Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Senin menurun di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya untuk melawan inflasi.
Rupiah pada Senin ditutup melemah 89 poin atau 0,61 persen ke posisi Rp14.794 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.705 per dolar AS.
"Untuk pergerakan USDIDR hari ini ditopang oleh sentimen potensi kenaikan nilai suku bunga The Fed yang disampaikan oleh gubernur The Fed menyusul inflasi AS yang masih jauh dari sasaran," kata analis ICDX Revandra Aritama kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Revandra menuturkan potensi kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin disebut mampu mendorong penurunan inflasi lebih lanjut untuk semakin mendekati target 2 persen.
Pasar uang sekarang memperkirakan peluang sekitar 81 persen bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan, naik dari peluang sekitar 69 persen minggu lalu.
Ekspektasi inflasi jangka pendek juga meningkat, dengan pembacaan awal April oleh University of Michigan menunjukkan bahwa ekspektasi inflasi satu tahun naik menjadi 4,6 persen dari 3,6 persen pada Maret.
Dolar AS menguat setelah Gubernur Federal Reserve Christopher Waller, salah satu hawkish terbesar bank sentral pada suku bunga, dalam sebuah pidatonya pada Jumat (14/4/2023) mengatakan dia menginginkan lebih banyak pengetatan moneter meskipun ada bukti bahwa inflasi di Amerika Serikat turun dari tertinggi empat dekade.
Menurut dia, kebijakan moneter harus tetap ketat untuk jangka waktu yang cukup lama, dan lebih lama dari yang diantisipasi pasar.
Inflasi indeks harga konsumen (IHK) AS pada Rabu (12/4/2023) dilaporkan mencapai 5 persen secara tahun ke tahun pada Maret, melemah dari 6 persen pada Februari.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah turun di tengah meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga Fed
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Rupiah pada Senin ditutup melemah 89 poin atau 0,61 persen ke posisi Rp14.794 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.705 per dolar AS.
"Untuk pergerakan USDIDR hari ini ditopang oleh sentimen potensi kenaikan nilai suku bunga The Fed yang disampaikan oleh gubernur The Fed menyusul inflasi AS yang masih jauh dari sasaran," kata analis ICDX Revandra Aritama kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Revandra menuturkan potensi kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin disebut mampu mendorong penurunan inflasi lebih lanjut untuk semakin mendekati target 2 persen.
Pasar uang sekarang memperkirakan peluang sekitar 81 persen bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan, naik dari peluang sekitar 69 persen minggu lalu.
Ekspektasi inflasi jangka pendek juga meningkat, dengan pembacaan awal April oleh University of Michigan menunjukkan bahwa ekspektasi inflasi satu tahun naik menjadi 4,6 persen dari 3,6 persen pada Maret.
Dolar AS menguat setelah Gubernur Federal Reserve Christopher Waller, salah satu hawkish terbesar bank sentral pada suku bunga, dalam sebuah pidatonya pada Jumat (14/4/2023) mengatakan dia menginginkan lebih banyak pengetatan moneter meskipun ada bukti bahwa inflasi di Amerika Serikat turun dari tertinggi empat dekade.
Menurut dia, kebijakan moneter harus tetap ketat untuk jangka waktu yang cukup lama, dan lebih lama dari yang diantisipasi pasar.
Inflasi indeks harga konsumen (IHK) AS pada Rabu (12/4/2023) dilaporkan mencapai 5 persen secara tahun ke tahun pada Maret, melemah dari 6 persen pada Februari.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah turun di tengah meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga Fed
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023