Antarajawabarat.com,18/6- Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur, Jabar, mencatat sepanjang tahun 2014, terdapat 80 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), dua orang diantaranya meninggal dunia.
Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Cianjur, Bambang Permana, Rabu, mengatakan, pihaknya telah melakukan penyelidikan epidemiologi di sejumlah wilayah.
Salah satunya di Kampung Bojong Pilar, Kelurahan Bojongherang, dimana salah seorang warganya meninggal dunia akibat terjangkit virus DBD, beberapa hari lalu.
Pihaknya mencari sumber nyamuk yang menyebabkan balita bernama Akbar Rizki Ardiyansah (44) terkena penyakit DBD hingga meninggal.
"Tempat tinggal korban termasuk daerah endemis DBD dan berpotensial menjadi sumber nyamuk. Setiap tahun warga Kelurahan Bojongherang ada yang terjangkit DBD," katanya.
Hal tersebut, ungkap dia, disebabkan minimnya kesadaran terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Seharusnya warga di wilayah tersebut, sadar akan perilaku hidup bersih salah satunya berupaya untuk memberantas sarang nyamuk.
"Meskipun di wilayah tersebut terdapat banyak ggorong-gorong, dimana jentik nyamuk denga mudha berkembang biak, warga dengan mudah memberantas sarang nyamuk dengan melakukan 3 M, menutup, menguras, dan mengubur,¿ ungkapnya.
Sedangkan tindakan seperti pengasapan atau foging, tutur dia, hanya akan membunuh nyamuk dewasa. Sedangkan nyamuk yang berbentuk jentik sulit diberantas karena masih berbentuk telur.
"Untuk itu, warga harus aktif membersihkan lingkungannya dengan giat melakukan gerakan PHBS minimal setiap hari Jumat. Masing-masing warga dapat melakukan hal tersebut dilingkungan rumahnya terlebih dahulu," ucapnya.
Sementara itu, tercatat di Dinkes Cianjur, 80 kasus DBD terjadi sepanjang tahun 2014. Sebanyak 18 kasus pada Januari, 12 kasus pada Februari, 8 kasus pada Maret, 15 kasus pada April, 20 kasus pada Mei dan 17 kasus Juni.
"Sepanjang tahun ini, dua ornag meninggal dunia akibat DBD, salah satunya meninggal dua hari yang lalu. Sedangkan satu lainnya pada bulan April," pungkasnya.
Seperti diberitakan Akbar Rizki Ardiansah (4) anak pasangan Deni (33) dan Suharti (30), meninggal dunia diduga akibat terserang penyakit DBD, setelah mendapatkan perawatan selama beberapa hari di RSUD Cianjur.
Sebelumnya balita tersebut sempat dicek darah dan dinyatakan positif DBD, sehingga medis meminta pihak keluarga agar korban menjalani rawat inap. Selang beberapa hari Akbar menjalani perawatan nyawanya tidak dapat tertolong.***3***(KR,FKR)
Fikri
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014
Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Cianjur, Bambang Permana, Rabu, mengatakan, pihaknya telah melakukan penyelidikan epidemiologi di sejumlah wilayah.
Salah satunya di Kampung Bojong Pilar, Kelurahan Bojongherang, dimana salah seorang warganya meninggal dunia akibat terjangkit virus DBD, beberapa hari lalu.
Pihaknya mencari sumber nyamuk yang menyebabkan balita bernama Akbar Rizki Ardiyansah (44) terkena penyakit DBD hingga meninggal.
"Tempat tinggal korban termasuk daerah endemis DBD dan berpotensial menjadi sumber nyamuk. Setiap tahun warga Kelurahan Bojongherang ada yang terjangkit DBD," katanya.
Hal tersebut, ungkap dia, disebabkan minimnya kesadaran terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Seharusnya warga di wilayah tersebut, sadar akan perilaku hidup bersih salah satunya berupaya untuk memberantas sarang nyamuk.
"Meskipun di wilayah tersebut terdapat banyak ggorong-gorong, dimana jentik nyamuk denga mudha berkembang biak, warga dengan mudah memberantas sarang nyamuk dengan melakukan 3 M, menutup, menguras, dan mengubur,¿ ungkapnya.
Sedangkan tindakan seperti pengasapan atau foging, tutur dia, hanya akan membunuh nyamuk dewasa. Sedangkan nyamuk yang berbentuk jentik sulit diberantas karena masih berbentuk telur.
"Untuk itu, warga harus aktif membersihkan lingkungannya dengan giat melakukan gerakan PHBS minimal setiap hari Jumat. Masing-masing warga dapat melakukan hal tersebut dilingkungan rumahnya terlebih dahulu," ucapnya.
Sementara itu, tercatat di Dinkes Cianjur, 80 kasus DBD terjadi sepanjang tahun 2014. Sebanyak 18 kasus pada Januari, 12 kasus pada Februari, 8 kasus pada Maret, 15 kasus pada April, 20 kasus pada Mei dan 17 kasus Juni.
"Sepanjang tahun ini, dua ornag meninggal dunia akibat DBD, salah satunya meninggal dua hari yang lalu. Sedangkan satu lainnya pada bulan April," pungkasnya.
Seperti diberitakan Akbar Rizki Ardiansah (4) anak pasangan Deni (33) dan Suharti (30), meninggal dunia diduga akibat terserang penyakit DBD, setelah mendapatkan perawatan selama beberapa hari di RSUD Cianjur.
Sebelumnya balita tersebut sempat dicek darah dan dinyatakan positif DBD, sehingga medis meminta pihak keluarga agar korban menjalani rawat inap. Selang beberapa hari Akbar menjalani perawatan nyawanya tidak dapat tertolong.***3***(KR,FKR)
Fikri
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014