Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung di Provinsi Jawa Barat menyatakan bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti sudah sangat penuh sehingga kurang optimal untuk menangani sampah di wilayah Bandung Raya.
"TPA Sarimukti yang menampung sampah wilayah Bandung Raya saat ini sudah sangat penuh, sehingga menyebabkan kurang optimalnya operasi TPA," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Asep Kusumah sebagaimana dikutip dalam siaran pers pemerintah daerah di Bandung, Rabu.
Faktor lain yang membuat penanganan sampah di TPA Sarimukti kurang optimal, menurut dia, meliputi waktu operasional yang hanya sampai pukul 17.00 WIB serta keterbatasan zona pembuangan dan alat berat.
Ia mengatakan bahwa hanya ada satu zona pembuangan yang masih bisa digunakan serta tiga alat berat di TPA Sarimukti.
"Ditambah curah hujan yang tinggi, membuat jalan di TPA jadi sulit untuk dilalui," kata Asep, menambahkan, kondisi yang demikian menghambat pengangkutan sampah.
Asep mengatakan bahwa Badan Pengelola Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung sedang berupaya melakukan reaktivasi TPA Sarimukti untuk menangani sampah di Bandung Raya.
Menurut dia, hingga 4 Mei 2023 hanya Zona 3 saja yang dapat dimanfaatkan untuk menampung sampah sehingga sampah yang bisa diangkut ke TPA berkurang sampai 50 persen.
"Saat ini proses reaktivasi TPA Sarimukti dilakukan di Zona 1 dengan luas mencapai 3,4 hektare, dikarenakan Zona 4 TPA Sarimukti sudah tidak bisa menampung lagi sampah," katanya.
Guna mengatasi masalah sampah, ia menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Bandung menerapkan sistem pengelolaan sampah berbasis individu, rumah tangga, RW, desa, kecamatan, dan kawasan sesuai Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2022 tentang Pengolahan Sampah.
"Amanat aturan ini diperkuat juga dengan dukungan program dan pendanaan seperti program bank sampah tematik, pengadaan magot, budi daya lele, dan lain sebagainya sebagai solusi sekarang dan untuk ke depannya," kata Asep.
Menurut dia, Kabupaten Bandung juga sudah memiliki 164 TPS 3R.
"Lalu ada penambahan 31 armada pengangkutan sampah dari tahun 2016 sampai 2022," katanya.
Selain itu, ia melanjutkan, ada Pusat Edukasi Pengolahan Sampah (Puspa) di Kelurahan Jelekong dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Cicukang-Oxbow di Desa Mekarahayu.
"Pada 2023 dibangun TPST di Citaliktik Soreang dan di Jelekong, Baleendah, dengan kapasitas masing-masing 10 sampai 20 ton," katanya.
Ia mengatakan bahwa pemerintah kabupaten pada 2024 akan membangun TPST di Kecamatan Nagreg dan eks-TPA Babakan di Kecamatan Arjasari dengan kapasitas 30 sampai 50 ton.
"Semoga bisa menyelesaikan (masalah) sampah di Kabupaten Bandung," kata Asep.
Mengenai sampah yang menumpuk dan menimbulkan bau menyengat di area seperti Pasar Sehat Cileunyi dan Pasar Baleendah, Asep mengatakan bahwa sampah tersebut tidak hanya berasal dari pasar, tetapi juga dari permukiman warga di sekitarnya.
"Misal di Baleendah, sedikitnya ada 10 perumahan dan beberapa RW yang ada di sekitaran Pasar Baleendah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"TPA Sarimukti yang menampung sampah wilayah Bandung Raya saat ini sudah sangat penuh, sehingga menyebabkan kurang optimalnya operasi TPA," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Asep Kusumah sebagaimana dikutip dalam siaran pers pemerintah daerah di Bandung, Rabu.
Faktor lain yang membuat penanganan sampah di TPA Sarimukti kurang optimal, menurut dia, meliputi waktu operasional yang hanya sampai pukul 17.00 WIB serta keterbatasan zona pembuangan dan alat berat.
Ia mengatakan bahwa hanya ada satu zona pembuangan yang masih bisa digunakan serta tiga alat berat di TPA Sarimukti.
"Ditambah curah hujan yang tinggi, membuat jalan di TPA jadi sulit untuk dilalui," kata Asep, menambahkan, kondisi yang demikian menghambat pengangkutan sampah.
Asep mengatakan bahwa Badan Pengelola Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung sedang berupaya melakukan reaktivasi TPA Sarimukti untuk menangani sampah di Bandung Raya.
Menurut dia, hingga 4 Mei 2023 hanya Zona 3 saja yang dapat dimanfaatkan untuk menampung sampah sehingga sampah yang bisa diangkut ke TPA berkurang sampai 50 persen.
"Saat ini proses reaktivasi TPA Sarimukti dilakukan di Zona 1 dengan luas mencapai 3,4 hektare, dikarenakan Zona 4 TPA Sarimukti sudah tidak bisa menampung lagi sampah," katanya.
Guna mengatasi masalah sampah, ia menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Bandung menerapkan sistem pengelolaan sampah berbasis individu, rumah tangga, RW, desa, kecamatan, dan kawasan sesuai Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2022 tentang Pengolahan Sampah.
"Amanat aturan ini diperkuat juga dengan dukungan program dan pendanaan seperti program bank sampah tematik, pengadaan magot, budi daya lele, dan lain sebagainya sebagai solusi sekarang dan untuk ke depannya," kata Asep.
Menurut dia, Kabupaten Bandung juga sudah memiliki 164 TPS 3R.
"Lalu ada penambahan 31 armada pengangkutan sampah dari tahun 2016 sampai 2022," katanya.
Selain itu, ia melanjutkan, ada Pusat Edukasi Pengolahan Sampah (Puspa) di Kelurahan Jelekong dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Cicukang-Oxbow di Desa Mekarahayu.
"Pada 2023 dibangun TPST di Citaliktik Soreang dan di Jelekong, Baleendah, dengan kapasitas masing-masing 10 sampai 20 ton," katanya.
Ia mengatakan bahwa pemerintah kabupaten pada 2024 akan membangun TPST di Kecamatan Nagreg dan eks-TPA Babakan di Kecamatan Arjasari dengan kapasitas 30 sampai 50 ton.
"Semoga bisa menyelesaikan (masalah) sampah di Kabupaten Bandung," kata Asep.
Mengenai sampah yang menumpuk dan menimbulkan bau menyengat di area seperti Pasar Sehat Cileunyi dan Pasar Baleendah, Asep mengatakan bahwa sampah tersebut tidak hanya berasal dari pasar, tetapi juga dari permukiman warga di sekitarnya.
"Misal di Baleendah, sedikitnya ada 10 perumahan dan beberapa RW yang ada di sekitaran Pasar Baleendah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023