Antarajawabarat.com,5/3 - "Social Weather Indonesia:SWI" melansir 91 nama calon anggota legislatif asal dapil Jawa Barat yang hampir bisa dipastikan akan melaju ke Senayan (menjadi anggota DPR RI 2014-2019).
Caleg tersebut diketahui setelah dilakukan survei di setiap dapil dengan metode wawancara per telepon yang dikombinasikan dengan "focus group discussion:FGD."
"Responden pada setiap dapil berjumlah 400 orang. Berarti secara keseluruhan, terdapat 4.400 responden pada 11 dapil yang ada di Jabar," kata Direktur Social Weather Indonesia (SWI) Dadan Hendaya, di Bandung, Rabu.
Berikut adalah nama-nama caleg yang diprediksi akan lolos dari Dapil 1 (Kota Bandung dan Kota Cimahi) yang memperebutkan tujuh kursi, Ledia Hanifa Amaliah (PKS), Ketut Sustiawan, Nico Siahaan (PDIP), Popong Otje Djundjunan (Golkar), Sodik Mudjahid (Gerindra), Sugianto Nangolah (Demokrat) dan Arief Suditomo (Hanura).
"Di dapil ini, posisi Sugianto berbeda tipis dengan Agung Budi Santoso (Demokrat). Posisi Popong pun dibayang-bayangi oleh Eggi Hamzah dan Happy Bone Zulkarnaen di internal Partai Golkar. Di internal PDIP, posisi artis/presenter Junico bisa terancam Deddy Djamaludin Malik atau Meidya Amora," kata Dadan.
Di dapil 2 yang wilayahnya meliputi Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat) dengan 10 kursi, diperoleh H. Ma¿mur Hasanudin (PKS), Jalaludin Rakhmat, Yadi Srimulyadi (PDIP), Agus Gumiwang Kartasasmita, Lili Asdjudiredja (Golkar), Rachel Maryam (Gerindra), Adjeng Ratna Suminar (Demokrat), Siswanda (PAN), Dyah Anita Prihapsari (PPP) dan Dadang Rusdiana (Hanura).
"Posisi Adjeng sebagai wakil Demokrat belum aman. Karena perbedaan suaranya begitu tipis dengan mantan Wagub Jabar Dede Yusuf Macan Effendi serta incumbent H. Roestanto Wahidi," katanya.
Ia menuturkan, dengan margin of error perseorangan 4,9 persen, sesungguhnya ketiganya masih punya peluang yang sama.
"Siswanda (PAN) pun masih bisa terancam dengan kemungkinan PDIP meraih tiga kursi. Sementara Ma¿mur ditempel ketat oleh koleganya, H. Adang Sudrajat," kata dia.
Untuk dapil tiga yakni Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor) dengan 9 kursi, adalah, Mellyana Manuhutu (Nasdem), H Ecky Awal Mucharam (PKS), Arif Budimanta (PDIP), H. Deding Ishak (Golkar), Ahmad Riza Patria (Gerindra), H. Sjarifuddin Hasan (Demokrat), Noviantika Nasution (PAN), H. Joko Purwanto (PPP) dan Erik Satrya Wardhana (Hanura).
"Di Dapil ini, suara terbagi ke 9 partai. Artinya, tak ada partai yang benar-benar dominan. Menkop UKM Sjarifuddin Hasan pada 2009 lalu terpilih dari Dapil ini, namun mengundurkan diri setelah masuk kabinet SBY Jilid 2. Ketika Dapil 1 dan 2 tak ada wakil Nasdem yang terpilih, penyanyi/pengarang lagu Melly mampu memecah kebuntuan partai besutan Surya Paloh ini," katanya.
Menurut dia, dalam survei tersebut dikombinasikan antara pola FGD bersama sejumlah tokoh, pengamat politik ataupun akademisi setempat.
"Metode ini dipilih untuk menghemat biaya, karena survei, wawancara maupun FGD dilakukan secara mandiri atas biaya sendiri," katanya.
"Survei dilakukan pada 20 hingga 26 Februari 2014. Tingkat kesalahan (margin of error) mencapai 4,9 persen untuk parpol dan 4,9 persen untuk nama caleg," ujar Dadan.
Dengan demikian, lanjut dia, kemungkinan terjadinya perubahan nama caleg yang berangkat ke Senayan adalah 9,8 persen dikali dua (atas dan bawah) atau hampir mencapai 20 persen.
"Dan dalam waktu dekat ini, SWI juga akan merilis nama-nama caleg yang akan maju jadi anggota DPRD Jabar 2014-2019," katanya.***1***
Ajat S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014
Caleg tersebut diketahui setelah dilakukan survei di setiap dapil dengan metode wawancara per telepon yang dikombinasikan dengan "focus group discussion:FGD."
"Responden pada setiap dapil berjumlah 400 orang. Berarti secara keseluruhan, terdapat 4.400 responden pada 11 dapil yang ada di Jabar," kata Direktur Social Weather Indonesia (SWI) Dadan Hendaya, di Bandung, Rabu.
Berikut adalah nama-nama caleg yang diprediksi akan lolos dari Dapil 1 (Kota Bandung dan Kota Cimahi) yang memperebutkan tujuh kursi, Ledia Hanifa Amaliah (PKS), Ketut Sustiawan, Nico Siahaan (PDIP), Popong Otje Djundjunan (Golkar), Sodik Mudjahid (Gerindra), Sugianto Nangolah (Demokrat) dan Arief Suditomo (Hanura).
"Di dapil ini, posisi Sugianto berbeda tipis dengan Agung Budi Santoso (Demokrat). Posisi Popong pun dibayang-bayangi oleh Eggi Hamzah dan Happy Bone Zulkarnaen di internal Partai Golkar. Di internal PDIP, posisi artis/presenter Junico bisa terancam Deddy Djamaludin Malik atau Meidya Amora," kata Dadan.
Di dapil 2 yang wilayahnya meliputi Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat) dengan 10 kursi, diperoleh H. Ma¿mur Hasanudin (PKS), Jalaludin Rakhmat, Yadi Srimulyadi (PDIP), Agus Gumiwang Kartasasmita, Lili Asdjudiredja (Golkar), Rachel Maryam (Gerindra), Adjeng Ratna Suminar (Demokrat), Siswanda (PAN), Dyah Anita Prihapsari (PPP) dan Dadang Rusdiana (Hanura).
"Posisi Adjeng sebagai wakil Demokrat belum aman. Karena perbedaan suaranya begitu tipis dengan mantan Wagub Jabar Dede Yusuf Macan Effendi serta incumbent H. Roestanto Wahidi," katanya.
Ia menuturkan, dengan margin of error perseorangan 4,9 persen, sesungguhnya ketiganya masih punya peluang yang sama.
"Siswanda (PAN) pun masih bisa terancam dengan kemungkinan PDIP meraih tiga kursi. Sementara Ma¿mur ditempel ketat oleh koleganya, H. Adang Sudrajat," kata dia.
Untuk dapil tiga yakni Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor) dengan 9 kursi, adalah, Mellyana Manuhutu (Nasdem), H Ecky Awal Mucharam (PKS), Arif Budimanta (PDIP), H. Deding Ishak (Golkar), Ahmad Riza Patria (Gerindra), H. Sjarifuddin Hasan (Demokrat), Noviantika Nasution (PAN), H. Joko Purwanto (PPP) dan Erik Satrya Wardhana (Hanura).
"Di Dapil ini, suara terbagi ke 9 partai. Artinya, tak ada partai yang benar-benar dominan. Menkop UKM Sjarifuddin Hasan pada 2009 lalu terpilih dari Dapil ini, namun mengundurkan diri setelah masuk kabinet SBY Jilid 2. Ketika Dapil 1 dan 2 tak ada wakil Nasdem yang terpilih, penyanyi/pengarang lagu Melly mampu memecah kebuntuan partai besutan Surya Paloh ini," katanya.
Menurut dia, dalam survei tersebut dikombinasikan antara pola FGD bersama sejumlah tokoh, pengamat politik ataupun akademisi setempat.
"Metode ini dipilih untuk menghemat biaya, karena survei, wawancara maupun FGD dilakukan secara mandiri atas biaya sendiri," katanya.
"Survei dilakukan pada 20 hingga 26 Februari 2014. Tingkat kesalahan (margin of error) mencapai 4,9 persen untuk parpol dan 4,9 persen untuk nama caleg," ujar Dadan.
Dengan demikian, lanjut dia, kemungkinan terjadinya perubahan nama caleg yang berangkat ke Senayan adalah 9,8 persen dikali dua (atas dan bawah) atau hampir mencapai 20 persen.
"Dan dalam waktu dekat ini, SWI juga akan merilis nama-nama caleg yang akan maju jadi anggota DPRD Jabar 2014-2019," katanya.***1***
Ajat S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014