Pemerintah Kota Bandung di Provinsi Jawa Barat berupaya menurunkan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024 sesuai target dari pemerintah pusat.

"Rasanya kita itu bisa melebihi dari target 14 persen itu. Saya optimis stunting di Kota Bandung ini ada penurunan dengan upaya-upaya yang sudah kita lakukan, termasuk dengan membentuk satgas percepatan penurunan stunting," kata Penjabat Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono di Bandung, Kamis.

Prevalensi stunting di Kota Bandung sudah turun dari 26,4 persen pada 2021 menjadi 19,4 persen pada 2022, dan ditargetkan bisa turun lagi menjadi 17 persen pada 2023.

Bambang menyampaikan pentingnya kolaborasi dalam upaya untuk mencapai target penurunan prevalensi stunting, gangguan pertumbuhan pada anak yang terjadi akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan kurang stimulasi.

"Dinas, satgas, kader-kader di posyandu harus saling berkolaborasi," katanya.

"Bandung sudah punya sistem yang sudah bagus. Jadi, ayo kita maksimalkan potensi yang ada ini," ia menambahkan.

Ia menyampaikan bahwa percepatan penurunan prevalensi stunting merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

"Target nasional 2045 harus kita persiapkan generasi berikutnya untuk pembangunan. Tidak boleh ada stunting baru, terutama di Kota Bandung," kata dia.


Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Bandung Kenny Dewi mengatakan bahwa upaya penurunan prevalensi stunting mencakup pelaksanaan intervensi gizi spesifik dan sensitif.

Intervensi gizi spesifik yakni intervensi yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan gizi dan kesehatan sedangkan intervensi sensitif merupakan intervensi pendukung yang antara lain berupa penyediaan hunian layak, sarana air bersih, dan sarana sanitasi.

"Karena masalah stunting ini tidak melulu soal asupan gizi, tapi juga aspek pola asuh, aspek infrastruktur, lingkungan kemudian juga perilaku bersih dan sehat," kata Kenny.

Ia menekankan pentingnya deteksi dan pencegahan sejak dini dalam upaya penanggulangan stunting.

"Justru yang paling penting itu pencegahan. Nah dari pencegahan ini salah satu upayanya adalah edukasi, karena mungkin tidak banyak masyarakat luas mengetahui tentang stunting," katanya.


 

Pewarta: Rubby Jovan Primananda

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023