Gempa susulan masih terasa di Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa sekitar pukul 13.44 WIB getaran gempa cukup kuat terasa menggoyang permukaan tanah.
Pantauan ANTARA di Posko Penanggulangan Bencana Brimob Polri di Jalan Raya Cianjur-Cipanas gentaran gempa terasa kuat menggoyang permukaan tanah, hingga menggetarkan kursi yang diduduki.
Sejumlah warga penyintas gempa yang mengungsi di Posko Penanggulangan Bencana Brimob Polri menampakkan wajah tidak terlalu panik.
“Kami udah puluhan kali ngerasain gempa susulan gini,” kata Dadang Sukirman, salah satu warga yang mengungsi.
Menurut dia, gempa pertama pada Senin (21/11) sekitar pukul 13.00 WIB lebih besar dibanding gempa-gempa susulan.
“Itu mah sampe bergoyang-goyang, ada satu menit lebih, rumah saya sampai rubuh,” kata dia.
Ia bersama istri dan tiga anaknya serta satu cucunya mengungsi di Posko Penanggulangan Bencana Brimob Polri.
Selain rumahnya ambruk, dia dan istri juga luka robek di kepala hingga harus dijahit. Namun tidak dirawat di rumah sakit dikarenakan kondisi rumah sakit yang sudah penuh oleh korban gempa lainnya.
Pos Penanggulangan Bencana Brimob Polri dilengkapi tenda pleton dengan kasus lipat untuk warga yang mengungsi, termasuk untuk anggota Brimob yang beristirahat.
Di posko tersebut juga tersedia satu unit kendaraan dapur lapangan, mobil tangki air, kendaraan toilet, serta layanan pemeriksaan kesehatan dari Pusdokes Polri.
Dari laporan BMKG, gempa Bumi terjadi pukul 13.21 WIB, Senin, 21 November 2022. Gempa berpusat di 10 km arah barat daya dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dengan kedalaman gempa 10 km. Gempa tidak berpotensi tsunami.
Data sementara yang dihimpun Pusdokes Polri per pukul 10.50 WIB, jumlah korban meninggal dunia sebanyak 117 orang, korban luka ringan 336 orang dan luka berat 34 orang.
Dari 117 korban meninggal dunia, sebanyak 113 telah teridentifikasi, sisanya belum teridentifikasi. Polri menurunkan Tim DVI Polri untuk membantu mengidentifikasi korban gempa.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhajdir Effendy menyebut gempa susulan yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, semakin melemah seiring berjalannya waktu.Sejak gempa pertama yang terjadi pada Senin (21/11), menurutnya sudah ada sekitar 122 gempa susulan yang terjadi. Dengan melemahnya getaran, ia pun meminta masyarakat untuk tidak khawatir lagi.
Baca juga: BPBD Jawa Barat kirim dukungan logistik dan peralatan ke lokasi gempa Cianjur
"Sudah terjadi 122 kali, tapi semakin lemah, kami mohon sosialisasi kepada warga untuk tidak terlalu panik," kata Muhajdir Effendy di Pendopo Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa.
Dia mengatakan pemerintah menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa bencana yang merenggut nyawa sekitar seratusan orang tersebut. Terlebih lagi, menurutnya mayoritas korban merupakan anak-anak.
Untuk itu, ia pun memutuskan agar posko koordinasi berlokasi di Pendopo Cianjur atau Kantor Bupati Cianjur. Sehingga menurutnya masyarakat yang ingin mencari informasi bisa menghubungi posko koordinasi di Pendopo Cianjur.
Baca juga: BNPB tangani desa-desa terisolasi di Cianjur pascagempa
"Mengenai masa darurat akan ditangani secepat mungkin. Karena semakin cepat semakin baik sehingga memperingkas, memperpendek penderitaan korban," kata Muhadjir.
Sementara itu, Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan pada Selasa ini kepala desa beserta Bhabinkamtibmas dan Babinsa di setiap wilayah bakal melakukan pendataan lebih lanjut untuk pemutakhiran data dampak dari gempa.
"Mudah-mudahan nanti siang bisa update secara berkala, saya ingin tidak perlu lama, kasihan warga saya, mereka trauma, keluarga meninggal dan sebagainya," kata Herman.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gempa susulan masih terasa di Cugenang Cianjur
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022