Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cirebon Judiharto Trisnadi mengatakan hasil Sensus Pertanian (ST) 2023 dapat menjadi rujukan bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan strategis, untuk memajukan sektor tersebut sekaligus meningkatkan produktivitas komoditas pertanian.
“Hasil ST2023 bisa menjadi landasan atau rujukan pemerintah, khususnya Pemkab Cirebon untuk mengambil kebijakan terkait, karena data yang ditampilkan menunjukkan kondisi pertanian terkini di Cirebon,” kata Judiharto di Cirebon, Jawa Barat, Selasa.
Baca juga: 99,98 persen usaha pertanian di Kabupaten Cirebon dikelola perorangan
Baca juga: 99,98 persen usaha pertanian di Kabupaten Cirebon dikelola perorangan
Menurutnya publikasi hasil ST2023 merupakan data pencacahan lengkap tahap pertama yang sudah dianalisa oleh petugas BPS Kabupaten Cirebon. Setelahnya publikasi tahap kedua terkait sensus itu akan diumumkan pada April 2024.
Ia menjelaskan pengumpulan data sensus itu, dimulai sejak 1 Juni-31 Juli 2023 dengan melibatkan 998 petugas yang telah dilatih sesuai tupoksinya, untuk terjun secara langsung di seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Cirebon.
“Data yang disusun untuk memberikan gambaran rinci mengenai kondisi usaha pertanian di Cirebon pada tahun 2023, menurut subsektor dan beberapa informasi strategis di sektor pertanian,” ujarnya.
Pada publikasi tahap pertama, kata dia, terdapat sejumlah data pokok yang dihasilkan oleh BPS Kabupaten Cirebon seperti kondisi demografi petani dan jumlah usaha pertanian.
Khusus untuk demografi petani, ia mendorong agar Pemkab Cirebon nantinya dapat menyusun sejumlah program untuk menarik minat anak muda agar menekuni bidang pertanian sehingga regenerasi petani di daerahnya dapat dilakukan.
Sebab, dari data ST2023 jumlah petani berumur 19–39 tahun baik menggunakan maupun tidak memakai teknologi digital, ada sebanyak 15.241 orang atau 14,84 persen dari total 102.693 orang petani di Kabupaten Cirebon.
Sedangkan, petani berusia lebih dari 39 tahun yang menggunakan teknologi digital jumlahnya sebanyak 45.047 orang atau 43,87 persen dari total petani di Kabupaten Cirebon. Kemudian petani yang berumur kurang dari 19 tahun angkanya hanya 0,02 persen.
“Untuk petani milenial. Kita juga sudah melakukan pencocokan data dengan Pemkab Cirebon dan hasilnya selaras dengan apa yang selama ini terjadi. Usia petani semakin menua dan tidak ada regenerasi. Data ini sangat penting dan bisa untuk penyadaran semua pihak,” jelasnya.
Ia menilai hal itu menjadi contoh kecil agar Pemkab Cirebon bisa menyesuaikan program atau kebijakan yang diambil, sehingga hasilnya dapat berdampak signifikan di sektor pertanian.
Oleh karenanya, ia menekankan hasil ST2023 bisa menjadi landasan komprehensif bagi Pemkab Cirebon.
Baca juga: Kabupaten Cirebon salurkan beragam pangan murah guna stabilkan harga
“Kami hanya memberikan informasi di sektor pertanian, berkaitan dengan kebijakan itu ranah Pemkab Cirebon. Mudah-mudahan dengan adanya data ST2023 dapat menyadarkan kita semua kondisi pertanian kita seperti ini,” tuturnya.
Hasil ST2023, akan dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Ekonomi Pertanian dan Survei Produksi dan Lingkungan Pertanian pada tahun 2024 mendatang.
Baca juga: Kabupaten Cirebon salurkan beragam pangan murah guna stabilkan harga
“Kami hanya memberikan informasi di sektor pertanian, berkaitan dengan kebijakan itu ranah Pemkab Cirebon. Mudah-mudahan dengan adanya data ST2023 dapat menyadarkan kita semua kondisi pertanian kita seperti ini,” tuturnya.
Hasil ST2023, akan dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Ekonomi Pertanian dan Survei Produksi dan Lingkungan Pertanian pada tahun 2024 mendatang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023