Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, membangun sejumlah sumur bor di wilayah selatan Cianjur yang rutin terdampak kekeringan saat masuknya musim kemarau, dan pendistribusian air menggunakan mobil tangki terkendala jarak dan letak geografis yang sulit dijangkau.
Bupati Kabupaten Cianjur, Herman Suherman saat dihubungi di Cianjur, Senin, mengatakan sejak satu pekan terakhir banyak mendapat laporan warga di sejumlah wilayah di Cianjur mulai dari wilayah timur, utara dan selatan kesulitan mendapatkan air bersih karena dampak musim kemarau.
Baca juga: BPBD Cianjur distribusikan air bersih ke warga sampai malam
"Kami sudah siapkan delapan titik sumur bor untuk mengatasi dampak musim kemarau khususnya di wilayah selatan yang sulit dijangkau tangki air bersih, kalau untuk wilayah kota, utara dan timur dibantu lima tangki air bersih milik Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Cianjur dan PMI," katanya.
Tidak hanya kebutuhan air bersih warga, pihaknya juga meminta Dinas Pertanian Cianjur, memberikan bantuan pompa untuk kelompok tani yang kesulitan mendapatkan air guna mengairi sawahnya, sehingga petani tidak mengalami gagal panen dan hasil produksi menurun.
Saat ini, ungkap Bupati Cianjur, lebih dari 18 kecamatan di Cianjur mengalami kekeringan, termasuk wilayah potensial yang selama ini menjadi lumbung padi Cianjur, namun tidak separah tahun sebelumnya karena sumber air masih ada meski debit nya berkurang.
"Agar petani tetap dapat mengairi sawahnya dibutuhkan pompa untuk menyedot air dari sungai atau saluran irigasi yang debit nya terus berkurang. Harapan kami kemarau tidak berlangsung lama dan produksi pertanian tidak sampai menurun tajam," katanya.
Camat Tanggeung, Sofian Sauri, mengatakan delapan desa di kecamatan tersebut mengalami kekeringan sehingga warga kesulitan mendapatkan air bersih karena sumber mata air mengering, setiap hari warga harus menempuh jarak sekitar 3 kilometer untuk mendapatkan air bersih.
"Saat ini pembangunan sumur sedang ditambah agar warga tidak lagi kesulitan mendapatkan air bersih karena sebagian besar wilayah selatan menjadi langganan kekeringan saat musim kemarau," katanya.
Sedangkan untuk lahan pertanian tambah dia, petani di Kecamatan Tanggeung lebih memilih beralih menanam palawija sebelum masuk musim kemarau karena tidak membutuhkan banyak air, sambil menunggu masuk musim penghujan untuk menanam padi.
Baca juga: PMI Cianjur distribusi 150 ribu liter air bersih ke wilayah terdampak kekeringan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Bupati Kabupaten Cianjur, Herman Suherman saat dihubungi di Cianjur, Senin, mengatakan sejak satu pekan terakhir banyak mendapat laporan warga di sejumlah wilayah di Cianjur mulai dari wilayah timur, utara dan selatan kesulitan mendapatkan air bersih karena dampak musim kemarau.
Baca juga: BPBD Cianjur distribusikan air bersih ke warga sampai malam
"Kami sudah siapkan delapan titik sumur bor untuk mengatasi dampak musim kemarau khususnya di wilayah selatan yang sulit dijangkau tangki air bersih, kalau untuk wilayah kota, utara dan timur dibantu lima tangki air bersih milik Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Cianjur dan PMI," katanya.
Tidak hanya kebutuhan air bersih warga, pihaknya juga meminta Dinas Pertanian Cianjur, memberikan bantuan pompa untuk kelompok tani yang kesulitan mendapatkan air guna mengairi sawahnya, sehingga petani tidak mengalami gagal panen dan hasil produksi menurun.
Saat ini, ungkap Bupati Cianjur, lebih dari 18 kecamatan di Cianjur mengalami kekeringan, termasuk wilayah potensial yang selama ini menjadi lumbung padi Cianjur, namun tidak separah tahun sebelumnya karena sumber air masih ada meski debit nya berkurang.
"Agar petani tetap dapat mengairi sawahnya dibutuhkan pompa untuk menyedot air dari sungai atau saluran irigasi yang debit nya terus berkurang. Harapan kami kemarau tidak berlangsung lama dan produksi pertanian tidak sampai menurun tajam," katanya.
Camat Tanggeung, Sofian Sauri, mengatakan delapan desa di kecamatan tersebut mengalami kekeringan sehingga warga kesulitan mendapatkan air bersih karena sumber mata air mengering, setiap hari warga harus menempuh jarak sekitar 3 kilometer untuk mendapatkan air bersih.
"Saat ini pembangunan sumur sedang ditambah agar warga tidak lagi kesulitan mendapatkan air bersih karena sebagian besar wilayah selatan menjadi langganan kekeringan saat musim kemarau," katanya.
Sedangkan untuk lahan pertanian tambah dia, petani di Kecamatan Tanggeung lebih memilih beralih menanam palawija sebelum masuk musim kemarau karena tidak membutuhkan banyak air, sambil menunggu masuk musim penghujan untuk menanam padi.
Baca juga: PMI Cianjur distribusi 150 ribu liter air bersih ke wilayah terdampak kekeringan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023