Antarajawabarat.com,28/1 - Kepala BPBD Cianjur Asep Suhara, mengatakan Pergerakan tanah di Kampung Cigedogan, Desa Mekarmulya Kecamatan Cikalongkulon, Cianjur, Jabar, terus meluas dan terjadi setiap jam.
Akibatnya kerusakan rumah bertambah menjadi 324 rumah dari 242 rumah sebelumnya. Mendapati hal tersebut Pemkab Cianjur melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) akan segera merelokasi rumah di lahan yang sudah tidak layak ditempati itu, kata Kepala BPBD Cianjur, Asep Suhara, Selasa.
Dia mengatakan, kondisi retakan tanah di Kampung Cigedogan, terus meluas dan menimpa dua ke RW-an. Sehingga lahan pemukiman di wilayah tersebut, sudah tidak layak untuk ditempati.
"Kami telah berkoordinasi dengan badan geologi, ada beberapa rumah yang harus direlokasi, karena lahan pemukiman sudah tidak layak ditempati. Bahkan, pergerakan tanah di wilayah itu terjadi setiap puluhan menit," katanya.
sedangkan rencana relokasi telah dibahas dalam rapat koordinasi antar OPD mulai dari tingkat desa hingga kecamatan. Bahkan, dalam rencana akan melibatkan Dinas Tata Ruang dan Pemukiman (Distarkim) Cianjur, untuk penataan pemukiman.
Selain itu, relokasi akan dilakukan di wilayah Kecamatan Sukaresmi yang terkena longsoran tanah karena lahan sudah tidak layak dihuni, namun relokasi tidak akan dilakukan terhadap seluruh rumah milik warga.
"Saat ini BPBD mendapatkan kesulitan untuk merelokasi pemukiman yang berada di Kampung Puncak Desa Ciloto, Cipanas karena tidak ada lahan kosong untuk membangun rumah karena sudah padat dengan pemukiman penduduk," ujarnya.
Sekalipun ada lahan kosong, tambah dia, milik Perhutani dan tidak diperbolehkan untuk dibangun pemukiman. "Kita masih kebingungan untuk merelokasi rumah yang terkena longsor di Ciloto, kecuali warga ingin dipindahkan ke wilayah lain," tuturnya.
Selain terkendala lahan relokasi, tambah dia, saat ini pihaknya kesulitan bahan logistik untuk pengungsi di Cikalongkulon dan Sukaresmi, karena minim.
"Logistik ini merupakan persoalan yang paling penting untuk membantu korban bencana dan tidak bisa ditunda-tunda harus segera didistribusikan. Sedangkan kami kehabisan logistik," ungkapnya.
Saat ini tandas dia, pihaknya telah meminta kepala desa segera melakukan pendataan dan melaporkan kekurangan dan kebutuhan pengungsi.
"Logistik sampai saat ini belum sesuai yang diharapkan dan tidak memadai. Terutama yang di Cikalongkulon dan Sukaresmi. Kalau di Ciloto sudah melimpah. Bagi warga yang memerlukan logistik segera melaporkan ke kepala desa, agar logistik dapat di distribusikan secepatnya," pungkas dia.
Sementara itu, Kapolres Cianjur, AKBP Dedy Kusuma Bakti, menuturkan, pergerakan tanah semakin cepat dan meluas, sehingga untuk mengantisipasi terjadinya korban jiwa, pihaknya telah memasang garis polisi (police line) untuk membatasi aktivitas warga agar tidak sampai berada di lahan yang rawan.
"Kami mengimbau agar para pengungsi tetap berada di sekitar posko dan tidak dulu kembali ke rumahnya masing-masing karena pergerakan tanah terus terjadi, sehingga dikhawatirkan akan terjadi longsor dan menimbulkan korban jiwa," katanya.***3***
Fikri
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014
Akibatnya kerusakan rumah bertambah menjadi 324 rumah dari 242 rumah sebelumnya. Mendapati hal tersebut Pemkab Cianjur melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) akan segera merelokasi rumah di lahan yang sudah tidak layak ditempati itu, kata Kepala BPBD Cianjur, Asep Suhara, Selasa.
Dia mengatakan, kondisi retakan tanah di Kampung Cigedogan, terus meluas dan menimpa dua ke RW-an. Sehingga lahan pemukiman di wilayah tersebut, sudah tidak layak untuk ditempati.
"Kami telah berkoordinasi dengan badan geologi, ada beberapa rumah yang harus direlokasi, karena lahan pemukiman sudah tidak layak ditempati. Bahkan, pergerakan tanah di wilayah itu terjadi setiap puluhan menit," katanya.
sedangkan rencana relokasi telah dibahas dalam rapat koordinasi antar OPD mulai dari tingkat desa hingga kecamatan. Bahkan, dalam rencana akan melibatkan Dinas Tata Ruang dan Pemukiman (Distarkim) Cianjur, untuk penataan pemukiman.
Selain itu, relokasi akan dilakukan di wilayah Kecamatan Sukaresmi yang terkena longsoran tanah karena lahan sudah tidak layak dihuni, namun relokasi tidak akan dilakukan terhadap seluruh rumah milik warga.
"Saat ini BPBD mendapatkan kesulitan untuk merelokasi pemukiman yang berada di Kampung Puncak Desa Ciloto, Cipanas karena tidak ada lahan kosong untuk membangun rumah karena sudah padat dengan pemukiman penduduk," ujarnya.
Sekalipun ada lahan kosong, tambah dia, milik Perhutani dan tidak diperbolehkan untuk dibangun pemukiman. "Kita masih kebingungan untuk merelokasi rumah yang terkena longsor di Ciloto, kecuali warga ingin dipindahkan ke wilayah lain," tuturnya.
Selain terkendala lahan relokasi, tambah dia, saat ini pihaknya kesulitan bahan logistik untuk pengungsi di Cikalongkulon dan Sukaresmi, karena minim.
"Logistik ini merupakan persoalan yang paling penting untuk membantu korban bencana dan tidak bisa ditunda-tunda harus segera didistribusikan. Sedangkan kami kehabisan logistik," ungkapnya.
Saat ini tandas dia, pihaknya telah meminta kepala desa segera melakukan pendataan dan melaporkan kekurangan dan kebutuhan pengungsi.
"Logistik sampai saat ini belum sesuai yang diharapkan dan tidak memadai. Terutama yang di Cikalongkulon dan Sukaresmi. Kalau di Ciloto sudah melimpah. Bagi warga yang memerlukan logistik segera melaporkan ke kepala desa, agar logistik dapat di distribusikan secepatnya," pungkas dia.
Sementara itu, Kapolres Cianjur, AKBP Dedy Kusuma Bakti, menuturkan, pergerakan tanah semakin cepat dan meluas, sehingga untuk mengantisipasi terjadinya korban jiwa, pihaknya telah memasang garis polisi (police line) untuk membatasi aktivitas warga agar tidak sampai berada di lahan yang rawan.
"Kami mengimbau agar para pengungsi tetap berada di sekitar posko dan tidak dulu kembali ke rumahnya masing-masing karena pergerakan tanah terus terjadi, sehingga dikhawatirkan akan terjadi longsor dan menimbulkan korban jiwa," katanya.***3***
Fikri
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014