Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Garut, Jawa Barat terus gencar membangun sumur bor di sejumlah daerah untuk mengairi areal lahan pertanian tadah hujan agar tetap produktif menghasilkan komoditas pangan saat musim kemarau tiba.

"Tahun kemarin 2023 lima unit, kegiatannya pembangunan irigasi air tanah dangkal, tahun sekarang (2024) ada," kata Kepala Bidang Prasarana Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan pada Diseprtan Kabupaten Garut Rakmat Jatnika di Garut, Jumat.

Baca juga: Bupati Garut tekankan pentingnya mitigasi bencana alam bagi masyarakat

Ia menuturkan, tahun anggaran 2023 telah membangun sebanyak lima sumur bor untuk mengairi areal persawahan maupun perkebunan yakni lahan tadah hujan di Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Kandangmukti di Kecamatan Leles, Mancagahar di Kecamatan Pameungpeuk, Wanajaya di Kecamatan Wanaraja, dan Sukajaya di Kecamatan Cisewu.

Selanjutnya, kata dia, Disepertan Garut juga pada tahun anggaran 2024 kembali membangun delapan sumur untuk mengairi areal pertanian tadah hujan yang lebih luas lagi yakni tersebar di Kecamatan Limbangan, Cilawu, Cisurupan, dan Cibatu dengan besaran anggaran untuk satu sumur sebesar Rp142,5 juta.

Ia menyampaikan setiap satu sumur bor itu mampu mengairi areal pertanian sekitar 4 sampai 6 hektar, atau tergantung banyaknya debit air yang dihasilkan, semakin banyak maka akan lebih luas lagi pengairannya.

"Tergantung dapat airnya atau debitnya, ada yang 4 hektare, ada yang 6 hektare, tergantung tadi dapat airnya," kata Rakmat.

Ia menjelaskan pemerintah kembali membangun sumur bor di kawasan lahan tadah hujan itu karena keberadaannya telah memberikan dampak yang cukup baik, yang nantinya lahan pertanian tetap produktif saat musim kemarau.

"Sangat berdampak dan membantu petani, terutama pada saat musim kemarau," katanya.

Salah satu desa yang sudah memanfaatkan keberadaan sumur bor bantuan dari Dinas Pertanian Kabupaten Garut yakni Desa Wanajaya, Kecamatan Wanaraja yang dibangun tahun 2023 untuk mengatasi sebagian areal pertanian di daerah itu.
Kepala Desa Wanajaya Iif Firman Nurdin mengatakan, sumur bor bantuan dari pemerintah daerah itu memberikan dampak manfaat bagi areal pertanian yang sebelumnya tidak bisa menanam saat musim kemarau, saat ini lahan tersebut tetap bisa produktif.

Sumur bor yang cara pengairannya menggunakan tenaga matahari itu, secara teknisnya dilakukan pipanisasi untuk mengairi areal lahan pertanian tadah hujan di Desa Wanajaya seluas 4 hektare.

"Lahan tadah hujan di desa kami itu hanya di sana, seluas 4 hektare, tapi sekarang karena sudah ada sumur bor sudah tidak ada lagi lahan tadah hujan, jadi, bantuannya sangat bermanfaat," katanya.


Baca juga: Pj Bupati Garut: Jalur mudik dibenahi untuk kelancaran arus lalu lintas

 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024