yang berasal dari Kabupaten Sukabumi mencapai 2.211 ton atau senilai Rp66,327 miliar. 

"Kontribusi Kabupaten Sukabumi terhadap total ekspor manggis selama tahun 2018 kurang lebih 13,59 persen dari total ekspor melalui pelabuhan Tanjung Priok," kata Ali.

Dalam kesempatan terpisah, Dirjen Hortikultura Kementan Suwandi mendorong ekspor kawasan sentra manggis terbesar yakni Jawa Barat, Sumatra Barat, Jawa Timur, Bali, NTB maupun Banten, dengan meningkatkan kualitas mutu manggis dan registrasi kebun. Bantuan bibit manggis yang diberikan Kementan pada 2019 sebanyak sekitar 211 ribu batang. 

"Dokumen ekspor benih hortikultura pun tidak lagi berhari-hari atau berbulan bulan, sangat cepat, hanya 3 jam bila dokumennya 'clear and clean'. Ini untuk menggenjot ekspor dan investasi," kata Suwandi.

Baca juga: Buah Manggis Raya asal Bogor jadi komoditi ekspor

Baca juga: Mangga gedong dan manggis Jabar didorong tembus pasar Jepang


 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019