Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura (DPPPH) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memberikan bantuan pompa air untuk kelompok tani terdampak kekeringan di 12 kecamatan agar produksi pertanian tidak mengalami penurunan yang drastis.
Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan DPPPH Cianjur, Dandan Hendayana di Cianjur, Senin, mengatakan masuknya musim kemarau membuat sejumlah wilayah di Cianjur mengalami kekeringan sehingga sekitar 317 hektare sawah di 12 kecamatan terdampak kekeringan.
"Akibatnya tingkat produksi gabah tahun 2023 terancam hilang sebanyak 1.500 ton dari total target 800 ribu ton. Maka untuk menekan angka kehilangan tersebut, kami memberikan bantuan pompa air agar target produksi gabah tahun 2023 tetap tercapai," katanya.
Pihaknya melakukan koordinasi lintas dinas untuk melakukan berbagai antisipasi termasuk memaksimalkan pendistribusian pasokan air di sejumlah saluran irigasi yang selama ini tidak terlalu terpengaruh dengan musim kemarau karena merupakan saluran induk.
"Dampak kekeringan tahun ini masih dalam batas normal terdapat di sebagian besar wilayah selatan seperti Agrabinta, Sindangbarang, Cidaun dan Pagelaran, untuk wilayah timur seperti Haurwangi, Sukaluyu dan Mande sedangkan sisanya terbesar di wilayah utara," katanya.
Pihaknya merinci dari total 317 hektare, seluas 27 hektare terdampak sedang, 49 hektare terdampak ringan, dan 241 hektare terancam, namun hasil produksi gabah tidak terlalu besar yang hilang sehingga target 800 ribu ton tetap dapat tercapai di akhir tahun.
"Kami optimis hasil produksi yang hilang karena kemarau tidak membuat angka pencapaian target produksi tahun 2023 terganggu. Bahkan di sejumlah wilayah yang tidak terdampak seperti tahun sebelumnya mengalami surplus," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan DPPPH Cianjur, Dandan Hendayana di Cianjur, Senin, mengatakan masuknya musim kemarau membuat sejumlah wilayah di Cianjur mengalami kekeringan sehingga sekitar 317 hektare sawah di 12 kecamatan terdampak kekeringan.
"Akibatnya tingkat produksi gabah tahun 2023 terancam hilang sebanyak 1.500 ton dari total target 800 ribu ton. Maka untuk menekan angka kehilangan tersebut, kami memberikan bantuan pompa air agar target produksi gabah tahun 2023 tetap tercapai," katanya.
Pihaknya melakukan koordinasi lintas dinas untuk melakukan berbagai antisipasi termasuk memaksimalkan pendistribusian pasokan air di sejumlah saluran irigasi yang selama ini tidak terlalu terpengaruh dengan musim kemarau karena merupakan saluran induk.
"Dampak kekeringan tahun ini masih dalam batas normal terdapat di sebagian besar wilayah selatan seperti Agrabinta, Sindangbarang, Cidaun dan Pagelaran, untuk wilayah timur seperti Haurwangi, Sukaluyu dan Mande sedangkan sisanya terbesar di wilayah utara," katanya.
Pihaknya merinci dari total 317 hektare, seluas 27 hektare terdampak sedang, 49 hektare terdampak ringan, dan 241 hektare terancam, namun hasil produksi gabah tidak terlalu besar yang hilang sehingga target 800 ribu ton tetap dapat tercapai di akhir tahun.
"Kami optimis hasil produksi yang hilang karena kemarau tidak membuat angka pencapaian target produksi tahun 2023 terganggu. Bahkan di sejumlah wilayah yang tidak terdampak seperti tahun sebelumnya mengalami surplus," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023