Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengatakan bahwa kebijakan Jumat Bebas Kendaraan (Friday Car Free) di Gedung Sate Bandung adalah sebagai evaluasi sebelum implementasi sistem moda transportasi Bus Rapid Transit (BRT).
Pasalnya, kata Bey, para pejabat harus merasakannya terlebih dahulu sebelum meluncurkan dan mengimplementasikan kebijakan transportasi yang akan dioperasikan di Bandung Raya tersebut, seperti dirinya yang berangkat ke Gedung Sate dari pool selatan di kantor Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jabar di Jalan Soekarno Hatta.
"Kenapa ini dilakukan? Bandung Raya itu akan ada BRT, angkutan publik yang lebih nyaman. Tapi saya minta kepada kepala dinas, OPD terkait harus dicoba dulu sendiri. Artinya kita sebagai pembuat kebijakan juga harus tahu sendiri bagaimana rasanya naik angkutan umum seperti apa," tutur Bey di Bandung, Jumat.
Berdasarkan informasi yang diterimanya dalam kebijakan hari bebas kendaraan di Gedung Sate Bandung, terdapat keluhan dan hal yang harus diperbaiki.
"Seperti ada yang dari Kopo tidak ada pool atau titik penjemputan terdekat. Maka inilah, supaya dapat gambaran kalau mengharapkan masyarakat dari mobil atau motor pindah ke bus," katanya.
Lebih jauh, Bey menyebut hal ini juga bertujuan bila nantinya ketika Bus Rapid Transit (BRT) diterapkan di algomerasi Bandung Raya, jangan sampai sia-sia, atau berjalan tidak efektif, seperti apakah bisa membuat jalur bus khusus atau tidak dengan kondisi jalan seperti ini.
"Maka jangan sampai membuat keputusan tidak melakukan uji coba, tidak merasakan sendiri seperti apa. Ini Pemprov masih menyediakan bus, sedangkan kalau masyarakat umum betul-betul kita harapkan pindah ke transportasi publik yang nyaman, aman, dan tepat waktu. Jangan sampai masyarakat mengeluh bahwa lama naik bus lalu balik lagi pakai motor atau pakai ojeg," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Pasalnya, kata Bey, para pejabat harus merasakannya terlebih dahulu sebelum meluncurkan dan mengimplementasikan kebijakan transportasi yang akan dioperasikan di Bandung Raya tersebut, seperti dirinya yang berangkat ke Gedung Sate dari pool selatan di kantor Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jabar di Jalan Soekarno Hatta.
"Kenapa ini dilakukan? Bandung Raya itu akan ada BRT, angkutan publik yang lebih nyaman. Tapi saya minta kepada kepala dinas, OPD terkait harus dicoba dulu sendiri. Artinya kita sebagai pembuat kebijakan juga harus tahu sendiri bagaimana rasanya naik angkutan umum seperti apa," tutur Bey di Bandung, Jumat.
Berdasarkan informasi yang diterimanya dalam kebijakan hari bebas kendaraan di Gedung Sate Bandung, terdapat keluhan dan hal yang harus diperbaiki.
"Seperti ada yang dari Kopo tidak ada pool atau titik penjemputan terdekat. Maka inilah, supaya dapat gambaran kalau mengharapkan masyarakat dari mobil atau motor pindah ke bus," katanya.
Lebih jauh, Bey menyebut hal ini juga bertujuan bila nantinya ketika Bus Rapid Transit (BRT) diterapkan di algomerasi Bandung Raya, jangan sampai sia-sia, atau berjalan tidak efektif, seperti apakah bisa membuat jalur bus khusus atau tidak dengan kondisi jalan seperti ini.
"Maka jangan sampai membuat keputusan tidak melakukan uji coba, tidak merasakan sendiri seperti apa. Ini Pemprov masih menyediakan bus, sedangkan kalau masyarakat umum betul-betul kita harapkan pindah ke transportasi publik yang nyaman, aman, dan tepat waktu. Jangan sampai masyarakat mengeluh bahwa lama naik bus lalu balik lagi pakai motor atau pakai ojeg," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024