Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon, Jawa Barat, menyalurkan bantuan beras medium sebanyak 10 ton kepada masyarakat guna menjaga stabilitas harga beras di pasaran.
"Kami mengadakan Gerakan Pangan Murah (GPM) kemarin, dengan komoditas beras 10 ton habis, yang dijual Rp10.400 per kilogram," kata Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Cirebon Elmi Masruroh di Cirebon, Senin.
Elmi menuturkan langkah itu diambil sebagai upaya pengendalian harga beras lokal. Sedangkan pada tingkat nasional, pemerintah pusat sedang mendistribusikan bantuan pangan kepada 36 ribu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kota Cirebon.
Pendistribusian itu, kata dia, dilakukan dengan pengawasan langsung Badan Pangan Nasional (Bapanas) dengan tujuan dapat menghasilkan harga yang lebih terjangkau.
"Program lainnya akan diselenggarakan dengan menggelontorkan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) dari Bulog ke delapan pasar tradisional di Kota Cirebon," ujarnya.
Beberapa langkah konkret itu dinilai efektif untuk stabilisasi harga beras di pasar tradisional Kota Cirebon, karena beras SPHP dengan harga maksimal Rp10.900 per kilogram tersedia untuk masyarakat.
Lebih lanjut, Elmi memastikan stok dan pasokan komoditas beras di Kota Cirebon masih aman, bahkan melampaui kebutuhan berdasarkan neraca pangan wilayah.
"Pasar induk di Pasar Pagi menjadi pusat distribusi, yang memungkinkan banyak daerah sekitarnya untuk memasok beras," katanya.
Elmi mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan pembelian berlebihan atau menimbun beras, karena tindakan tersebut dapat mempengaruhi kenaikan harga yang tidak diinginkan.
Ia menjamin Pemkot Cirebon terus melakukan upaya agar kebutuhan beras masyarakat tetap tercukupi dengan harga terjangkau.
"Kami berkomitmen untuk menjaga harga beras yang terjangkau dan ketersediaan beras yang memadai bagi seluruh masyarakat Kota Cirebon," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Kami mengadakan Gerakan Pangan Murah (GPM) kemarin, dengan komoditas beras 10 ton habis, yang dijual Rp10.400 per kilogram," kata Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Cirebon Elmi Masruroh di Cirebon, Senin.
Elmi menuturkan langkah itu diambil sebagai upaya pengendalian harga beras lokal. Sedangkan pada tingkat nasional, pemerintah pusat sedang mendistribusikan bantuan pangan kepada 36 ribu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kota Cirebon.
Pendistribusian itu, kata dia, dilakukan dengan pengawasan langsung Badan Pangan Nasional (Bapanas) dengan tujuan dapat menghasilkan harga yang lebih terjangkau.
"Program lainnya akan diselenggarakan dengan menggelontorkan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) dari Bulog ke delapan pasar tradisional di Kota Cirebon," ujarnya.
Beberapa langkah konkret itu dinilai efektif untuk stabilisasi harga beras di pasar tradisional Kota Cirebon, karena beras SPHP dengan harga maksimal Rp10.900 per kilogram tersedia untuk masyarakat.
Lebih lanjut, Elmi memastikan stok dan pasokan komoditas beras di Kota Cirebon masih aman, bahkan melampaui kebutuhan berdasarkan neraca pangan wilayah.
"Pasar induk di Pasar Pagi menjadi pusat distribusi, yang memungkinkan banyak daerah sekitarnya untuk memasok beras," katanya.
Elmi mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan pembelian berlebihan atau menimbun beras, karena tindakan tersebut dapat mempengaruhi kenaikan harga yang tidak diinginkan.
Ia menjamin Pemkot Cirebon terus melakukan upaya agar kebutuhan beras masyarakat tetap tercukupi dengan harga terjangkau.
"Kami berkomitmen untuk menjaga harga beras yang terjangkau dan ketersediaan beras yang memadai bagi seluruh masyarakat Kota Cirebon," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023