Usaha budidaya maggot yang dijalankan warga RW 14, Desa Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dinilai mampu membantu pemerintah daerah setempat mengatasi persoalan sampah sekaligus mendatangkan nilai ekonomis bagi warga.
Pembudidaya maggot Mangunjaya, Sarwo di Cikarang, Selasa, mengatakan di lingkungan tempat tinggalnya terdapat tiga pembudidaya maggot atau larva jenis lalat 'Black Soldier Fly' bernilai ekonomis dengan harga jual Rp6.000 per kilogram maggot basah dan Rp8.000 maggot kering.
"Peluang bisnis budidaya maggot sebetulnya bagus cuma memang banyak yang belum melirik karena kalau berbicara sampah ini masih identik dengan kotor, bau, dan membawa penyakit. Padahal tidak, lalat BSF ini beda dengan jenis lalat biasa karena larva yang dihasilkan bukan larva yang menjadi medium penularan penyakit," katanya.
Anggota Forum Bank Sampah Kecamatan Tambun Selatan itu mengatakan selain bernilai ekonomis, budidaya ini juga bisa menjadi solusi mengurangi sampah organik sebab larva BSF membutuhkan sampah organik untuk tumbuh hingga nanti siap dipanen.
"Jadi kita kerja sama dengan warga sekitar untuk mengumpulkan sampah-sampah organik seperti sisa buah dan sayuran. Kemudian kita juga kerja sama dengan perusahaan-perusahaan katering untuk memenuhi kebutuhan pakan maggot," katanya.
Sarwo mengaku selama ini banyak pengepul datang untuk membeli maggot yang diproduksi. Namun karena keterbatasan ketersediaan lahan, maggot yang diproduksi untuk sementara masih dipasarkan dalam skala kecil.
"Satu kali panen bisa mencapai 60 kilogram dan itu habis dipakai (dibeli) untuk pakan ternak warga," ucapnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Budidaya maggot Mangunjaya Bekasi bantu pemerintah atasi sampah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024