Kepolisian Resor Garut memeriksa tiga orang penjual makanan terkait kasus keracunan yang dialami puluhan orang di Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, hingga mengakibatkan dua orang di antaranya meninggal dunia.
"Sampai saat ini ada tiga orang (diperiksa) dan tentunya pasti akan bertambah," kata Kepala Kepolisian Resor Garut Ajun Komisaris Besar Polisi Rohman Yonky Dilatha kepada wartawan di Garut, Rabu.
Baca juga: Polisi Garut selidiki penyebab 39 warga keracunan makanan
Ia menuturkan Polres Garut bersama instansi terkait sudah turun ke lapangan setelah mendapat informasi banyaknya warga di Kecamatan Cilawu, bahkan ada warga dari Kabupaten Tasikmalaya menjadi korban keracunan pada Minggu (8/10) malam.
Polisi langsung melakukan pemeriksaan terhadap saksi dari keluarga korban dan juga korban yang dirawat, serta membawa sampel makanan berupa satai jebred yang dikonsumsi korban.
"Kami sudah mengirimkan sampel makanan itu ke laboratorium untuk diteliti dalam rangka penyelidikan dan memastikan penyebabnya," kata Kapolres.
Selain melakukan uji laboratorium makanan, jelas Kapolres, penyidik juga meminta keterangan para penjual satai jebred di daerah Cilawu dan juga akan menelusuri pemasok atau pembuat makanan tersebut.
"Sudah minta keterangan dari pedagangnya, penjual, semua yang terlibat membuatnya," katanya.
Ia mengatakan hasil uji laboratorium ditambah keterangan saksi, korban, dan penjual makanan itu menjadi bahan untuk penyelidikan lebih lanjut.
Polres Garut dalam mengungkap kasus keracunan itu membutuhkan tim ahli tentang kandungan makanan dan zat berbahaya yang mengakibatkan korban keracunan hingga meninggal dunia.
"Hasil dari penyelidikan tentunya ini kita butuhkan keterangan dari para ahli sehingga nanti bisa menyimpulkan penyebab keracunan itu," katanya.
Baca juga: Pasien korban keracunan makanan di Garut berangsur pulih
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut mencatat korban keracunan makanan yang harus menjalani perawatan medis di puskesmas dan klinik di Kecamatan Cilawu sebanyak 39 orang, dua orang di antaranya meninggal dunia.
Kejadian itu berawal saat beberapa orang yang datang ke puskesmas mengeluhkan sakit dan muntah-muntah pada Minggu (8/10) malam.
Pada hari berikutnya, Senin (9/10), jumlah warga yang mengeluhkan sakit dengan gejala sama terus bertambah dan hingga Selasa (10/10) tercatat ada 39 orang. Dua orang korban keracunan dilaporkan meninggal dunia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Polres Garut periksa tiga penjual makanan terkait kasus keracunan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Sampai saat ini ada tiga orang (diperiksa) dan tentunya pasti akan bertambah," kata Kepala Kepolisian Resor Garut Ajun Komisaris Besar Polisi Rohman Yonky Dilatha kepada wartawan di Garut, Rabu.
Baca juga: Polisi Garut selidiki penyebab 39 warga keracunan makanan
Ia menuturkan Polres Garut bersama instansi terkait sudah turun ke lapangan setelah mendapat informasi banyaknya warga di Kecamatan Cilawu, bahkan ada warga dari Kabupaten Tasikmalaya menjadi korban keracunan pada Minggu (8/10) malam.
Polisi langsung melakukan pemeriksaan terhadap saksi dari keluarga korban dan juga korban yang dirawat, serta membawa sampel makanan berupa satai jebred yang dikonsumsi korban.
"Kami sudah mengirimkan sampel makanan itu ke laboratorium untuk diteliti dalam rangka penyelidikan dan memastikan penyebabnya," kata Kapolres.
Selain melakukan uji laboratorium makanan, jelas Kapolres, penyidik juga meminta keterangan para penjual satai jebred di daerah Cilawu dan juga akan menelusuri pemasok atau pembuat makanan tersebut.
"Sudah minta keterangan dari pedagangnya, penjual, semua yang terlibat membuatnya," katanya.
Ia mengatakan hasil uji laboratorium ditambah keterangan saksi, korban, dan penjual makanan itu menjadi bahan untuk penyelidikan lebih lanjut.
Polres Garut dalam mengungkap kasus keracunan itu membutuhkan tim ahli tentang kandungan makanan dan zat berbahaya yang mengakibatkan korban keracunan hingga meninggal dunia.
"Hasil dari penyelidikan tentunya ini kita butuhkan keterangan dari para ahli sehingga nanti bisa menyimpulkan penyebab keracunan itu," katanya.
Baca juga: Pasien korban keracunan makanan di Garut berangsur pulih
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut mencatat korban keracunan makanan yang harus menjalani perawatan medis di puskesmas dan klinik di Kecamatan Cilawu sebanyak 39 orang, dua orang di antaranya meninggal dunia.
Kejadian itu berawal saat beberapa orang yang datang ke puskesmas mengeluhkan sakit dan muntah-muntah pada Minggu (8/10) malam.
Pada hari berikutnya, Senin (9/10), jumlah warga yang mengeluhkan sakit dengan gejala sama terus bertambah dan hingga Selasa (10/10) tercatat ada 39 orang. Dua orang korban keracunan dilaporkan meninggal dunia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Polres Garut periksa tiga penjual makanan terkait kasus keracunan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023