Pemerintah Kota Bandung mengupayakan penambahan kamera pengawas (CCTV) dan lampu penerangan jalan umum (PJU) untuk meminimalkan aksi kejahatan, termasuk anarkisme dari anggota geng motor.
"Haruslah itu, kami akan coba terus usulkan pada dewan (DPRD Kota Bandung) yang terhormat, kebutuhan akan ini adalah suatu keniscayaan," kata Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna di Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis.
Keperluan akan CCTV dan lampu jalan itu merupakan suatu keniscayaan, karena jika hanya mengandalkan indera manusia saja, maka tidak cukup untuk mengawasi dan menjaga keamanan. Apalagi, tambahnya, jumlah personel keamanan yang ada juga terbatas dan perlu dukungan lebih besar.
"Jika mengandalkan indera manusia, dengan jumlah personel yang meski saya tak tahu persis berapa kekuatan kepolisian, termasuk Satpol PP yang hanya 400, saya pikir mungkin enggak cukup untuk meng-cover wilayah kami," ucap Ema.
Meskipun secara geografis hanya seluas 167,31 kilometer persegi, Kota Bandung memiliki potensi kerawanan cukup besar karena statusnya sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, kota pendidikan, kota hiburan, dan kota tujuan wisata.
"Jadi, meski luas tidak seberapa, tapi potensi kerawanannya besar karena Bandung ini kan kota tujuan dari mana pun, dengan berbagai fungsi yang ada. Sehingga, dengan daya tarik itu, banyak orang tinggal di Kota Bandung. Saya yakin yang tinggal mayoritas orang-orang baik, tapi selalu saja ada oknum-oknum yang ingin memanfaatkan situasi," katanya.
Untuk diketahui, dalam dua pekan terakhir, kejahatan di Kota Bandung cukup menarik perhatian masyarakat, terutama terkait aksi kejahatan geng motor di mana tercatat ada tiga aksi kriminal yang diduga kuat dilakukan oleh geng motor.
Pada Kamis (18/5), geng motor melakukan aksi pengeroyokan terhadap seorang anggota TNI beserta istrinya di jalan raya kawasan Gegerkalong Hilir, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung. Polisi menduga geng motor yang melakukan aksi itu berjumlah empat orang.
Dari aksi kejahatan jalanan itu, anggota TNI tersebut mengalami luka-luka hingga sempat dilarikan ke rumah sakit dan istrinya mengalami luka memar ringan.
Selanjutnya, aksi kriminal oleh geng motor itu juga terjadi di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Minggu (21/5), tepatnya di sekitar Apartemen Panoramic. Akibatnya, pemuda berinisial AN (22) menjadi korban atas aksi pengeroyokan itu.
Selain mengalami luka-luka, motor milik AN pun dibawa kabur oleh geng motor setelah pengeroyokan. Para pelaku pun diduga melakukan penganiayaan itu dengan stik bisbol.
Masih pada hari yang sama, aksi geng motor juga terjadi di kawasan Antapani, Jalan Terusan Jakarta, Kota Bandung. Aksi itu diketahui dari rekaman video kamera pengawas di sekitar lokasi.
Dari rekaman video yang diterima, tampak seorang pengendara motor terjatuh di jalan dan dikejar oleh sejumlah orang. Lalu, pengendara motor itu tampak dikeroyok oleh sejumlah orang tersebut.
Aksi pengeroyokan itu pun sempat menyebabkan lalu lintas kendaraan sempat terganggu. Kemudian, pada video itu, tampak beberapa orang kabur menggunakan sepeda motor.
"Haruslah itu, kami akan coba terus usulkan pada dewan (DPRD Kota Bandung) yang terhormat, kebutuhan akan ini adalah suatu keniscayaan," kata Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna di Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis.
Keperluan akan CCTV dan lampu jalan itu merupakan suatu keniscayaan, karena jika hanya mengandalkan indera manusia saja, maka tidak cukup untuk mengawasi dan menjaga keamanan. Apalagi, tambahnya, jumlah personel keamanan yang ada juga terbatas dan perlu dukungan lebih besar.
"Jika mengandalkan indera manusia, dengan jumlah personel yang meski saya tak tahu persis berapa kekuatan kepolisian, termasuk Satpol PP yang hanya 400, saya pikir mungkin enggak cukup untuk meng-cover wilayah kami," ucap Ema.
Meskipun secara geografis hanya seluas 167,31 kilometer persegi, Kota Bandung memiliki potensi kerawanan cukup besar karena statusnya sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, kota pendidikan, kota hiburan, dan kota tujuan wisata.
"Jadi, meski luas tidak seberapa, tapi potensi kerawanannya besar karena Bandung ini kan kota tujuan dari mana pun, dengan berbagai fungsi yang ada. Sehingga, dengan daya tarik itu, banyak orang tinggal di Kota Bandung. Saya yakin yang tinggal mayoritas orang-orang baik, tapi selalu saja ada oknum-oknum yang ingin memanfaatkan situasi," katanya.
Untuk diketahui, dalam dua pekan terakhir, kejahatan di Kota Bandung cukup menarik perhatian masyarakat, terutama terkait aksi kejahatan geng motor di mana tercatat ada tiga aksi kriminal yang diduga kuat dilakukan oleh geng motor.
Pada Kamis (18/5), geng motor melakukan aksi pengeroyokan terhadap seorang anggota TNI beserta istrinya di jalan raya kawasan Gegerkalong Hilir, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung. Polisi menduga geng motor yang melakukan aksi itu berjumlah empat orang.
Dari aksi kejahatan jalanan itu, anggota TNI tersebut mengalami luka-luka hingga sempat dilarikan ke rumah sakit dan istrinya mengalami luka memar ringan.
Selanjutnya, aksi kriminal oleh geng motor itu juga terjadi di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Minggu (21/5), tepatnya di sekitar Apartemen Panoramic. Akibatnya, pemuda berinisial AN (22) menjadi korban atas aksi pengeroyokan itu.
Selain mengalami luka-luka, motor milik AN pun dibawa kabur oleh geng motor setelah pengeroyokan. Para pelaku pun diduga melakukan penganiayaan itu dengan stik bisbol.
Masih pada hari yang sama, aksi geng motor juga terjadi di kawasan Antapani, Jalan Terusan Jakarta, Kota Bandung. Aksi itu diketahui dari rekaman video kamera pengawas di sekitar lokasi.
Dari rekaman video yang diterima, tampak seorang pengendara motor terjatuh di jalan dan dikejar oleh sejumlah orang. Lalu, pengendara motor itu tampak dikeroyok oleh sejumlah orang tersebut.
Aksi pengeroyokan itu pun sempat menyebabkan lalu lintas kendaraan sempat terganggu. Kemudian, pada video itu, tampak beberapa orang kabur menggunakan sepeda motor.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023