Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, belum mengaktifkan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka hingga sepekan ke depan karena kondisi dan status tanggap darurat bencana (TDB) masih diberlakukan.
Kepala Disdikpora Cianjur, Akib Ibrahim di Cianjur, Senin, mengatakan pekan pertama Desember 2022, proses belajar mengajar masih diliburkan sambil menunggu keputusan dan pekan kedua akan disiapkan pola pembelajaran daring dan tatap muka.
"Untuk satu pekan ini, masih diliburkan karena sebagian besar bangunan sekolah rusak dan banyak yang ambruk, sehingga pola pembelajaran akan dirapatkan bersama. Namun pilihan sementara di pekan kedua setelah bencana kegiatan belajar tatap muka dan daring akan diterapkan," katanya.
Pihaknya mencatat akibat gempa bermagnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur, menyebabkan 368 bangunan SD dan SMP yang tersebar di tiga kecamatan yaitu Cianjur, Cugenang dan Pacet, rusak dengan berbagai kategori, sebagian besar tidak dapat digunakan untuk proses belajar mengajar tatap muka.
Untuk bangunan sekolah yang ambruk, pihaknya berencana menerapkan sistem belajar daring sampai dibangun kelas sementara dan bangunan yang rusak kembali diperbaiki atau dibangun ulang. Hal yang sama diberlakukan untuk bangunan yang rawan ambruk karena retak di bagian dindingnya.
"Kita tidak boleh larut karena kasihan anak didik yang baru masuk harus libur kembali karena bencana, Cianjur harus segera bangkit termasuk pendidikan harus kembali berjalan maksimal," katanya.
Terkait pembangunan kembali ruang kelas yang rusak dan sekolah yang ambruk, pihaknya menunggu rekomendasi dari Dinas PUTR Cianjur yang masih melakukan pendataan.
"Kami berharap segera dibangun kembali agar proses belajar mengajar kembali normal," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Cianjur belum aktifkan belajar-mengajar karena kondisi darurat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Kepala Disdikpora Cianjur, Akib Ibrahim di Cianjur, Senin, mengatakan pekan pertama Desember 2022, proses belajar mengajar masih diliburkan sambil menunggu keputusan dan pekan kedua akan disiapkan pola pembelajaran daring dan tatap muka.
"Untuk satu pekan ini, masih diliburkan karena sebagian besar bangunan sekolah rusak dan banyak yang ambruk, sehingga pola pembelajaran akan dirapatkan bersama. Namun pilihan sementara di pekan kedua setelah bencana kegiatan belajar tatap muka dan daring akan diterapkan," katanya.
Pihaknya mencatat akibat gempa bermagnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur, menyebabkan 368 bangunan SD dan SMP yang tersebar di tiga kecamatan yaitu Cianjur, Cugenang dan Pacet, rusak dengan berbagai kategori, sebagian besar tidak dapat digunakan untuk proses belajar mengajar tatap muka.
Untuk bangunan sekolah yang ambruk, pihaknya berencana menerapkan sistem belajar daring sampai dibangun kelas sementara dan bangunan yang rusak kembali diperbaiki atau dibangun ulang. Hal yang sama diberlakukan untuk bangunan yang rawan ambruk karena retak di bagian dindingnya.
"Kita tidak boleh larut karena kasihan anak didik yang baru masuk harus libur kembali karena bencana, Cianjur harus segera bangkit termasuk pendidikan harus kembali berjalan maksimal," katanya.
Terkait pembangunan kembali ruang kelas yang rusak dan sekolah yang ambruk, pihaknya menunggu rekomendasi dari Dinas PUTR Cianjur yang masih melakukan pendataan.
"Kami berharap segera dibangun kembali agar proses belajar mengajar kembali normal," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Cianjur belum aktifkan belajar-mengajar karena kondisi darurat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022