Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) masih melakukan survei di dua lokasi untuk pembangunan hunian tetap bagi korban gempa Cianjur, Jawa Barat.

"Kami masih melakukan pengukuran langsung, dan datanya nanti disampaikan oleh BMKG kepada pemerintah daerah dalam hal nanti untuk pembangunan hunian tetap," ujar Koordinator Peringatan Dini Gempa Bumi BMKG Sigit Pramono dalam konferensi pers pembaruan terkini gempa bumi Cianjur, Jawa Barat yang diikuti di Jakarta, Selasa.

Ia mengemukakan wilayah yang sedang dalam survei itu yakni di Kecamatan Mande seluas 4 hektare dan Kecamatan Cipendawa seluas 10 hektare.

Ia menambahkan terdapat satu wilayah yang sudah selesai dikaji, yakni Kecamatan Sirnagalih. Hasil dari kajian itu akan segera diinformasikan secara resmi oleh BMKG kepada pemerintah daerah.

Sigit mengatakan calon wilayah hunian tetap yang sedang disurvei itu merupakan hasil diskusi dan rekomendasi pemerintah daerah.

Kemudian, lanjut dia, BMKG akan menindaklanjuti dengan jenis metode dan pengukuran langsung di lapangan untuk mengoleksi datanya.

"Sampai akhirnya kami akan menghasilkan informasi yang selanjutnya akan direview pimpinan lembaga dan nanti akan secara resmi disampaikan kepada pemerintah daerah melalui pimpinan lembaga," paparnya.

Sebelumnya, korban bencana gempa bumi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, meminta pemerintah mempercepat proses relokasi tempat tinggal mereka menuju lokasi yang aman.

"Saya inginnya lebih cepat, lebih baik. Karena tempat pengungsian saya sekarang ini kabarnya sudah harus dibongkar beberapa hari lagi," kata pengungsi di Posko Kemensos Jalan Raya Cipanas, Memed Karmedi (50).
Sedangkan tempat tinggalnya di RT1 RW1 Desa Sukamanah, sebagian bangunannya ambruk terdampak gempa Magnitudo 5,6 pada 21 November 2022.

Memed mengaku tidak mempermasalahkan letak lahan yang nantinya akan diputuskan pemerintah sebagai lokasi baru tempat tinggalnya kelak.

Sementara itu Tim gabungan pencarian dan penyelamatan gempa bumi Cianjur, Jawa Barat, melaporkan jumlah pengungsi korban gempa bumi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, per Selasa sore mencapai 108.720 jiwa.

"BNPB bersama KemenPPPA dan UNFPA terus melanjutkan validasi jumlah titik pengungsian per hari ini pukul 15.00 WIB menjadi 39.985," kata Komandan Kodim 0608 Kabupaten Cianjur Letkol Arm Hariyanto saat memberikan keterangan pers di Pendopo Kabupaten Cianjur, Selasa.

Ia mengatakan, total pengungsi berjumlah 108.720 dengan rincian pengungsi laki-laki 52,987 dan pengungsi perempuan 55,733 jiwa.

Hari ini, distribusi logistik ke desa yang sulit diakses tetap dilakukan dengan menggunakan kendaraan roda dua berupa air mineral 100 dus, beras 2.600 kg, mie Instan 172 dus, obat-obatan 18 dus, selimut 495 pcs, perlengkapan ibadah 30 pcs, makanan dalam kemasan 52 pcs, terpal 229 lembar, paket sembako 400 pake, dan matras 450 lembar.

Selain dari BNPB, BPBD, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur, bantuan juga terus berdatangan dari donatur, lembaga non pemerintah, relawan, hingga kementerian/lembaga.

Hariyanto mengatakan, tim gabungan evakuasi pada hari ini menemukan empat jenazah korban hilang. Penemuan tersebut menambah jumlah korban meninggal dunia di wilayah itu menjadi 327 orang.

"Tim gabungan berhasil menemukan empat jenazah sehingga korban hilang tersisa lima orang," katanya.

Sementara itu, korban hilang pascagempa bumi bermagnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur bertambah menjadi 13 orang. Hal tersebut dikarenakan adanya laporan baru orang hilang dari kepala desa sebanyak delapan orang.

Berdasarkan laporan yang diterima ada laporan korban hilang tambahan pada Selasa pagi dari Desa Cijedil sebanyak enam orang dan dari Desa Mangunkarta sebanyak dua orang. Sehingga total korban hilang menjadi 13 jiwa.
 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG survei dua lokasi pembangunan hunian tetap korban gempa Cianjur

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022