Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mendapat banyak permintaan pengasapan atau fogging dari masyarakat di sejumlah kecamatan, termasuk dari hunian darurat yang masih ditempati penyintas gempa, seiring tingginya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kepala Markas PMI Cianjur Fajar Aciana di Cianjur, Kamis, mengatakan sejak satu pekan terakhir lebih dari delapan permintaan pengasapan yang masuk ke PMI seiring tingginya kasus DBD di sejumlah kecamatan seperti Cianjur dan Cugenang.
Baca juga: Dinkes Cianjur terus tingkatkan antisipasi tekan kasus DBD
"Seiring tingginya kasus DBD yang melanda warga pada sejumlah kecamatan di Cianjur, membuat permintaan fogging kembali tinggi setelah enam bulan terakhir. Bahkan dalam satu hari ada 2 sampai 3 permintaan fogging, seperti hari ini," katanya.
Dua permintaan yang masuk dari lokasi hunian darurat di Kecamatan Cugenang, seperti Desa Cijedil dan Cibereum, dimana sejumlah warga terserang DBD dan sempat menjalani perawatan di RSUD Sayang Cianjur. Untuk menghindari peningkatan kasus DBD, warga minta dilakukan pengasapan.
Tidak hanya dari lokasi hunian darurat, pihaknya juga mendapat permintaan yang cukup tinggi dari perkampungan warga di wilayah Kota Cianjur seiring tingginya kasus DBD yang menimpa warga, terutama anak dan balita.
"Tidak hanya melakukan fogging, relawan juga memberikan edukasi pada warga untuk tetap meningkatkan pola hidup sehat dan rutin membersihkan lingkungan sekitar dari genangan air terutama setelah hujan turun," katanya.
Sekretaris Dinas Kesehatan Cianjur dr Yusman Faisal mengatakan kasus DBD meningkat seiring masuknya musim penghujan yang mulai merata di seluruh wilayah Cianjur.
"Tercatat selama satu bulan terakhir sebanyak 28 kasus DBD menimpa warga pada sejumlah wilayah di Cianjur, sedangkan sepanjang tahun 2023 terdapat 604 kasus dan empat orang meninggal karena DBD, sehingga berbagai upaya pencegahan terus dilakukan," katanya.
Sedangkan untuk sejumlah wilayah yang ditemukan kasus DBD, pihaknya melakukan fogging sebagai upaya membunuh nyamuk dan jentiknya sambil melakukan sosialisasi terkait pola hidup sehat dan rutin membersihkan lingkungan tempat tinggal dari genangan air dan sampah.
"Selain fogging, warga diminta selalu rutin menguras bak dan mengubur barang yang dapat menampung air sehingga digunakan nyamuk untuk berkembang biak," katanya.
Baca juga: Dinkes dan PMI Cianjur gencarkan pengasapan tekan kasus DBD
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kasus DBD tinggi, permintaan fogging di Cianjur meningkat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Kepala Markas PMI Cianjur Fajar Aciana di Cianjur, Kamis, mengatakan sejak satu pekan terakhir lebih dari delapan permintaan pengasapan yang masuk ke PMI seiring tingginya kasus DBD di sejumlah kecamatan seperti Cianjur dan Cugenang.
Baca juga: Dinkes Cianjur terus tingkatkan antisipasi tekan kasus DBD
"Seiring tingginya kasus DBD yang melanda warga pada sejumlah kecamatan di Cianjur, membuat permintaan fogging kembali tinggi setelah enam bulan terakhir. Bahkan dalam satu hari ada 2 sampai 3 permintaan fogging, seperti hari ini," katanya.
Dua permintaan yang masuk dari lokasi hunian darurat di Kecamatan Cugenang, seperti Desa Cijedil dan Cibereum, dimana sejumlah warga terserang DBD dan sempat menjalani perawatan di RSUD Sayang Cianjur. Untuk menghindari peningkatan kasus DBD, warga minta dilakukan pengasapan.
Tidak hanya dari lokasi hunian darurat, pihaknya juga mendapat permintaan yang cukup tinggi dari perkampungan warga di wilayah Kota Cianjur seiring tingginya kasus DBD yang menimpa warga, terutama anak dan balita.
"Tidak hanya melakukan fogging, relawan juga memberikan edukasi pada warga untuk tetap meningkatkan pola hidup sehat dan rutin membersihkan lingkungan sekitar dari genangan air terutama setelah hujan turun," katanya.
Sekretaris Dinas Kesehatan Cianjur dr Yusman Faisal mengatakan kasus DBD meningkat seiring masuknya musim penghujan yang mulai merata di seluruh wilayah Cianjur.
"Tercatat selama satu bulan terakhir sebanyak 28 kasus DBD menimpa warga pada sejumlah wilayah di Cianjur, sedangkan sepanjang tahun 2023 terdapat 604 kasus dan empat orang meninggal karena DBD, sehingga berbagai upaya pencegahan terus dilakukan," katanya.
Sedangkan untuk sejumlah wilayah yang ditemukan kasus DBD, pihaknya melakukan fogging sebagai upaya membunuh nyamuk dan jentiknya sambil melakukan sosialisasi terkait pola hidup sehat dan rutin membersihkan lingkungan tempat tinggal dari genangan air dan sampah.
"Selain fogging, warga diminta selalu rutin menguras bak dan mengubur barang yang dapat menampung air sehingga digunakan nyamuk untuk berkembang biak," katanya.
Baca juga: Dinkes dan PMI Cianjur gencarkan pengasapan tekan kasus DBD
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kasus DBD tinggi, permintaan fogging di Cianjur meningkat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023