Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat mendistribusikan 2.710 alat antropometri ke setiap desa dan kelurahan yang tersebar di 42 kecamatan sebagai alat mengukur kondisi tubuh anak sebagai salah satu cara mendeteksi kasus stunting atau gagal tumbuh pada anak.

"Kita mendapatkan sekitar 2.710 antropometri yang disebar untuk 421 desa dan 21 kelurahan," kata Bupati Garut Garut Rudy Gunawan saat acara Gerakan Bersama Intervensi Stunting dengan program Temukan, Obati, Sayangi, Balita Stunting (TOSS) di Kampung Cikole Hilir, Desa Wanasari, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut, Selasa.

Ia menuturkan pengadaan alat antropometri anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk Kabupaten Garut dalam rangka menanggulangi kasus stunting.

Pemkab Garut, kata dia, saat ini sedang melakukan gerakan penanggulangan masalah stunting dengan menyelenggarakan penimbangan, pengukuran terhadap bayi stunting.

"Nah, kami melakukan peluncurannya hari ini, kami ini ada antropometri yang baru dari DAK ya, yang sekarang kita pergunakan," katanya.

Ia menyampaikan Pemkab Garut selama ini terus melakukan langkah konkret untuk membantu masyarakat yang mengalami stunting atau gagal tumbuh.

Upaya yang dilakukan pemerintah, kata dia, dengan memberikan bantuan pangan tambahan maupun asupan gizi lainnya. Kemudian terus memantau setiap perkembangannya agar mereka bisa tumbuh baik menjadi generasi bangsa berkualitas.

"Kita lakukan langkah konkret, baik dari pemerintah maupun dari masyarakat untuk membantu saudara kita yang gagal tumbuh (stunting) supaya dia menjadi generasi emas, menjadi anak yang pintar, anak yang shaleh, dan tentu anak yang sehat," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Garut Leli Yuliani menambahkan kegiatan itu mencakup penimbangan, pengukuran, dan pemeriksaan status imunisasi anak di Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), kemudian pemberian makanan tambahan (PMT) berupa susu, telur, dan sembako.

Ia menyampaikan terkait peralatan penunjang, seperti antropometri, karena selama ini belum dimiliki oleh semua posyandu yang tercatat di Garut sebanyak 4.000 posyandu, begitu juga yang sudah memiliki alatnya di tahun anggaran lalu perlu dicek kembali masih berfungsi atau tidak.

"Nanti kita lihat alatnya masih bagus atau tidak, kalau memang masih bagus bisa digunakan, kalau sudah rusak kita ajukan juga untuk anggaran di 2024," katanya.

Ia berharap program TOSS yang saat ini digelar oleh Pemkab Garut dapat mengatasi permasalahn kasus stunting di Garut, salah satunya difokuskan di Kecamatan Wanaraja.

"Di sini kita mencari balita stunting di wilayah kerja Wanaraja ini, kemudian kita ukur, kita timbang ya, kita lihat buku KIA-nya, kita lihat status imunisasinya lengkap enggak, terus ditimbang, diukur, apakah dia masih stunting atau tidak," katanya.



 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023