Antarajawabarat.com,27/3 - Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Garut, Jawa Barat, mencatat jumlah anak-anak yang terlantar tidak mendapatkan haknya mencapai 40 ribuan orang lebih.
"Anak terlantar di Garut jumlahya cukup tinggi diatas 40 ribu, penyebabnya beberapa faktor, diantaranya kemiskinan, orang tua tidak harmonis, dan salah urus," kata Kepala Seksi Pengembangan Sosial, Dinsosnakertrans, Kabupaten Garut, Dadang Bunyamin kepada wartawan, Selasa.
Ia menjelaskan, anak terlantar terbagi beberapa kategori diantarannya anak terlantar murni, anak jalanan, dan anak nakal korban narkotika.
Kategori anak terlantar murni, kata Dadang, yang tidak tepenuhi kebutuhan hak dasar anak seperti makan tiga kali sehari, tetapi hanya mendapatkan dua kali makan.
"Faktor ekonomi orang tua anak miskin bisa menjadi penyebab kebutuhan dasar anak tidak dapat terpenuhi," katanya.
Ia mengungkapkan, anak terlantar murni jumlahnya lebih banyak mencapai 80 persen, sedangkan anak jalanan hanya dua persen atau sebanyak 724 anak, sisanya terbagi dalam beberapa persen kategori lain.
"Anak terlantar murni itu memang lebih banyak, karena tersebar hingga ke pelosok daerah," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah sudah berupaya menangani anak terlantar tesebut dengan melakukan penertiban anak jalanan oleh Satpol PP.
Selanjutnya, kata Dadang, kerjasama dengan lembaga kesejahteraan sosial di Garut untuk menyerahkan anak ke panti yang dikelola Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat.
"Anak jalanan yang terjaring kita kirim ke panti yang dikelola oleh provinsi," katanya.***4***
Feri P
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013
"Anak terlantar di Garut jumlahya cukup tinggi diatas 40 ribu, penyebabnya beberapa faktor, diantaranya kemiskinan, orang tua tidak harmonis, dan salah urus," kata Kepala Seksi Pengembangan Sosial, Dinsosnakertrans, Kabupaten Garut, Dadang Bunyamin kepada wartawan, Selasa.
Ia menjelaskan, anak terlantar terbagi beberapa kategori diantarannya anak terlantar murni, anak jalanan, dan anak nakal korban narkotika.
Kategori anak terlantar murni, kata Dadang, yang tidak tepenuhi kebutuhan hak dasar anak seperti makan tiga kali sehari, tetapi hanya mendapatkan dua kali makan.
"Faktor ekonomi orang tua anak miskin bisa menjadi penyebab kebutuhan dasar anak tidak dapat terpenuhi," katanya.
Ia mengungkapkan, anak terlantar murni jumlahnya lebih banyak mencapai 80 persen, sedangkan anak jalanan hanya dua persen atau sebanyak 724 anak, sisanya terbagi dalam beberapa persen kategori lain.
"Anak terlantar murni itu memang lebih banyak, karena tersebar hingga ke pelosok daerah," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah sudah berupaya menangani anak terlantar tesebut dengan melakukan penertiban anak jalanan oleh Satpol PP.
Selanjutnya, kata Dadang, kerjasama dengan lembaga kesejahteraan sosial di Garut untuk menyerahkan anak ke panti yang dikelola Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat.
"Anak jalanan yang terjaring kita kirim ke panti yang dikelola oleh provinsi," katanya.***4***
Feri P
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013