Pengusaha kopi di Cianjur, Jawa Barat, melakukan berbagai kegiatan promosi kopi khas Cianjur baik robusta dan arabica termasuk menggelar lomba meracik kopi setiap tahun dengan bahan utama kopi Cianjur.

Ketua Komunitas Ngopi Cianjur, Henry Ahadinuari di Cianjur Senin, mengatakan Cianjur merupakan surga bagi penikmat kopi karena jenis robusta dan arabica tumbuh subur di hampir seluruh kecamatan yang memiliki ketinggian di atas 1.000 mdpl.

Baca juga: Spektrum - Mengembalikan kejayaan kopi Cianjur untuk mendunia

"Sebagian besar wilayah Cianjur penghasil kopi arabika, mulai dari kecamatan Sukaremsi di wilayah utara hingga Sukanagara di wilayah Selatan. Untuk robusta ada di Kecamatan Sukaresmi, Pacet dan Cipanas, dengan standar mutu biji kopi yang sudah teruji secara nasional," katanya.

Bahkan dalam kegiatan lomba yang digelar setiap tahun di Cianjur, banyak dihadiri penyaji kopi atau barista dari berbagai kota di Indonesia dengan kopi Cianjur sebagai bahan utama racikan yang mereka olah menjadi sajian kopi yang berbeda dari kopi harian.

Kopi Cianjur sebagai bahan utama, ungkap Henry, merupakan salah satu cara panitia untuk memperkenalkan jenis kopi yang memiliki keasaman yang khas untuk lebih dikenal dan dibawa masing-masing barista ke daerah asalnya, sehingga nama kopi Cianjur semakin dikenal.

"Event tahunan ini, sengaja kita gelar sebagai upaya terus mendongkrak popularitas kopi Cianjur, setiap bulan-nya untuk kebutuhan lokal saja 1 ton per bulan seperti kopi Sarongge, Sukadana, Sukanagara, Ciseureuh, untuk arabica dan Cibulao untuk robusta," katanya.
Sementara Insiator Kopi Sarongge, Tosca Santoso, mengatakan sejak beberapa tahun terakhir luasan kebun kopi di Cianjur, mengalami penurunan karena petani lebih memilih berhenti menggarap lahan karena biaya operasional yang cukup tinggi meski mereka mengolah hutan rakyat.

"Kurang perhatian pemerintah membuat petani kesulitan mengembangkan kebunnya karena modal yang dibutuhkan cukup besar terlebih untuk membeli pupuk yang cukup mahal dan sulit didapat, sehingga banyak yang beralih menanam sayur mayur atau palawija," katanya.

Baca juga: Pemkab dukung petani kembalikan kejayaan kopi Cianjur

Sedangkan terkait perubahan iklim tutur mantan Dewan Pengawas LKBN Antara itu, sedikit berpengaruh terhadap produksi kopi yang saat ini memiliki pasar yang cukup tinggi baik dalam dan luar negeri, sehingga berbagai upaya dilakukan petani untuk tetap menghasilkan uang.

"Perubahan iklim sudah pasti berpengaruh pada produksi tanaman kopi untuk jenis robutas, berbeda dengan arabica yang tidak terlalu terpengaruh dengan perubahan iklim, sehingga pola tanam dan panen sudah diatur sebagai upaya antisipasi dan pemupuk-kan," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023