Acara puncak dari Pekan Diplomasi Hijau Uni Eropa 2023 (EU Green Diplomacy Week 2023) di Indonesia yaitu "Piknik Hijau-Hijau" berhasil memikat anak-anak di Ibu Kota untuk makin mendalami "sustainable lifestyle" atau gaya hidup berkelanjutan.

Salah satu anak muda yang tertarik ialah pengunjung bernama Joe (23) yang awalnya datang ke acara ini bermodalkan iseng-iseng namun akhirnya menjadi berkomitmen untuk semakin mendalami gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.

"Festival dengan konsep zero waste ini menarik karena membawa kampanye untuk masyarakat lebih peduli lingkungan. Ada beberapa booth juga yang bagiin tas yang bisa dipakai berulang kali, ini juga mendukung gaya hidup sustainable," kata Joe saat ditemui di sela-sela "Piknik Hijau-Hijau" di Hutan Kota GBK Jakarta, Sabtu.

Ia menceritakan sebelumnya pernah mengikuti acara dengan konsep sejenis, namun fasilitas yang dihadirkan di acara besutan delegasi Uni Eropa di Indonesia itu lebih bervariatif sehingga menggambarkan lebih jelas aplikasi dari gaya hidup berkelanjutan.

Salah satu contohnya yang ia sukai dan telah dicobanya ialah inovasi sepeda listrik yang mampu menghasilkan daya untuk mengisi baterai ponsel pintarnya.

Joe berharap acara sejenis bisa lebih diperbanyak sehingga bisa mempengaruhi masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya hidup berkelanjutan.

"Ini menginspirasi saya dan kalau bisa acara seperti ini harus lebih banyak lagi jadi masyarakat bisa semakin sadar pentingnya peduli lingkungan," katanya.
Inovasi sepeda listrik untuk pengunjung yang ingin mengisi daya ponsel pintarnya sebagai bentuk aplikatif dari gaya hidup keberlanjutan yang diusung dalam Festival "Piknik Hijau- Hijau" yang diselenggarakan di Huta Kota GBK, jakarta Pusat, Sabtu (23/9/2023). (ANTARA/Livia Kristianti)

Cerita lain datang dari pengunjung muda lainnya bernama Cahaya Melati (21), ia mengaku dirinya menjadi tertarik untuk lebih rajin memilah sampah setelah menghadiri acara "Piknik Hijau-Hijau".

Wanita yang akrab disapa Mela itu mengatakan dengan kegiatan yang mengajarkan konsep "zero waste" ini, maka anak muda seperti dirinya bisa semakin tertarik untuk mendalami gaya hidup ramah lingkungan.

"Kita jadi tahu caranya untuk menjalani zero waste. Aku bakal coba sih untuk rajin pilah sampah dan mengurangi plastik sekali pakai," katanya.

Senada dengan kedua anak muda lainnya, Mutia (26) mengatakan acara itu berhasil membuat dirinya semakin tertarik mengenal gaya hidup keberlanjutan yang diterapkan di negara-negara maju.
 
Ia mengatakan cukup banyak mendapatkan wawasan baru setelah mendatangi booth-booth dari delegasi Uni Eropa yang menampilkan berbagai inovasi dan penerapan gaya hidup berkelanjutan di masing-masing negara.

"Jadi memang awalnya ingin tahu gimana sih gaya hidup berkelanjutan di negara-negara Eropa itu, kebudayaan yang dibangunnya seperti apa. Aku sih jadi tertarik yang untuk mulai coba kebiasaan ini mungkin dari ikut acara penghijauan atau jadi volunteer bersihin sampah,"ujarnya.

Festival "Piknik Hijau-Hijau" merupakan puncak acara dari Pekan Diplomasi Hijau Uni Eropa 2023 sebagai ajakan bagi masyarakat Indonesia untuk bisa memilih gaya hidup berkelanjutan yang ramah lingkungan.

Mengambil tema besar "Lebih Hijau Lebih Setara", acara itu menghadirkan banyak aktivitas seperti rangkaian lokakarya interaktif, diskusi film, dan panggung hiburan musik yang mengkampanyekan pentingnya masyarakat ikut aktif ambil andil menjaga lingkungan dan melindungi kelestariannya.
Sepuluh kedutaan negara anggota UE ikut menampilkan inisiatif dan inovasi ramah lingkungan dari masing-masing negara termasuk inovasi pertanian berkelanjutan, pengelolaan limbah, proyek energi ramah lingkungan, dan peluang beasiswa dalam topik isu keberlanjutan.

UE Bantu Atasi Perubahan Iklim

Duta Besar Uni Eropa untuk Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) Sujiro Seam mengatakan bahwa Uni Eropa akan membantu pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim.

“Melalui dukungan kami terhadap Kemitraan Transisi Energi yang Berkeadilan, kami akan membantu pemerintah dan masyarakat Indonesia, mengambil bagian, melakukan bagian mereka, juga untuk melawan perubahan iklim,” kata Seam di Jakarta, Sabtu.

Seam mengatakan hal tersebut saat ia akan menghadiri acara “Piknik Hijau Hijau”, Sabtu, yang diadakan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia sebagai acara utama EU Green Diplomacy Weeks 2023.

Seam dan para duta besar negara anggota Uni Eropa melakukan perjalanan simbolis dengan menaiki MRT menuju acara yang diadakan oleh Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia tersebut sebagai bentuk komitmen mereka untuk masa depan yang lebih hijau.

Para duta besar negara anggota Uni Eropa tersebut adalah Belgia, Denmark, Jerman, Spanyol, Italia, Hongaria, Polandia, Rumania, Slowakia, Finlandia, dan Swedia.

“Kita semua harus berkomitmen terhadap perubahan iklim. Dan inilah alasan mengapa kami menjalin kemitraan dengan Indonesia dan Asia Tenggara,” kata Seam.

Seam melanjutkan, bahwa kendaraan utama dalam kemitraan tersebut adalah Kemitraan Transisi Energi yang Berkeadilan (Just Energy Transition Partnership/JETP).


JETP, program pendanaan sebesar 20 miliar dolar AS (sekitar Rp300 triliun) yang diluncurkan dalam KTT G20 Bali, merupakan komitmen dari International Partners Group (IPG) yang terdiri dari anggota kelompok G7, Norwegia, dan Denmark untuk Indonesia.

Sedangkan negara kelompok anggota G7 tersebut terdiri dari Amerika Serikat, Italia, Inggris, Prancis, Jepang, Kanada, dan Jerman.

Untuk memperkuat komitmen Uni Eropa dalam mendukung kemitraan tersebut, Bank Investasi Eropa (European Investment Bank/EIB) mengumumkan bahwa mereka akan memberikan dukungan finansial dan teknis untuk pembangunan transportasi berkelanjutan.

Dukungan finansial dan teknis tersebut adalah bentuk dukungan Uni Eropa terhadap transportasi berkelanjutan dan transisi energi untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Grup EIB untuk Asia Tenggara dan Pasifik Sunita Lukkhoo menyampaikan bahwa EIB bukanlah bank komersial, melainkan bank yang digerakkan oleh kebijakan Uni Eropa.

Namun, menurut Lukkhoo, sebelum semua kebijakan tersebut ada, Uni Eropa dan Indonesia memiliki tujuan dan nilai bersama yang sama.

“Tindakan kami adalah mendukung proyek, Proyek Hijau, segala sesuatu yang bermanfaat, berkelanjutan, dan ramah lingkungan,” tegas Lukkhoo.




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Piknik Hijau-Hijau pikat anak muda dalami "sustainable lifestyle" 

Pewarta: Livia Kristianti

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023